Jumat, 13 Juli 2012

catatan kecil

Candi

Kemarin saya menemani seorang kerabat dari Belanda yang ingin mengunjungi Candi Borobudur. Memang bagi kami ini bukan kunjungan yang pertama. Namun yang menjadikan ini "pertama" adalah kami mengunjunginya ketika senja tiba dan nuansanya memang berbeda. Berbeda bukan dalam artian bangunan candinya berubah, tetapi komposisi warna hitam batu candi, punggung Menoreh yang berwarna hijau gelap dan langit senja yang bernuansa keemasan. Pemandangan yang sangat indah bahkan untuk sekedar direkam dalam kamera pun saya kira tetap lebih indah ketika ia saya rekam di otak saya.

Di sela-sela kekaguman saya berdiri di atas susunan batu yang luar biasa rumit dan eksotis itu saya berandai-andai dalam tanya yang tentu tak terjawab. Saya bertanya-tanya, "apa gerangan yang sedang dipikirkan oleh para wisatawan dalam dan luar negeri yang sedang menginjakkan telapak kakinya di bangunan megah ini?" Apakah sekedar foto-foto lalu disebar di dunia maya sehingga banyak teman "berkerumun dan berkicau" di sana? Apakah sekedar tidak dianggap "kamseupay" oleh orang lain? entahlah barangkali ada banyak macam hal yang mereka niatkan ketika kaki menginjak Borobudur yang megah.

Kalau diperhatikan dengan lebih jeli, kita akan menemukan perbedaan orang yang benar-benar ingin datang ke sana karena ingin pulang membawa sesuatu atau hanya sekadar ingin "uptodate" biar tidak dianggap kuper. Bahkan yang paling menggelikan saya adalah seorang wanita yang menurut ukuran mode masa kini tentulah ia masuk kategori cantik dan bergaya. Dia mendatangi 3 orang remaja dari Perancis kalau menilik logat mereka berbicara. Dengan bahasa tarzan si wanita mengajak 3 remaja ala justin beiber ini untuk berfoto bersamanya. Kerabat saya dari belanda bertanya apakah mereka itu artis? saya bilang mereka bertiga bukan artis. mereka sama seperti wisatawan internasional lainnya. Dan itu menggelikan bagi saya karena setelah wanita itu ada seorang bapak dan putrinya meminta tiga remaja lelaki asal Perancis ini berfoto dengannya. Alamak....barangkali sosok tiga remaja ala justin asal Perancis ini jauh lebih menarik ketimbang stupa kaku yang diam di sana. Sontak saja ini menjadi dagelan bagi kami semua...oh, lucunya orang Indonesia ini ya, sekalipun saya juga aseli Indonesia tapi "nggak segitunya juga kaleeeee..." hahahahhaha.

Hanya beberapa orang yang saya amati benar-benar menganggumi keindahan ceruk dan lekuk Borobudur. Dengan jasa seorang pengantar yang bercerita panjang lebar tentang Borobudur mereka mendengarkan dengan khusyuk. Ini yang namanya "menghargai" :)

Saya sendiri punya impian yang sederhana dengan Candi Borobudur. Saya ingin datang ke sana ketika sepi pengunjung dan saya benar-benar ingin memahami setiap relief yang menjadi dokumentasi kala itu dan tidak hanya mempelajarinya saya ingin memahami falsafah di balik setiap lekuk bangunannya karena saya terlanjur jatuh cinta pada Candi Borobudur (dan semua candi yang pernah saya datangi ^_^ )

Kunjungan kali ini saya sempat menjelaskan kepada ketiga keponakan saya yang ikut saat itu tentang "kuncian" yang membuat Borobudur dibangun tanpa semen.

Kuncian
Bagi orang lain ini mungkin bukan hal baru tapi bagi mereka yang masih kelas 3 SD, 4 SD, dan 6 SD adalah sesuatu yang baru. Dan saya selalu senang berbagi informasi dengan mereka yang saban hari dijejali games pc. Mereka takjub menyaksikan cerukan yang menjadi kuncian saat itu dan pada akhirnya mereka membanggakan setiap orang yang sudah berjerih lelah membangun Candi Borobudur. Sedikit informasi sudah mampu membuat mereka  MENCINTAI DAN MENGHARGAI KARYA BANGSA SENDIRI. Maka bayangkan kalau dalam setiap liburan mereka diajak mengunjungi tempat-tempat yang tidak hanya indah namun ada sejarah dan kisah dibaliknya? saya yakin mereka akan tumbuh menjadi anak yang bangga menjadi orang Indonesia sekalipun citra negatif tentang orang Indonesia sudah kondang setidaknya mereka mampu mencintai bangsa ini secara proposional.

Maka kunjungan saya kali ini ke Candi Borobudur menjadi kunjungan yang berkesan karena kesempatan menyaksikan senja dari pucuk Borobodur dan berbagi bersama dengan "3 teman kecil" saya informasi yang menggugah kecintaan mereka akan Indonesia!

 

 

Wonosobo, juli 2012

Y. defrita R.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar