Senin, 15 Desember 2008

ReSoLusi Taon Baru???


menghitung hari...detik demi detik... yup...tinggal beberapa hari lagi tahun 2008 akan berakhir dan akan menjelang tahun 2009. kita akan segera meninggalkan 2008...walaupun bagi saya ada banyak hal yang berkesan di tahun 2008 yang melekat kuat di benak saya...dan adapula kesedihan dan air mata di 2008...yang juga sama berkesannya. well, bagaimanapun juga itu semua bagian dari 2008 dan sebentar akan segera masuk dalam kotak berlabel 2008 dan saya akan membuka kotak berlabel 2009 plus mengisinya dengan berbagai hal. nah, pada umumnya untuk mengisi tahun baru, orang akan membuat resolusi tahun baru. merencanakan berbagai macam hal yang baik2 bagi kehidupan di tahun baru. tapi kebiasaan ini tidak berlaku bagi saya sama sekali!!!! why???saya sudah capek musti bikin resolusi tahunan....hiks3 ujung2nya saya jadi depresi sendiri tatkala ada satu atau dua point di dalam resolusi itu yang kagak kesampean....hiks3 sedih jadinya. dan dasar emang saya orang MelKol akronim dari Melankholik Kholerik maka saya akan sangat tertekan dan parahnya saya akan membuat Laporan Tahunan dengan bunyi seperti ini: I"M FAILED!!!! huauuuaaaa...hancur lah hati ini..
itulah sebabnya saya ogah bikin resolusi tahunan seperti yang dilakukan kebanyakan orang. saya lebih memilih jalur aman bagi diri saya yaitu "Let it Flow" aja. yah, jalanin aja detik demi detik, meint, jam, hari, minggu, bulan di tahun 2009 dengan segudang tantangan, pengalaman, air mata, tawa, petualangan dan macem-macem lainnya....pokoknya jalanin aja... =D
teman saya pernah bilang kalo saya ini aneh karena dia enggan mengatakan saya unik...lantaran di satu sisi saya sangat ketat dengan schedule...dan sangat terprogram..ogah ama yang "mendadak dangdut"...bahkan mungkin kurang fleksibel...tapi dia heran bin shock tatkala dia tahu saya adalah salah satu dari sekian orang yang ogah bikin resolusi tahunan...dia terkekeh-kekeh menertawakan diri saya! dia bilang saya paradoks!!! huahahahaha....dalam rangka membela diri saya bilang aja begini,"ngapain bikin resolusi kalo kamu juga gak bakalan termotivasi buat ngewujutin resolusimu...percuma tau!!!" he3...akhirnya dia ngaku juga kalo dia sebenarnya juga enggan bikin resolusi tahunan....karena sulit bagi dia mewujudkan semua yang dia cita-citakan.
saya nggak bermaksud membuat pembaca jadi males bikin resolusi atau parahnya lagi memandang sinis mereka yang every year bikin resolusi. sebenarnya niat dari resolusi itu baik. membuat kita termotivasi dan terfokus buat ngisi tahun baru dengan hal-hal yang positif....dan sapa tahu sebenarnya itu "obat ampuh" untuk bikin kita jadi semangat menapaki tahun yang baru?! tapi ya di satu sisi, dibutuhkan ketaatan terhadap apa yang sudah kita resolusikan...dan dibutuhkan faktor X...ini istilah saya untuk yang namanya "Faktor Campur Tangan Tuhan" sebagai wujud Providentia Dei alias Penyelenggaraan Tuhan....
anyway, bikin resolusi gak ada jeleknya juga...dan gak bikin pun kayak saya ini ya gak apa apa...intinya bukan soal mau bikin resolusi apa nggak...intinya adalah Bagaimana dan dengan apa sich saya dan Anda akan mengisi tahun baru? sehingga ketika tahun itu terlampaui kita dapat menutupnya sambil tersenyum puas tanpa penyesalan...dan mulai buka tahun yang baru lagi....
akhir kata, selamat tinggal tahun 2008 dan selamat datang tahun 2009!!!!!


note:
  • sengaja saya tulis ini jauh-jauh hari sebelum pergantian tahun, biar ada waktu bagi pembaca untuk menyiapkan diri menyambut tahun baru, entah dengan bikin resolusi atau cuma nongkrong sama keluarga dan teman sambil menanti detik-detik pergantian tahun! oh ya, ini bukan pesan sponsor: syukuri dan hargai kebersamaan menyambut pergantian tahun baru bareng keluarga, teman atau pacar! he3....SELAMAT TINGGAL TAHUN 2008 DAN SELAMAT DATANG TAHUN 2009!!!!
  • soal gambar...he3 mungkin pembaca merasa antara gambar dengan artikel tidak nyambung. ya emang! gambar itu sengaja saya pasang di sini biar saya tetep bersemangat mengejar impian saya: pengen punya rumah deket pantai!!! pasti menyenangkan ^_* yah, untuk mewujudkan itu dibutuhkan kerja keras dari sekarang, misalnya nabung...jadi gambar itu nangkring di sana dengan tujuan untuk menyemangati saya! tapi, model rumahnya gak kayak gitu kok... he3.


JOY TO THE WORLD....



Joy to the world the Lord has come
let us receive His king
let every heart prepare Him room
and heaven and nature sing
and heaven and nature sing.....


Lagu-lagu Natal mulai berkumandang di telinga. Syahdu terdengar. Mengantar ingatan pada kenangan merayakan Natal bersama keluarga. Bagi kebanyakan orang Kristen, Natal adalah peristiwa penuh sukacita. Biasanya gereja akan dihias sedemikian rupa indahnya. Majelis dan aktivis sibuk menyusun program kegiatan untuk merayakan Natal. Pohon-pohon cemara laku keras di pasaran. Segala macam ornamen Natal tergantung di etalase-etalase toko menarik setiap mata yang melihat. Natal memang bukan hanya mendatangkan sukacita bagi umat Nasrani namun juga mendatangkan uang bagi pebisnis yang jeli melihat pasar.

Ditengah gegap gempitanya kita merayakan Natal ada sebagian besar orang yang tengah bergulat dengan kehidupan ini. Ada anak-anak yang harus hidup di tengah lingkungan yang kejam dan keras. Mereka tidak memiliki masa depan yang cerah. Akses pendidikan dan kesehatan di negeri ini pun hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang. Belum lagi orang-orang yang setiap hari akrab dengan kemiskinan. Mereka bergulat demi sesuap nasi. Mereka hidup ditengah kemajuan teknologi dan informasi yang menerjang negeri ini. Mereka ada ditengah dunia kapitalis yang menggilas setiap orang yang tak memiliki modal. Ini baru sekelumit dari wajah negeri kita yang disingkap. Bagaimana mereka bisa merasakan kegembiraan Natal? Dan apa arti Natal bagi mereka?

Segala keindahan Natal yang tercermin dalam ornamen, lagu, liturgi ataupun acara-acara Natal seakan bungkam terhadap masalah-masalah itu. Ya memang Natal bukan resep mujarab yang dapat menjawab aneka rupa permasalahan di sekitar kita. Natal adalah peristiwa di mana Allah bersikap terhadap penderitaan di dunia. Allah tidak memerintah dari singgasanaNya di Surga namun menjelma dalam rupa bayi yang tergolek di palungan hina. Allah menjelma manusia untuk turut merasakan suka derita manusia.

Natal memang bukan jawaban instan untuk setiap penderitaan dan justru karena itu Natal mengajak kita untuk berani bersikap terhadap realita penderitaan di bumi. Natal bukan hanya sekedar aktivitas religius belaka. Natal mengundang dan menantang saya juga Anda untuk berani bersikap terhadap penderitaan dan masalah-masalah di sekitar kita. Berani berbela rasa sama seperti Allah yang menjelma manusia di Betlehem. Dan biarlah Sukacita itu hadir di bumi (Joy to the world!), hadir di hati kita dan menyeruak keluar ke sekeliling kita!!

Selamat menyambut tantangan Natal!

Soli Deo Gloria.


note: ini pohon natal "instan" yang saya comot dari persediaan yang ada...he..he...itung-itung mengobati kerinduan akan suasana natal di rumah....(maklum nyaris 3 tahun ini saya tidak pernah natalan dan tahun baru-an di rumah bareng fam...hiks3 T_T...tapi it's ok...dengan ngeliat ini pohon kerinduan itu sudah cukup terobati....

oh ya...artikel ini pada awalnya saya buat untuk majalah KDM yaitu Welcoming and Sharing...yang terbit di kampus dan dikelola oleh KDM (Kelompok Doa Meditatif) entah untuk edisi Natal ini sudah naik cetak ato belum. saya juga amat sadar bahwa tidak semua pernah atau tahu tentang majalah ini, maka saya tampilkan artikel ini di blog saya...selamat membaca!!!!

Senin, 01 Desember 2008

Oleh-oleh dari retreat part II...

Minggu pagi, 30 November 2008...
pagi ini agenda kami adalah mengikuti misa di Kapel Robertus Bellarnimus di belakang wisma Realino. dari tempat kami menginap...cukup berjalan kaki selama 3-5 menit ke arah timur maka kita akan segera menjumpai bangunan gereja yang menempati kompleks kampus Sadhar. rupanya kami belum terlalu terlambat datang tetapi kok ya sulit dapat tempat duduk? kami hilir mudik mencari tempat duduk tetapi jua kami dapati. akhirnya setelah menengok ke kanan dan kiri, dapat juga tempat duduk walaupun posisi amat sangat tidak strategis tetapi ya lumayanlah daripada di parkiran. saya dan Prof. E.G.S duduk di bagian sayap gereja. sedang teman-teman lain entah duduk di bagian mana. rupanya minggu ini adalah minggu advent pertama (astaganaga...saya benar-benar tidak ingat lagi..namun Romo itu telah mengingatkan saya bahwa sekarang sudah advent pertama itu artinya liturgi malam natal dan ibadah natal keluarga harus segera saya bikin dan kirim ke GKI Jember...ampun Tuhan,,,saya terjangkit amnesia selektif rupanya) dan ada ritual pembaptisan. tema minggu advent pertamanya adalah "Apakah aku sudah bertanggung jawab terhadap kehidupan ku?" wah, saya tertarik dengan temanya saya menduga tema ini akan dikupas dalam homili si Romo...terntaya eh ternyata...Romo tidak mengupas apapun soal tema minggu advent ini!!!! alamak...terus umat harus menafsirkan sendiri begitu? entahlah...saya berdoa semoga yang hadir mampu memahami perkataan Romo yang bertugas minggu ini....
setelah mengikuti misa, kami berjalan kaki lagi kembali ke wisma dan melanjutkan dengan refleksi II yang masih dibawakan oleh Prof. E.G.S. kali ini beliau mengambil dari 1 Yohanes 4:7-21 dengan tema "Di dalam cinta kasih tidak ada ketakutan". ada beberapa hal yang menarik bagi saya, yaitu:
1).bahan ini masih terkait dengan refleksi kemarin malam. kalo kemarin kita diharapkan mampu meyadari keberadaan kita sebagai anak-anak Allah yang sudah semestinya mewujudkan cinta kasih pada HARI INI. maka pertanyaan yang muncul, Bagaimanakah kita hidup hari ini dengan menjalankan kasih?????
Yohanes menyebutkan bahwa ada sesuatu yang menjadi penghalang bagi kita untuk menjalankan kasih dengan sepenuh-penuhnya. bukan dosa yang menjadi penghalang, bukan pula amarah atau kebencian...melainkan KETAKUTAN!!!! ketakutan yang paling hebat adalah TAKUT TIDAK DITERIMA alias TERTOLAK! hal tersebut dapat muncul dari trauma-trauma masa lalu dalam pergaulan / relasi dengan sesama.. dan ketakutan terbesar adalah tidak diterima karena diri sendiri adalah salah kedaden dan pihak yang tidak menerima adalah masyarakat sendiri.
yohanes menamakan penolakan ini sebagai hukuman. kesalahan kita adalah kita sering menganggap hukuman itu sebagai hukuman dari Allah. padahal nih ya...ALLAH TIDAK MENGHUKUM DAN TIDAK MENGHAKIMI...DIA HANYA MENCINTAI SAJA. dan kalau ALLAH MENCINTAI berarti kita diterima...kita diterima sebagai anak-anak ALLAH.
kalau kita mau melakukan perbuatan kasih, kita tidak berangkat dari hukuman atau penolakan melainkan dari penerimaan!!! why? kita sudah diterima, didamaikan, diruwat kalo orang jawa bilang..ruwatan Allah itu ya melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus! Ruwatan ini menjadikan kita ciptaan baru yaitu anak-anak Allah yang harus mampu melakukan kasih...
tapi jangan kira ini proses instan. tidak! hidup baru sebagai anak-anak Allah tidak berlangsung secara instan...butuh proses!!! hari ini disusul dengan hari ini yang berikutnya dan seterusnya..dan kita berjuang untuk semakin lama semakin berani hidup dalam kasih dan akhirnya mengalami bahwa kita tidak ketakutan lagi!
2). ketakutan itu wujud ketidakpercayaan, bukan cuma tidak percaya pada Allah tetapi juga pada sesama manusia. pengalaman keseharian kita juga menunjukkan bahwa orang yang paling kita cintai sekalipun seringkali tidak dapat dipercayai atau diandalkan!!!! dan dibalik mulut manis kata-kata indah mereka seringkali sebenarnya terdapat PENOLAKAN terhadap kita!!!!! nah pengalaman ini seringkali kita proyeksikan kepada Allah dalam bentuk ketidak percayaan kita akan kasih Allah yang tidak menolak kita....
saya teringat doa saya dalam ibadah pertama dalam retreat ini...saya berdoa agar Allah memulihkan saya dan jangan menolak saya...jangan-jangan saya telah salah melihat Allah. artinya, pengalaman-pengalaman tertolak atau ditelantarkan telah menjadikan saya memproyeksikan itu pada Allah...padahal Allah hanya mencintai saya tidak menolak saya sekalipun sesama saya menolak!!! dan saya jadi bercermin pada diri saya sendiri...ketakutan-ketakutan yang muncul dari pengalaman tertolak dan ditelantarkan barangkali telah membuat saya mengandalkan ketakutan itu dan berusaha melindungi diri dari berbagai hal yang menakutkan...termasuk hubungan personal yang serius dan berdasarkan kasih...dan akhirnya hubungan atau relasi saya dengan sesama sangat dangkal....dan seperlunya saja!
hidup tanpa ketakutan itu dijalankan dalam kepercayaan, beriman dan berharap kepada Tuhan...dan percaya kepada sesama manusia... walaupun saya dan Anda akan sering dikhianati, dikecewakan, ditolak, dan ditelantarkan...namun kita tetap harus menjalankan kehidupan ini tanpa ketakutan...biar takut asal jalan terus...lama-kelamaan juga tidak takut lagi....
yah..refleksi ke-2 ini seperti hendak memberi jawab atas apa yang saya alami. saya seperti mendapat moment "AHA" plus gambar lampu yang menyala terang di atas kepala saya...he3...yah saya merasa biar sesama menolak saya tidak menerima keberadaan saya...saya tidak takut untuk tetap menjalin relasi penuh kasih dengan mereka dan terlebih lagi saya dikuatkan dengan kenyataan bahwa ALLAH TIDAK AKAN MENOLAK SAYA!!!! i'm so happy!!!!
inilah yang dapat saya bagikan untuk bekal perjalanan hidup kita masing-masing...semoga bermanfaat...

Oleh-oleh dari retreat....

Hari Sabtu, 29 November 2008 jam 16.30...saya dan beberapa teman meluncur ke jalan Affandi tepatnya di kampus Sadhar gejayan. saya dan teman-teman akan bersama-sama mengikuti retreat kelompok doa meditatif UKDW. sore itu kami tiba di halaman kampus Sadhar, sementara retreat akan berlangsung di wisma Realino. kami berjalan menyusuri halaman kampus yang luas, teduh namun lengang...hanya nampak beberapa mahasiswa yang masih nongkrong di parkiran. setelah sedikit berputar-putar mencari "pintu masuk" ke wisma Realino, akhirnya...ini pun berkat petunjuk satpam...kami menemukan pintu masuk wisma Realino...fiuh!!!
jujur saja saya baru kali pertama menginjakkan kaki di ubin wisma realino. kesan pertama saya: bangunannya klasik...namun sangat tenang...teduh karena ada beberapa pohon mangga dan sukun yang mengisi halaman tengah dalam...pas untuk retreat...begitu kesan saya. di sana sudah ada beberapa teman yang tiba lebih dulu mereka menunjukkan dimana kamar saya. perjalanan ke kamar saya pun jadi tidak biasa karena bentuk fisik gedung ini begitu klasik dan menawarkan keteduhan. saya menempati kamar nomor 3...saya dan 3 teman yang lain akan melepas lelah di sana. sore ini belum ada kegiatan apa-apa selain kudapan sore hari(yang tidak saya makan) dan obrolan ringan di antara saya dan teman-teman.
jam tangan saya menunjukkan bahwa sekarang sudah pukul 6 malam, sesuai acara maka sekarang adalah tiba saatnya ibadah pertama. kami segera turun ke suatu ruangan yang sudah diatur sedemikian rupa...ada meja putih di depan, lalu dua lilin yang menyala, salib berwarna perak, dan icon Yesus Kristus...saya menduga itu icon Yesus Pantokrator karena Dia membawa kitab di tangan kiri-Nya...entahlah saya tidak terlalu yakin. ibadah pertama ini menggunakan doa dan nyanyian dari Taize...
sudah lama saya tidak mengikuti ibadah taize...terakhir itu tahun lalu pas ada Ziarah Iman di Bumi, yang dihadiri oleh Bruder Alois (prior di Taize) di Yogyakarta. ibadah kali ini terasa berbeda lantaran suasana juga berbeda. peserta retret dibatasi hanya 25 orang tetapi yang hadir 21 orang...peserta sedikit justru menciptakan ketenangan dalam peribadahan sore itu...
kami tidak bercakap-cakap satu sama lain...agaknya saya dan teman-teman mencoba menghayati keheningan yang sudah mahal harganya dan langka...khususnya dalam hidup keseharian saya. di tengah keheningan itu saya hanya mengucapkan kalimat "Tuhan,,pulihkan aku...jangan tolak aku..."hanya kata-kata itu yang saya ucapkan dalam keheningan batin saya.
saya tidak meminta kekayaan...kepandaian...kekuasaan..saya hanya meminta Dia memulihkan saya...dan tidak menolak saya untuk datang menghampirinya. ini yang paling saya butuhkan saat ini...
seusai ibadah kami makan malam bersama dan sebelumnya diawali dengan doa makan, kami menyanyikan salah satu lagu taize sebagai doa makan kami.. setelah kenyang, kami masuk dalam Refleksi I yang dibawakan oleh Prof. E.Gerrit Singgih...refleksi beliau diambil dari 1 Yohanes 3:19-24 "Allah lebih besar daripada hati kita". di dalam perenungan itu, beliau mengungkapkan beberapa hal yang menarik dan menggugah bagi saya, yaitu:
1) seringkali dalam kehidupan ini kita menganggap bahwa diri kita seluruhnya adalah kesalahan alias "Salah kedaden". sehingga kita dikuasai oleh perasaan bersalah yang begitu hebat. sampai-sampai kita memandang hidup ini sebagai suatu kesalahan yang fatal! bahkan disadari atau tidak, di dalam struktur masyarakat kita, orang-orang seperti ini merasa tidak layak untuk duduk satu deretan dengan orang-orang lain. mereka merasa dipinggirkan. mereka merasa dianggap tidak ada.
2)Yohanes tidak bisa menerima hal tersebut dan disitulah justru letak penghiburan yang diberikan oleh Yohanes. Di ayat-ayat sebelumnya, Yohanes memberitahu kita siapa Allah itu. Allah adalah terang dan yang padanya tidak ada kegelapan (1 Yoh. 1:5). tetapi juga ia memberitahu kita siapakah kita, yaitu anak-anak Allah yang mampu berbuat kebenaran (1 Yoh.3:1). bahwa Allah lebih besar daripada anak-anak Allah bukan merupakan suatu yang berakibat negatif bagi hidup kita yang lebih kecil daripada Allah. sebaliknya, keberadaan Allah yang sedemikian itu menyebabkan kita dapat mengatasi keterbatasan kita, termasuk merasa diri kita seluruhnya adalah kesalah alias salah kedaden itu tadi. kalau kita menyadari bahwa Allah lebih besar daripada hati kita, niscaya kita tidak akan menilai diri kita sebagai sebuah kesalahan. mereka yang dapat menyadari bahwa Allah lebih besar daripada perasaan salah kedaden , akan bangkit dan menyediakan diri untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan kasih. siapa yang mengasihi itu lahir dari Allah dan adalah anak Allah. kenyataan bahwa saya dan Anda adalah anak Allah sepatutnya membawa kita pada kesadaran bahwa kita harus berbuat kasih hari ini! bukan besok atau kemarin! mengutip kata-kata Master Sifu dalam film Kungfu Panda," Yesterday is history, tomorrow is mystery, but to-day is a gift!"
3) apa yang diungkapkan oleh Prof. E. Gerrit S. mengajak saya untuk serta merta sadar bahwa seringkali saya hidup di masa lalu...di yesterday...atau melompat ke masa depan...sehingga saya kurang menghayati hidup hari ini! Prof. E.G. S. mengingatkan bahwa kita musti berkonsentrasi dalam menjalani hari ini...karena hari ini adalah keabadian...lupakan masa lalu...jangan pula hidup di masa depan...tetapi hiduplah hari ini...pemahaman seperti ini jelas membantu saya atau kita semua barangkali untuk menerima keberadaan diri bukan sebagai suatu salah kedaden namun mensyukuri keberadaan diri sebagai Anak Allah yang Wajib melakukan tindakan kasih HARI INI!!!
refleksi malam itu sebenarnya banyak mengusik kami, namun karena keterbatasan waktu maka tidak semua dapat dibagikan dalam refleksi. tetapi seusai refleksi malam, beberapa dari kami masih melanjutkan dengan sharing pribadi...dan ada sebuah kesepakatan tak tertulis antara saya dan beberapa teman bahwa untuk menghayati hidup kita pada hari ini berarti seluruh eksistensi dan esensi kita juga hanya pada hari ini...itu tidak mudah tapi bukan berarti tidak bisa...kami menjadikan ini sebagai sebuah proses....
semoga bisa!!!
malam kami tuntaskan dengan ibadah malam yang diberi tajuk "Pesta Lilin". kami masih menggunakan doa dan nyanyian dari taize lengkap dengan pendarasan Mazmur. dan benar malam itu kamai saling berbagi cahaya...sebagai simbol penerimaan Kristus sebagai Sang TErang dalam hati kami dan tindakan membagi cahaya kami maknai sebagai kesediaan kami memberi pada sesama..
sebelum kami beranjak ke peraduan, Prof. E.G.S mengingatkan kami untuk terus berkonsentrasi menjalani hari ini yang hampir habis!...si Prof ada-ada aja...pake pesan sponsor segala...
yah, ini sekelumit oleh-oleh yang dapat saya bagikan untuk kita semua...semoga bermanfaat..

Kamis, 06 November 2008

What A friend we have in Jesus


What a friend we have in Jesus
all our sins and griefs to bear
what a privelege to carry
everything to God in prayer
o what peace we often forteit
o what needless pain we bear
all because we do not carry
everything to God in prayer

have we trials and temptations?
is there trouble anywhere?
we should never be discouraged!
take it to the Lord in prayer
can we find a friend so faithful
who will all our sorrows share?
Jesus knows our every weakness
take it to the Lord in prayer.

Are we weak and heavy laden
cumbered with a load of care
precious Saviour still our refuge
take it to the Lord in prayer
Do thy friend despise, forsake thee?
take it to the Lord in prayer
in His arms He'll take and shiled thee
Thou wilt find a solace there

lagu diatas adalah lagi ciptaan Joseph Medicott Scriven. Seorang pemuda Irlandia lulusan Trinity Collage di Dublin. Setelah lulus dari Trinity Collage dia bertunangan dengan gadis pujaan hatinya. selama bertahun-tahun mereka menjalin relasi yang baik dan sehat sehingga mereka memutuskan untuk menikah. namun naas, tunangan Scriven tewas karena tenggelam. di tengah kedukaan yang sangat hebat akibat kehilangan orang yang dia cintai, dia memutuskan pindah ke Kanada. dia berharap dapat memulai hidup yang baru di sana. di Kanada, Scriven menjadi guru.
kepindahannya ke Kanada bukan berarti membuat dia makin kuat namun justru dia merasa telah meninggalkan ibunya yang sakit-sakitan di Dublin. dia pun memutuskan untuk kembali ke tanah airnya dan merawat ibunya. pada saat itulah dia merasakan kehilangan dan ditinggalkan. dia kehilangan kekasih hatinya, ditinggalkan teman-temannya. keadaan yang sulit bagi Scriven. namun justru di tengah situasi yang muram itu Scriven menuliskan lagu What A Friend We Have in Jesus. lagu yang sangat indah. lagu ini menggambarkan Yesus Kristus sebagai sobat karib kita. ada di sebelah kita. selalu ada bagi kita. bahkan di saat kita lemah sekalipun, Dia ada. ketika satu persatu kawan pergi menjauh, Dia ada di samping kita. ketika harapan hampir sirna, Dia masih di sisi kita memberikan nyala pada harapan kita... yang kita perlukan hanyalah mendekat padaNya...duduk dan bercakap-cakap denganNya!

Jumat, 24 Oktober 2008

Membaca ulang Karl May


Membaca karya Karl May yang satu ini bagi saya memang tidak akan ada bosannya, walaupun sudah saya baca berkali-kali namun setiap kali saya membaca selalu ada hal yang menarik untuk dikunyah dirasakan dan ditelan.
baru-baru ini saya kembali membaca "Dan Damai Di Bumi". Novel karya Karl May ini agak berbeda dibanding karya-karya dia sebelumnya. karena pada novel ini, Karl May benar-benar mengadakan perjalanan ke Asia, ke tempat-tempat yang dia sebutkan pada novelnya. sebenarnya issue yang diangkat dalam novel ini adalah "PRASANGKA". menurut Karl May, pada waktu dia menuliskan novel ini, muncul sebuah Prasangka dari negeri Barat terhadap Timur. Prasangka bahwa segala sesuatu yang ada di Timur adalah KAFIR! dan bangsa Barat wajib membawa peradaban bagi Timur. sebuah awal Kolonialisme barangkali. dikisahkan dalam novel tersebut seorang misionaris yang berniat meng-kristenkan daratan Tiongkok. dia ditemani putrinya, Mary Waller. si Misionaris ini menelan mentah-mentah sabda pengutusan Yesus Kristus yang kurang lebih berisikan amanat agung untuk menjadikan seluruh bangsa muridnya dan membaptis mereka dalam namaNya. semangat itu dibakar pula oleh Prasangka Kebudayaan. bahwa segala yang dari Timur itu lebih rendah daripada Barat, termasuk kesopanan.
kisah ini terus terjalin dengan nada sama bahwa prasangka terhadap kebudayaan lain atau agama lain hanya akan medatangkan bencana bagi diri sendiri atau bagi orang lain.
menurut intepretasi saya, Karl May hendak menguak juga issue Pluralisme yang tentu saja saat dia hidup istilah ini belum ada. Namun pluralisme yang seperti apa? apakah merelativkan semua agama? apakah semua agama pada dasarnya sama?

Setiap agama memiliki kebenarannya sendiri-sendiri, dan bisa jadi itu memang benar! namun jangan dikira tidak ada standar kebenaran. Ada standar kebenaran, dan itu yang sedang kita upayakan. jangan mengulang kemahatololan (terimakasih Andrea Hirata untuk istilah ini) kaum Sofos yang mengganggap tidak ada kebenaran mutlak! tetapi sikap yang perlu kita bangun adalah belajar dari dan bersama dengan agama-agama lain tanpa melupakan identitas kita sendiri.

membaca ulang karya Karl May ini saya jadi terusik untuk bertanya apakah Karl May mewarisi pemikiran Raimundo Panikkar itu? saya rasa kok tidak ya, karena lebih dulu KArl May ketimbang Raimundo Panikkar. namun saya mencoba membaca Karl May dengan kacamata pemikiran Raimundo Panikkar tentang Kristus Kosmis. Raimundo Panikkar memahami bahwa ada Kristus Kosmis yang jangan pernah diidentifikasikan sebagai Yesus Kristus, berbeda!! pemikiran Raimundo Panikkar selaras dengan pemikiran Yohanes yaitu Logos (Pada mulanya adalah Logos... Yoh1:1). Kristus Kosmis ini mengejawantah dalam diri Yesus dari Nazaret yang diberi gelar Kristus, pada Sidharta Gautama, pada Muhammad, pada Krishna...ini implikasi dari pemikiran Raimundo Panikkar. di dalam setiap agama itu ada Kristus Kosmis yang mengejawantah, dan dikemas dalam kebudayaan setempat.

ayat yang sering dijadikan pegangan kaum eksklusif dan inklusif adalah "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup..." nah, apakah ayat ini eksklusif? tidak sama sekali! ayat ini jika dibaca secara runtut menggunakan kacamata Yohanes (ingat konsep berpikir Yohanes di pasal 1 ayat 1) sama sekali tidak hendak mengatakan bahwa hanya orang Kristen yang masuk surga! namun jika ayat ini dibaca dengan kacamata dogma gereja...ya implikasinya bisa ditebak "tidak ada keselamatan di luar gereja" bukankah begitu pengakuan gereja Katholik pra Konsili Vatican ke-2?! dan setelah KV 2 itu maka pemahaman gereja Katholik lebih lunak lagi. keselamatan ada pada tiap agama dengan jalan mereka masing-masing. ini paham Universalistik yang dianut Raimundo Panikkar. jika membaca dan menelaah pikiran Raimundo Panikkar saya merasa tidak perlu kuatir lagi, karena di Surga nanti saya akan berjumpa dengan teman-teman dan saudara yang berbeda agama...

menerima perbedaan bukan dengan permusuhan... bukan dengan prasangka namun dengan semangat untuk saling belajar tanpa melupakan identitas diri sendiri...barangkali bumi benar-benar damai!!!

Mollusca tanpa rumah


suatu malam di kamar mandi kontrakan saya ada seekor hewan yang nyaris mirip bentuknya dengan lintah atau pacet. semula saya mengira hanya satu, namun astaganaga...ternyata mereka ber-4!!!! yah, mereka nongkrong di kamar mandi saya setiap malam rupanya. pada mulanya saya jijik melihat hewan ini dan bersumpah tidak akan mau satu kamar mandi atau satu ruangan dengan hewan ini. saya berani bersumpah seperti ini karena kontrakan saya punya 2 kamar mandi. yang satu sangat besar dan biasa dijadikan tempat nongkrong hewan-hewan itu. sedangkan kamar mandi yang lain lebih kecil ukurannya dan nyaris tidak dikunjungi oleh hewan-hewan itu.

setiap kali saya melihat hewan itu nongkrong di kamar mandi, saya selalu merasa jijik dan lutut saya lemas. pernah suatu kali saking kagetnya saya teriak-teriak melihat hewan-hewan itu bergerombol!!!! otomatis teman-teman di kontrakan pada bangun dan menenangkan saya yang histeris melihat gerombolan hewan itu. barangkali kalian pada bingung kenapa saya sampai histeris seperti itu? teman saya bercerita bahwa hewan itu bisa menggigit manusia bahkan menghisap darahnya. teman yang lain bercerita bahwa hewan itu mampu melompat dan menempel kuat pada tubuh manusia! wah, kayak spiderman dong! tapi yang terakhir ini jelas amat sangat tidak masuk akal. karena kalo kita melihat anatomi tubuh hewan ini, saya yakin 1000% dia tidak memiliki otot atau tubuh yang aerodinamis yang memungkinkan dia melompat dan mencengkram kuat di kulit manusia. hewan ini cuma punya lendir!!

puncak dari kejengkelan saya karena keberadaan hewan itu adalah ketika suatu malam hewan-hewan itu menginvasi kamar mandi yang lebih kecil dan juga kamar mandi besar!!! saya benar-benar jengkel dan saya berjanji akan mencari tahu siapa hewan ini sebenarnya! malam itu saya terpaksa ke kamar mandi namun dengan perasaan jijik melihat hewan-hewan itu bergerombol di dinding kamar mandi!!! semalaman saya tidak bisa tidur nyenyak memikirkan siapa sebenarnya hewan-hewan itu.

benar saja, ketika hari sudah pagi saya putuskan untuk segera bergegas mandi dan ke kampus untuk on-line. saya benar-benar penasaran. saya jadi merasa mirip Thomas murid Yesus itu yang percaya karena melihat dan mengenal langsung!!!

voila!!!! akhirnya saya tahu hewan ini ternyata bernama "Mollusca Vaginula" alias "Siput tak bercangkang/ tak berumah". jadi sepanjang hidupnya dia tidak akan pernah memiliki rumah atau cangkang. hmmm...saya baru sadar bahwa memang postur tubuh hewan ini mirip sekali dengan lintah namun sekaligus dia memiliki antena. bukankah lintah tidak memiliki antena?? Aha!!! yah, hewan yang nongkrong di kamar mandi saya tiap malam itu benar-benar "Siput tak bercangkang".
dan ini yang membuat saya lebih bergembira lagi...hewan ini HERBIVORA!!! alias tidak menghisap darah atau makan daging!!! Wah...inilah puncak REKONSILIASI saya dengan hewan-hewan itu. dari informasi itu saya mampu menerima keberadaan mereka di kamar mandi saya.

learning points yang saya dapatkan adalah:
pertama, saya merasa kasihan dengan keberadaan hewan-hewan ini, WHY? karena memang dari awalnya mereka tidak akan pernah punya cangkang, namun yang lebih sial lagi...mereka tidak punya LAHAN. apa sebab? lahan-lahan kosong habis dijadikan bangunan beton. sekarang mereka cuman minta satu ubin di kamar mandi saya untuk mengadakan rendevouz dengan sanak familynya...kok saya sebagai manusia malah marah-marah dan jijik. padahal saya sedang berdiri di atas lahan mereka. karena lahan semakin sedikit tak heran kalau mereka dan sanak keluarganya menginvasi kamar mandi saya...it's ok!
kedua, dari peristiwa ini saya sadar bahwa saya mirip sekali dengan Thomas murid Yesus itu. saya punya curiousity yang besar dan akan percaya kalau saya melihat langsung atau ada fakta-fakta yang bisa dipertanggungjawabkan. ada sisi positifnya, saya tidak termakan desas desus begitus aja namun mencoba mencari tahu kebenaran beritanya. sisi negatifnya, rasio saya jalan tanpa keseimbangan hati. apa-apa harus ada pembuktiannya...

yah, itulah sekelumit kisah mengenai saya dan Mollusca tanpa rumah...

Selasa, 21 Oktober 2008

Do something with your nothing

hari senin kemarin, tepatnya tanggal 20 Oktober 2008 seperti biasanya di kontrakan diadakan Monday Morning Service. Dan saya kebagian jadi pemimpin ibadah ini. Pagi itu saya dan teman-teman kontrakan juga ada ibu Debora K.Tioso merenungkan Efesus 5:15-21 berdasarkan Our Daily Bread. judul artikel di ODB adalah "Do Something With Your Nothing". renungan ini berkisah tentang bagaimana kita menggunakan waktu luang kita.

pikiran saya kembali ke belakang, sewaktu saya masih duduk di bangku sekolah dasar. saya sangat senang jika semua PR saya sudah selesai. wah...rasanya lega banget! tapi saya waktu itu tidak sadar bahwa saya bisa menggunakan waktu luang itu untuk belajar yang lain. namun dasar anak-anak....saya tetap saja bermain dengan kawan-kawan saya.

ketika saya sudah remaja, waktu luang bagi saya bak barang mewah. nyaris tiap hari saya berjibaku dengan modul-modul pelajaran. sungguh melelahkan! dan jika ada sekali waktu luang saja saya pasti gunakan untuk istirahat, entah tidur, entah ngobrol dengan teman di telepon atau menggambar. namun paling sering saya pakai untuk menggambar. rasanya lega. segala kejenuhan...langsung hilang!

dan sekarang ketika saya sudah di bangku kuliah...waktu luang semakin sulit didapatkan. apa sudah nyaris punah ya? tentunya dalam putaran waktu saya istilah ini dimaksudkan. yah, nyaris tiap hari dari senin-kamis saya kuliah dari pagi sampai malam non stop...istilah saya dan teman-teman adalah "Kuliah dari terbit matahari sampai pada tenggelamnya".
fiuh...sangat melelahkan. biasanya pulang kuliah, langsung ke kontrakan. tidak pake acara mampir2. sampai di kontrakan langsung masuk kamar. mandi dan makan malam dengan teman-teman kontrakan. nah...di sini biasanya saya melepas semua kepenatan setelah seharian "Nyekolahin"otak. setelah itu ya...kembali ke kamar dan berjuan lagi di tengah tumpukan buku dan tugas yang sangat setia menanti...

waktu luang saya hanya jumat sampai minggu. wah...lama juga ya?! jangan salah! waktu 3 hari itu berasa sekejap aja kalau tidak waspada. pikir saya setiap jumat atau sabtu saya bisa leyeh-leyeh di rumah sambil baca buku, mendengarkan smooth jazz atau musik instrumental...wah...senangnya. hmmmm...namun itu hanya di "Dunia Khayal" saya. karena pada kenyataannya...setiap jumat saya rapat atau diskusi. sabtu? saya mengerjakan tugas untuk dikumpul hari senin. minggu? saya ke gereja. see, waktu luang sulit dicari.

tapi di satu sisi...waktu luang yang terlalu banyak bisa menjebloskan kita pada kemalasan . why? ya karena kita pikir"Ah, masih banyak waktu". pola pikir yang seperti ini tidak membawa orang pada perubahan yang berarti.

melalui renungan kemarin pagi, kami diingatkan untuk "Bijak menggunakan setiap waktu". sekedar berbagi nih, pernah ada yang cerita kalo orang udah tua biasanya mikirnya itu "Dari detik ke detik" bukan dari hari ke hari. karena mereka menyadari usia dah makin senja. kenapa tidak kita seperti mereka? berpikir bahwa "Hanya ada hari ini". besok itu masih misteri. dan kemarin itu masa lalu.

saya terhenyak dari lamunan, dan tersenyum berkata pada diri sendiri,"Dee, this is yor last day!!! do your task. no Tomorrow. no yesterday. only this day! bear your cross, whatever your cross today...just follow His step."
dan saya melangkah melewati rimba hari itu.

Senin, 13 Oktober 2008

sebuah doa sederhana...barangkali




aku berdiam di kesunyian
di keheningan baitMu Bapa
Tanpa kata dan tanpa bahasa
hanya menunggu Engkau Tuhan

Yesus Tuhanku Kau paling mengerti
rapuh hati ini
letih jiwa ini
jamah ya Tuhanku
jamah ya Tuhanku
sbab Engkaulah Tuhan yang paling mengerti

barangkali ketika kita berdoa, kita tidak hanya memaksa Tuhan mendengarkan kita. Namun kita perlu berdiam dalam keheningan untuk menanti Dia menyapa kita.
semoga pemaknaan ini dapat saya hidupi...

nderek Gusti Yesus?




Tadi pagi saya tertegun ketika mengikuti ibadah kampus yang memang biasa dilaksanakan pada hari senin dan diikuti oleh civitas akademika dan juga karyawan kampus. saya memang terlambat datang karena setiap hari senin pula di kontrakan saya ada Monday Morning Service (MMS). Saya hanya kebagian sedikit narasi dan lagu2 di ibadah kampus hari ini. hal yang membuat saya tertegun adalah ketika dalam ibadah disinggung mengenai Mengikut Yesus! Alamak!!! topik yang sangat sulit saya hidupi. Mengikut Yesus? Nderek Gusti Yesus? yang bener aja? sekarang ini? itulah respon saya ketika mendengar kalimat tersebut.
ditambah lagi dengan ajakan untuk mendengarkan lalu mengikuti Yesus. perhatikan kata-kata yang dipakai semuanya kata kerja! aktif! berarti ada respon secara aktif dari manusia untuk mengikuti Yesus...terlibat secara aktif di dunia. saya tertarik untuk mengurai kata mendengarkan. dalam bahasa inggris kita pernah minimal mendengar atau mengatakan kata obedience. kata ini dalam bahasa latin berarti mendengarkan. see...mendengarkan menuntut ketaatan. lalu baru bisa nderek Gusti Yesus.
di akhir ibadah kami menyanyikan lagu dari KJ yang kalau tidak salah Ku Mau berjalan dengan Juruselamatku. ada bagian dari lagu tersebut yang lagi-lagi membuat saya terkejut... begini kata-katanya:
Ku mau berjalan dengan Juruselamatku
di lembah berbunga dan berair sejuk
ya kemana saja aku kan mengikutNya
sampai aku tiba di negeri baka.

Nah... Nderek Gusti Yesus tidak hanya di lembah yang penuh bunga indah dan kicauan burung. tapi juga nderek Gusti Yesus saat jalan yang dilalui penuh dengan onak dan duri. Wah...kalau sudah begini mengikut Yesus bukan perkara gampang. tidak semudah mengucapkan pengakuan iman rasuli. cilakanya lagi, nderek Gusti Yesus itu ya berarti manut ke mana Gusti Yesus mengajak kita berjalan. mau jalannya susah...mau jalannya mudah...ya tetap harus manut sama Gusti Yesus. nderek mlampah mawon.

tiba-tiba saya membayangkan, kita berjalan bersama Yesus bersebelahan. ya...seperti icon Yesus dan sahabatNya itu. berjalan berdampingan. duh..kalau seperti ini setidaknya nderek Gusti Yesus itu tidak terlalu sulit..lha konco mlampahnya Gusti sendiri kok.

nah...bagaimana, apakah kita sanggup nderek Gusti Yesus?

Sabtu, 11 Oktober 2008

asyiknya belajar membatik

sabtu, 11 oktober 2008 saya dan beberapa teman dari kelas Metode melaksanakan aksi-refleksi ke tempat pembuatan batik di yogyakarta. maka pagi itu jam setengah 9 dengan menggunakan bis kopata nomor103 yang sudah kami carter, kami menuju ke tempat pembuatan batik. tempat pembuatan batik ini bernama KALPIKA. terletak di belakang Pasar Ngasem. berdekatan dengan Taman Sari. begitu tiba kami langsung disambut dengan sukacita oleh Pak Purnomo. Beliau tidak mengajari kami membatik melalui teori tetapi langsung praktek.
pertama, kami diberi kain putih selebar saputangan laki-laki.
kedua, kami diminta menggambar sendir motif yang akan kami batik. saya menggambar Yesus wayang yang sedang meredakan angin ribut. teman2 lain juga sangat antusias menggambar. kami kembali ke masa TK. masa2 menggambar dengan sangat leluasa.
ketiga, motif tadi musti di tutup dengan parafin. karena saya selesai pertama, maka saya yang pertama kali menebalkan garis2 dalam gambar saya menggunakan parafin cair. pada proses ini..saya merasa sangat kesulitan. mengapa? karena saya terbiasa melukis. sedangkan membatik tidak sama dengan melukis. dibutuhkan kesabaran. maka saya pelan-pelan menyatukan diri dengan gambar yang saya buat. pelan-pelan pula saya mulai dapat feel-nya.
keempat, gambar yang sudah diberi parafin disiram air sampai basah banget. setelah itu baru teknik pewarnaanya yang nyaris mirip dengan pewarnaan cat air. tapi jangan kira saya menggunakan kuas...saya menggunakan jari jemari saya untuk mewarnai dan meratakannya. setelah itu kain di jemur.
kelima, setelah kain setengah kering. kain dicelup larutan HCL dan asam nitrit. penggunaa kedua bahan kimia itu agar warna yang sudah kita beri tadi dapat terkunci alias tidak melebar ke bagian gambar yang lain. setelah itu ya dijemur lagi.
keenam, saya kembali mewarnai bagian yang lain demikian seterusnya sampai akhirnya saya harus menutupi gambar saya dengan parafin. kali ini pakai kuas. hal ini di lakukan agar warna tadi terkesan bertekstur.
proses terakhir adalah mencuci kain tadi dengan larutan HCL dan asam nitrit. lalu di cuci air biasa. dan siap direbus agar parafin meleleh. setelah itu baru dijemur... dan jadilah kain batik karya saya yang pertama.
sungguh tidak sederhana membuat batik. dari proses awal sampai akhir dibutuhkan kesebaran.
saya jadi teringat kehidupan saya sendiri. terkadang saya kurang sabar terhadap kehidupan ini. saya ingin cepat2 melihat hasil dari sesuatu hal. dari kehidupan ini. namun melalui proses belajar membatik tadi saya jadi sadar bahwa setiap hal yang kita lakukan...lakukan dengan kesabaran dan penghayatan yang mendalam. sehingga ketika semua usai saya dapat tersenyum puas.


membatik...oh..membatik....tidak sekadar membatik kain namun saya sedang membatik diri saya. ada proses yang panjang dan sulit yang harus saya lalui untuk bisa melihat hasil akhir yang indah. saya harus rela menjadi kain putih yang diberi motf lalu ditebalkan menggunakan canting berisi parafin panas. sakit rasanya. lalu disiram. diberi warna.dijemur di bawah teriknya matahari dan saya musti dimasukkan dalam panci berisi air mendidih di atas tungku berapi yang menyala-nyala..barulah saya dapat melihat diri saya yang berbeda.


pengalaman membatik...merengkuh saya untuk merenungkan kembali diri saya.

gua cereme


minggu pagi bulan juni aku dan beberapa teman yaitu AR, YB, YH tanpa rencana pergi ke gua cereme. jalan2 dilakukan atas dasar rekomendasi AR yang sudah pernah ke sana. dia mewanti-wanti kami agar tidak komplain dengan medan yang cukup berat menurut AR. namun karena kami sudah terlanjur kepincut ya kami putuskan untuk tetap berangkat. apapun yang terjadi.
perjalanan di tempuh dengan kendaraan bermotor selama kurang lebih satu jam ke arah selatan. ketika memasuki wilayah selatan, di depan saya terhampar perbukitan karst yang luar biasa indah. namun sayang, ada juga tangan-tangan yang menggerogotinya demi kepentingan diri sendiri. padahal perbukitan karst itu adalah spons yang paling alami untuk menyerap air, memurnikannya dan menyimpannya di dalam tubuhnya. tentu saja hal ini sangat menguntungan bagi manusia dan mahluk hidup lainnya di perbukitan karst itu. kelangkaan air di wilayah Bantul dan sekitarnya mungkin huga disebabkan oleh menipisnya sumber mata air. walaupun pemerintah sudah membuatkan sumur yang mengebor perut bumi dan masyarakat musti bayar untuk menikmati air tersebut, kalau tingkah laku manusia masih sangat rakus terhadap kekayaan alam ya...masalah kelangkaan air hanya akan jadi masalah klasik yang tidak terselesaikan.
kembali ke jalan-jalan ku. sesampainya di bibir gua cereme, di dalam hatiku terbersit kekaguman akan bentuk ukiran paling alami aseli dari alam. dari luar, dapat kita lihat kegelapan di dalam gua cereme. kami menyewa senter yang menggunakan aki. sente ini sangat membantu ketika kita berada di dalam gua. dari bibir gua, aku menuruni banyak anak tangga sebelum sampai di dasar gua cereme yang ternyata.....berair. ya...air setinggi betis. air yang sangat dingin. sangat pekat warnanya. dan di dasar air itu ada batuan kapur yang tajam, tumpul, datar, ya..dengan berbagai kontur tentunya.
perjalanan kami terhenti ketika kami bertemu sekelopmok wisatawan mancanegara yang urung meneruskan jalan2nya ke gua cereme. mereka sempat mengingatkan kami bahwa ada buaya di dalam sana. tentu saja ini hanya guyonan saja. mana ada buaya hidup di tempat gelap dan sedikit udara serta cahaya ini. ada-ada saja itu bule.
nah, kami dipandu oleh seorang pemuda desa tersebut yang mata pencahariannya ya memang menjadi pemandu gua cereme. pemuda ini mengatakan bahwa panjang gua cereme adalah 1,2 KM. relatif pendek katanya. dan bahkan bisa ditempuh dalam waktu 1 jam saja.
sepanjang lorong gua, tak henti-hentinya kami menikmati keindahan dalam gua. sayangnya banyak orang yang tidak bisa menghargai keindahan stalakmit dan stalaktit. mereka menginjakkan kaki mereka pada keindahan alam itu. akhirnya...mereka meninggalkan lumpur yang tebal pada batuan-batuan di sekitarnya.
ya Tuhan...orang-orang ini sebenarnya tahu tidak ya kalau tindakan mereka akan merusak bentuk aseli dari stalakmut dan stalaktit itu?! egois banget ya!
semakin jauh kami berjalan...semakin kami merasakan kontur tanah yang naik turun. beberapa kali kami hampir jatuh. dan air yang semula setinggi betis tiba-tiba jadi setinggi perut. beberapa kali kami bertemu ikan sidat atau belus putih. ikan ini konon dipercaya aslinya dari pantai selatan. ikan ini juga biasanya menjadi tanda letak mata air. dan oleh karena itu oleh penduduk setempat ikan ini dibiarkan saja menghuni gua cereme. ini ikan jinak, jadi kami tidak kawatir akan digigit. namun kami suka kaget karena kemunculan ikan ini yang mendadak dan suka berenang di antara kaki-kaki kami.
ketika kami sampai di 600 meter pertama, udara atau tepatnya 0ksigen makin menipis. udara menjadi sangat pekat dan berat. maka kami harus pintar2 atur napas biar tidak pingsan kehabisan oksigen.
medan yang cukup berat itu ketika kami musti memanjat air terjun kecil. ya memang tidak ada jalan lagi. mau tidak mau kami musti memanjat air terjun itu walaupun sangat licin. voila!!! kami berhasil! dan perjalanan semakin berat. air yang tadi setinggi perut tiba-tiba karena kontur tanah yang emang turun, air jadi nyaris setinggi dada. kami musti merunduk karena batuan di atas kepala kami yang kelewat rendah. saya beberapa kali kejedot batuan tersebut.
ketika perjalanan hampir berakhir...kami dapat merasakan hembusan angin yang sangat kencang. ini menjadi pertanda bahwa mulut keluar gua sudah dekat. udara yang berhembus sangat dingin, air di sekitar kami juga sangat dingin, belum lagi suasana mistis yang diciptakan pertapa di dalam gua cereme.
untuk mencapai pintu keluar, lagi-lagi medannya bukan mudah tapi kami harus jalan jongkok lalu sedikit membungkuk. di depan kami ada tangga dan setelah itu kami sampai di dunia luar. tak terasa kami menghabiskan waktu 2 jam di dalam gua cereme.
gua cereme sejak dulu dipakai walisongo ketika mereka mengadakan pertemuan di antara mereka juga menjadi tempat mereka mendirikan sholat. setelah itu gua cereme dipercaya menjadi tempat pertemuan antara Nyai Roro Kidul dengan Hamengku Buwono I. ada suatu tempat datar di dalam gua yang dinamakan kraton. nah, menurut penduduk setempat di tempat itulah pertemuan mistis spiritualis itu diadakan.
ya..itulah gua cereme. karena nilai-nilai spiritual yang dianut oleh penduduk di sekitarnya maka gua ini luput dari perusakan manusia! semoga tetap demikian.

Jumat, 10 Oktober 2008

sharing seorang teman


MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT

Based on True Story..

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja
bahkan sudah mendekati malam,pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi
dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka
menikah sudah lebih 32 tahun

Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa,setelah
istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa
digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh
tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah
tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan
mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia
letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya
tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari
rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan
siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan
selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan
apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, pak
suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap
berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar
dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka,
sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka
sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah
tinggal dengan keluarga masing2 dan pak suyatno memutuskan ibu mereka
dia yg
merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata
" Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak
merawat ibu
tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak....... ..bahkan
bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu"
dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat
kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan
mengijinkannya,
kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami
sudah tidak tega melihat bapak,
kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".

Pak suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka."
Anak2ku ......... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk
nafsu,
mungkin bapak akan menikah..... .tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian
disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian..
sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir
didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan
apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya
seperti ini.
kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia
meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang,
kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh
orang lain,
bagaimana dengan ibumu yg masih sakit."

Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno
merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno..
dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu..
Sampailah akhirnya pak suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta
untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada
suyatno
kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak
bisa apa2..

disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio
kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah pak
Suyatno bercerita.
"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam
perkawinannya,
tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran,
perhatian ) adalah kesia-siaan.
Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya,
dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya,
mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata,
dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..

Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu
merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk
mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya
apalagi dia sakit,,,"

dapet dari temen....

Erotic Jesus sparks art debate in Austria
By Sylvia Westall Mon Apr 7, 3:21 AM ET
VIENNA (Reuters) - They knew it would be risky to exhibit a homoerotic version of Christ's Last Supper, but curators at museum of Vienna's Roman Catholic Cathedral weren't ready for a barrage of angry messages and calls to be shut down.
ADVERTISEMENT
The source of the dispute, which Austrian media has dubbed Vienna's version of the Mohammad caricature row, is a retrospective honoring Austria's cherished artist Alfred Hrdlicka, who turned 80 earlier this year.
But not everyone has been wishing Hrdlicka a Happy Birthday. And the Cathedral Museum's director and Cardinal Christoph Schoenborn, the archbishop of Vienna, have both come under fire from some museum visitors and Catholic websites.
The Church hastily removed the main picture, "a homosexual orgy" of the Apostles as Hrdlicka describes it.
But the protest has continued, much to the surprise of the small Cathedral Museum which is nestled down a narrow street in Vienna's historic Gothic quarter.
The museum's director defends both Hrdlicka's work and his decision to host the artist's controversial versions of biblical imagery in a museum tied to the Catholic Church.
"We think Hrdlicka is entitled to represent people in this carnal, drastic way," Bernhard Boehler said in his small museum office, across the street from Vienna's imposing St. Stephan's Cathedral.
He said the museum never intended to offend people but that art should be allowed to provoke a debate.
"I don't see any blasphemy here," he said, gesturing at a Crucifixion picture showing a soldier simultaneously beating Jesus and holding his genitals. "People can imagine what they want to."
Boehler says that picture drew particular criticism from some visitors, along with a sculpture of Jesus on the cross without a face or loincloth that some Christians found offensive.
But the most disputed work was 'Leonardo's Last Supper, restored by Pier Paolo Pasolini' which showed cavorting Apostles sprawling over the dining table and masturbating each other.
Hrdlicka says he represented the men in this way because there are no women in the Da Vinci painting which inspired it. Pasolini was a controversial Italian filmmaker and writer who was murdered in the 1970s.
The exhibition has attracted fierce criticism on religion blogs in Austria, Germany and even in the United States, with bloggers denouncing it with terms such as "blasphemy" and "desecration."
"The exhibition should never have taken place. The Director should apologize to Catholics worldwide for this," an article on conservative Catholic website kreuz.net said.
In the United States, conservative columnist Rod Dreher wrote on his widely read religion blog "I wouldn't have guessed that, given his reputation, a man like (Cardinal) Schoenborn would have stood for this abomination for half a second."
The museum took down the Last Supper piece at Cardinal Schoenborn's request just over a week after the 'Religion, Flesh and Power' exhibition opened, leaving a blank black wall at the entrance to the display.
"This has nothing to do with censorship, rather corresponds with the understood "reverence for the sacred," the Cardinal's spokesman said in a statement.
"It is also an act of respect towards those believers who feel this portrayal offended and provoked them in their deepest religious sensitivity." The diocese says the museum's decision to show Hrdlicka's work does not mean it identifies with everything it portrays. Hrdlicka agrees but points out that the Last Supper piece was not intended as a swipe at the Catholic Church. "There was such a reaction to its physicality. For me it was quite surprising the museum wanted to show the piece in the first place," he told Reuters by telephone. "If the Cathedral Museum is having problems now, it's not really my affair, it's for the Cathedral Museum to deal with." He said overall he was pleased with the display and praised the director for being "strong." A communist and atheist, Hrdlicka has said the Bible is the most thrilling book he has ever read and that religious imagery forms a central core to his work. Boehler says the angry emails he has received remind him of how some reacted to Mel Gibson's 2004 film "The Passion of The Christ." In his opinion, critics of the film's violence and physicality also missed the point. "The Crucifixion was brutal and it would be a lie to say everything in our world is nice," he said, pointing out that Hrdlicka is an anti-war activist who has seen the effects of Nazism and violence first hand. "We in Europe have been affected by this and it influences how we see (Hrdlicka's) work." Boehler, like Hrdlicka, says the art debate can be compared to the Danish cartoon row, where an image of the Prophet Mohammad with a bomb in his turban enraged some in the Muslim world who saw it as blasphemous. The angry reaction to Hrdlicka's work has only been verbal and the museum says some Christians have been balanced and support the exhibition, despite disagreeing with the artist's approach. Curator Martina Judt said the exhibition was meant to prompt this kind of balanced reaction. The museum wanted to show that controversial works inspired by religious imagery can be discussed without taboo. "People have said the Catholic Church has become a lot more liberal," she said. "But in the end, the reactions show this perhaps isn't the case."
(Editing by Paul Casciato)

apa itu doa?


beberapa waktu ini aku terusik dengan yang namanya doa. ada yang bilang doa itu simplicity. ada juga yang bilang doa itu harus tutup mata lipat tangan, atau nyalain lilim bahkan dengerin musik yang tenang. baru-baru ini aku dapat email dari seorang teman di jakarta. dia mengatakan bahwa janganlah kita mendikotomikan antara doa dan pekerjaan. mengapa? dia mengatakan bahwa jika itu terjadi maka sering banget kita bikin excuse bahwa kita sibuklah. masih ada urusan lain. dan banyak alasan lain. sementara itu dia ngusulin agar doa itu nyatu dengan kehidupan. dengan setiap kegiatan yang kita lakukan. doa bukan cuma sekadar susunan kata-kata. doa juga bukan sekadar pelampiasan kekesalan atau kebahagiaan. nah,doa jadi semakin sulit buat aku. juga ketika ada orang yang mengatakan bahwa doa itu bukan hanya Allah mendengarkan kita tapi kita juga kita mendengarkan Allah. wuaduhhhh....semakin sulit! kenapa? karena selama ini aku seakan-akan (penggambaran imajinatif) mengisolasi mulut allah namun memasangkan stetoskop pada telinga allah agar suaraku makin terdengar. sampai di sini, aku semakin bingung apa itu doa? walaupun di kampus ada pemahaman alkitab mengenai doa, tetap saja aku merasa sulit untuk berdoa. ya Tuhan...tolong aku...nah, apakah ini sudah bisa disebut doa?

Kamis, 14 Februari 2008

valentine day???

happy valentine's day......wah hari ini orang2 hilir mudik membawa aneka macam rasa dan bentuk coklat ada yang membawa bunga ada pula yang cuma duduk diam saja. hari valentine yang konon dirayakan oleh semua umat manusia di seluruh dunia kini seakan miskin makna. betapa tidak kegiatan di hari valentine tak ubahnya ajang berbisnis atas nama cinta lho. gimana gak atas nama cinta lha wong semua pernik pernak yang dijual pake embel2 cinta kan???ya cinta jadi barang komersil..dibungkus memarik mendatangkan duit...hayo sapa mau ikutan???he3x... terlepas dari itu..aku prihatin melihat cinta dimaknai sedemikian dangkal...padahal tuh yang namanya cinta kagak mesti nunggu valentine baru ditunjukkin ke orang lain. setiap kita bisa kok nunjukkin cinta pada sapa aja kapan aja...gak perlu sekali setahun loh.. dan satu lagi....cinta itu gak cuma berarti kamu ngasih coklat ato bunga ke orang lain tapi lewat doa, kerja dan belajar pun kamu bisa menunjukkan cinta pada dunia sekitarmu....ok..selamat mencintai!!!!!

Senin, 11 Februari 2008

fast month

wuah gak terasa dah masuk masa pra paskah 1..oh ya kemaren aku dah puasa lho..tepatnya tanggal 07 februari 2008 sampai tanggal 20 maret 2008. hal-hal yang mendasari aku puasa adalah...ini wujud dari keprihatinanku terhadap orang2 yang kekurangan makan, selain itu aku ingin melepaskan diri dari duniaku yang aku rasa sudah semakin nyaman, dan aku berikthiar untuk masuk menyelami dunia orang lain. aku tergerak untuk puasa ketika aku membaca di koran kompas bahwa buruh gendong di sana yang usianya kira-kira 60-70 taon, mereka makan cuma 2 kali sehari padahal mereka harus mengangkat beban di pundak mereka yang ringkih itu lebih dari 20 kilogram sekali angkat. dan bayangkan berapa kilo total beban yang harus mereka angkat. dan berapa puluh kali mereka melalui anak-anak tangga di pasar bringharjo hanya untuk memperoleh 5000 rupiah sebagai penghasilan bersih mereka. sebab 7000 rupiah sudah habis untuk transpotasi...nah, bayangkan beban yang harus mereka tanggung dibanding dengan apa yang alami sekarang mah kagak ada apa-apanya. selain itu coba lihat anak-anak muda di sekitar kita...bahu-bahu yang mereka pake up to date but pernah gak mereka mikir bahwa jauh di bawah kaki mereka ada orang-orang yang kelaparan dan senantiasa akan kelaparan. dimana hati nurani kita. akankah kita tetap terserang virus buta, tuli dan bisu????

Jumat, 25 Januari 2008

lihat sekitar kita....

kemaren malem pas aku pulang dari latihan paduan suara, aku laper banget.ya maklum aku kan baru makan cuman pagi hari doank.bukan diet sich,badanku dah oke kok,tapi krn males makan.
nah pas lagi nunggu pesenanku dianter,aku ngeliat ada seoerang pengemis tua yang duduk di deket warung tempat aku makan. aku makan di warung depan pastoran mahasiswa katolik di yogya. lama aku mengamati perempuan renta itu. dia diam terpaku.tapi aku menduga pikirannya pasti sedang mengembara.tak lama dia mulai beranjak pergi dari tempatnya. mataku megikuti tiap gerak-geriknya. dia masuk ke warung tempat aku makan dan mendekati salah satu meja paling ujung. dia mengulurkan tangannya yang hitam terbakar matahri.dengan gemetar tangan itu menengadah memohon sedekah. wajah dan pakaiannya mungkin tak ada beda dengan pengemis lain tapi yang sedikit membdkan adalah rambut perempuan renta ini hny beberapa helai saja. dia tak mendapat uang di meja paling ujung itu. dia beranjak ke meja yang lain, dan dia bernasib sama.lalu dia tiba di meja tempat aku dan teman2ku duduk menunggu makanan. dia menjulurkan tangannya. aku dan seorang teman laki2 memberikan uang pada pengemis itu.
setelah menghaturkan terimakasih,pengemis ini pergi. kemudian temanku yang satu lagi nyeletuk"lu mau ngasih tiap pengemis yang ngulurin tangan ke muka lo? busyet baek banget lo."
dia melanjutkan"tau gak lo, pengemis macam mereka tak patut dikasihani, mereka itu ada bossnya mereka pura2 laper tapi benernye mereka itu dibayar kok. lagi jiga kadg mereka tak benar2 miskin."
saya bertanya padanya."kamu tau gak matahari?" dia menjawab"ya elah, ya tu lah.lo kate gue buta?mang kenape ma matahari?" aku meimpali"MAtahari gak pernah membedakan sinarnya dan panasnya, dia memberikan panas dan sinar yang sama kepada manusia yang baik dan manusia yang jahat. demikian pula kasih Allah pada kita, Dia gak pernah nerbitin matahri cuma buat orang yang baik.Dia nerbitin matahari buat yang jahat juga. aku pengen kayak matahari itu. terlepas dari apakah mereka bener2 miskin atau enggak...aku akan tetep memberi selama aku diberi kemampuan en kesempatan untuk memberi."
temanku itu terdiam...
ya begitulah realita di masyarakat kita, yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. tapi apapun itu, kita tetep kudu peka terhadap sekitar kita...so..inget lagu trie utami gak "yup..lihat sekitar kita ya...dan jadilah matahari!!!!
semangat!!!!!