Senin, 15 Desember 2008

ReSoLusi Taon Baru???


menghitung hari...detik demi detik... yup...tinggal beberapa hari lagi tahun 2008 akan berakhir dan akan menjelang tahun 2009. kita akan segera meninggalkan 2008...walaupun bagi saya ada banyak hal yang berkesan di tahun 2008 yang melekat kuat di benak saya...dan adapula kesedihan dan air mata di 2008...yang juga sama berkesannya. well, bagaimanapun juga itu semua bagian dari 2008 dan sebentar akan segera masuk dalam kotak berlabel 2008 dan saya akan membuka kotak berlabel 2009 plus mengisinya dengan berbagai hal. nah, pada umumnya untuk mengisi tahun baru, orang akan membuat resolusi tahun baru. merencanakan berbagai macam hal yang baik2 bagi kehidupan di tahun baru. tapi kebiasaan ini tidak berlaku bagi saya sama sekali!!!! why???saya sudah capek musti bikin resolusi tahunan....hiks3 ujung2nya saya jadi depresi sendiri tatkala ada satu atau dua point di dalam resolusi itu yang kagak kesampean....hiks3 sedih jadinya. dan dasar emang saya orang MelKol akronim dari Melankholik Kholerik maka saya akan sangat tertekan dan parahnya saya akan membuat Laporan Tahunan dengan bunyi seperti ini: I"M FAILED!!!! huauuuaaaa...hancur lah hati ini..
itulah sebabnya saya ogah bikin resolusi tahunan seperti yang dilakukan kebanyakan orang. saya lebih memilih jalur aman bagi diri saya yaitu "Let it Flow" aja. yah, jalanin aja detik demi detik, meint, jam, hari, minggu, bulan di tahun 2009 dengan segudang tantangan, pengalaman, air mata, tawa, petualangan dan macem-macem lainnya....pokoknya jalanin aja... =D
teman saya pernah bilang kalo saya ini aneh karena dia enggan mengatakan saya unik...lantaran di satu sisi saya sangat ketat dengan schedule...dan sangat terprogram..ogah ama yang "mendadak dangdut"...bahkan mungkin kurang fleksibel...tapi dia heran bin shock tatkala dia tahu saya adalah salah satu dari sekian orang yang ogah bikin resolusi tahunan...dia terkekeh-kekeh menertawakan diri saya! dia bilang saya paradoks!!! huahahahaha....dalam rangka membela diri saya bilang aja begini,"ngapain bikin resolusi kalo kamu juga gak bakalan termotivasi buat ngewujutin resolusimu...percuma tau!!!" he3...akhirnya dia ngaku juga kalo dia sebenarnya juga enggan bikin resolusi tahunan....karena sulit bagi dia mewujudkan semua yang dia cita-citakan.
saya nggak bermaksud membuat pembaca jadi males bikin resolusi atau parahnya lagi memandang sinis mereka yang every year bikin resolusi. sebenarnya niat dari resolusi itu baik. membuat kita termotivasi dan terfokus buat ngisi tahun baru dengan hal-hal yang positif....dan sapa tahu sebenarnya itu "obat ampuh" untuk bikin kita jadi semangat menapaki tahun yang baru?! tapi ya di satu sisi, dibutuhkan ketaatan terhadap apa yang sudah kita resolusikan...dan dibutuhkan faktor X...ini istilah saya untuk yang namanya "Faktor Campur Tangan Tuhan" sebagai wujud Providentia Dei alias Penyelenggaraan Tuhan....
anyway, bikin resolusi gak ada jeleknya juga...dan gak bikin pun kayak saya ini ya gak apa apa...intinya bukan soal mau bikin resolusi apa nggak...intinya adalah Bagaimana dan dengan apa sich saya dan Anda akan mengisi tahun baru? sehingga ketika tahun itu terlampaui kita dapat menutupnya sambil tersenyum puas tanpa penyesalan...dan mulai buka tahun yang baru lagi....
akhir kata, selamat tinggal tahun 2008 dan selamat datang tahun 2009!!!!!


note:
  • sengaja saya tulis ini jauh-jauh hari sebelum pergantian tahun, biar ada waktu bagi pembaca untuk menyiapkan diri menyambut tahun baru, entah dengan bikin resolusi atau cuma nongkrong sama keluarga dan teman sambil menanti detik-detik pergantian tahun! oh ya, ini bukan pesan sponsor: syukuri dan hargai kebersamaan menyambut pergantian tahun baru bareng keluarga, teman atau pacar! he3....SELAMAT TINGGAL TAHUN 2008 DAN SELAMAT DATANG TAHUN 2009!!!!
  • soal gambar...he3 mungkin pembaca merasa antara gambar dengan artikel tidak nyambung. ya emang! gambar itu sengaja saya pasang di sini biar saya tetep bersemangat mengejar impian saya: pengen punya rumah deket pantai!!! pasti menyenangkan ^_* yah, untuk mewujudkan itu dibutuhkan kerja keras dari sekarang, misalnya nabung...jadi gambar itu nangkring di sana dengan tujuan untuk menyemangati saya! tapi, model rumahnya gak kayak gitu kok... he3.


JOY TO THE WORLD....



Joy to the world the Lord has come
let us receive His king
let every heart prepare Him room
and heaven and nature sing
and heaven and nature sing.....


Lagu-lagu Natal mulai berkumandang di telinga. Syahdu terdengar. Mengantar ingatan pada kenangan merayakan Natal bersama keluarga. Bagi kebanyakan orang Kristen, Natal adalah peristiwa penuh sukacita. Biasanya gereja akan dihias sedemikian rupa indahnya. Majelis dan aktivis sibuk menyusun program kegiatan untuk merayakan Natal. Pohon-pohon cemara laku keras di pasaran. Segala macam ornamen Natal tergantung di etalase-etalase toko menarik setiap mata yang melihat. Natal memang bukan hanya mendatangkan sukacita bagi umat Nasrani namun juga mendatangkan uang bagi pebisnis yang jeli melihat pasar.

Ditengah gegap gempitanya kita merayakan Natal ada sebagian besar orang yang tengah bergulat dengan kehidupan ini. Ada anak-anak yang harus hidup di tengah lingkungan yang kejam dan keras. Mereka tidak memiliki masa depan yang cerah. Akses pendidikan dan kesehatan di negeri ini pun hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang. Belum lagi orang-orang yang setiap hari akrab dengan kemiskinan. Mereka bergulat demi sesuap nasi. Mereka hidup ditengah kemajuan teknologi dan informasi yang menerjang negeri ini. Mereka ada ditengah dunia kapitalis yang menggilas setiap orang yang tak memiliki modal. Ini baru sekelumit dari wajah negeri kita yang disingkap. Bagaimana mereka bisa merasakan kegembiraan Natal? Dan apa arti Natal bagi mereka?

Segala keindahan Natal yang tercermin dalam ornamen, lagu, liturgi ataupun acara-acara Natal seakan bungkam terhadap masalah-masalah itu. Ya memang Natal bukan resep mujarab yang dapat menjawab aneka rupa permasalahan di sekitar kita. Natal adalah peristiwa di mana Allah bersikap terhadap penderitaan di dunia. Allah tidak memerintah dari singgasanaNya di Surga namun menjelma dalam rupa bayi yang tergolek di palungan hina. Allah menjelma manusia untuk turut merasakan suka derita manusia.

Natal memang bukan jawaban instan untuk setiap penderitaan dan justru karena itu Natal mengajak kita untuk berani bersikap terhadap realita penderitaan di bumi. Natal bukan hanya sekedar aktivitas religius belaka. Natal mengundang dan menantang saya juga Anda untuk berani bersikap terhadap penderitaan dan masalah-masalah di sekitar kita. Berani berbela rasa sama seperti Allah yang menjelma manusia di Betlehem. Dan biarlah Sukacita itu hadir di bumi (Joy to the world!), hadir di hati kita dan menyeruak keluar ke sekeliling kita!!

Selamat menyambut tantangan Natal!

Soli Deo Gloria.


note: ini pohon natal "instan" yang saya comot dari persediaan yang ada...he..he...itung-itung mengobati kerinduan akan suasana natal di rumah....(maklum nyaris 3 tahun ini saya tidak pernah natalan dan tahun baru-an di rumah bareng fam...hiks3 T_T...tapi it's ok...dengan ngeliat ini pohon kerinduan itu sudah cukup terobati....

oh ya...artikel ini pada awalnya saya buat untuk majalah KDM yaitu Welcoming and Sharing...yang terbit di kampus dan dikelola oleh KDM (Kelompok Doa Meditatif) entah untuk edisi Natal ini sudah naik cetak ato belum. saya juga amat sadar bahwa tidak semua pernah atau tahu tentang majalah ini, maka saya tampilkan artikel ini di blog saya...selamat membaca!!!!

Senin, 01 Desember 2008

Oleh-oleh dari retreat part II...

Minggu pagi, 30 November 2008...
pagi ini agenda kami adalah mengikuti misa di Kapel Robertus Bellarnimus di belakang wisma Realino. dari tempat kami menginap...cukup berjalan kaki selama 3-5 menit ke arah timur maka kita akan segera menjumpai bangunan gereja yang menempati kompleks kampus Sadhar. rupanya kami belum terlalu terlambat datang tetapi kok ya sulit dapat tempat duduk? kami hilir mudik mencari tempat duduk tetapi jua kami dapati. akhirnya setelah menengok ke kanan dan kiri, dapat juga tempat duduk walaupun posisi amat sangat tidak strategis tetapi ya lumayanlah daripada di parkiran. saya dan Prof. E.G.S duduk di bagian sayap gereja. sedang teman-teman lain entah duduk di bagian mana. rupanya minggu ini adalah minggu advent pertama (astaganaga...saya benar-benar tidak ingat lagi..namun Romo itu telah mengingatkan saya bahwa sekarang sudah advent pertama itu artinya liturgi malam natal dan ibadah natal keluarga harus segera saya bikin dan kirim ke GKI Jember...ampun Tuhan,,,saya terjangkit amnesia selektif rupanya) dan ada ritual pembaptisan. tema minggu advent pertamanya adalah "Apakah aku sudah bertanggung jawab terhadap kehidupan ku?" wah, saya tertarik dengan temanya saya menduga tema ini akan dikupas dalam homili si Romo...terntaya eh ternyata...Romo tidak mengupas apapun soal tema minggu advent ini!!!! alamak...terus umat harus menafsirkan sendiri begitu? entahlah...saya berdoa semoga yang hadir mampu memahami perkataan Romo yang bertugas minggu ini....
setelah mengikuti misa, kami berjalan kaki lagi kembali ke wisma dan melanjutkan dengan refleksi II yang masih dibawakan oleh Prof. E.G.S. kali ini beliau mengambil dari 1 Yohanes 4:7-21 dengan tema "Di dalam cinta kasih tidak ada ketakutan". ada beberapa hal yang menarik bagi saya, yaitu:
1).bahan ini masih terkait dengan refleksi kemarin malam. kalo kemarin kita diharapkan mampu meyadari keberadaan kita sebagai anak-anak Allah yang sudah semestinya mewujudkan cinta kasih pada HARI INI. maka pertanyaan yang muncul, Bagaimanakah kita hidup hari ini dengan menjalankan kasih?????
Yohanes menyebutkan bahwa ada sesuatu yang menjadi penghalang bagi kita untuk menjalankan kasih dengan sepenuh-penuhnya. bukan dosa yang menjadi penghalang, bukan pula amarah atau kebencian...melainkan KETAKUTAN!!!! ketakutan yang paling hebat adalah TAKUT TIDAK DITERIMA alias TERTOLAK! hal tersebut dapat muncul dari trauma-trauma masa lalu dalam pergaulan / relasi dengan sesama.. dan ketakutan terbesar adalah tidak diterima karena diri sendiri adalah salah kedaden dan pihak yang tidak menerima adalah masyarakat sendiri.
yohanes menamakan penolakan ini sebagai hukuman. kesalahan kita adalah kita sering menganggap hukuman itu sebagai hukuman dari Allah. padahal nih ya...ALLAH TIDAK MENGHUKUM DAN TIDAK MENGHAKIMI...DIA HANYA MENCINTAI SAJA. dan kalau ALLAH MENCINTAI berarti kita diterima...kita diterima sebagai anak-anak ALLAH.
kalau kita mau melakukan perbuatan kasih, kita tidak berangkat dari hukuman atau penolakan melainkan dari penerimaan!!! why? kita sudah diterima, didamaikan, diruwat kalo orang jawa bilang..ruwatan Allah itu ya melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus! Ruwatan ini menjadikan kita ciptaan baru yaitu anak-anak Allah yang harus mampu melakukan kasih...
tapi jangan kira ini proses instan. tidak! hidup baru sebagai anak-anak Allah tidak berlangsung secara instan...butuh proses!!! hari ini disusul dengan hari ini yang berikutnya dan seterusnya..dan kita berjuang untuk semakin lama semakin berani hidup dalam kasih dan akhirnya mengalami bahwa kita tidak ketakutan lagi!
2). ketakutan itu wujud ketidakpercayaan, bukan cuma tidak percaya pada Allah tetapi juga pada sesama manusia. pengalaman keseharian kita juga menunjukkan bahwa orang yang paling kita cintai sekalipun seringkali tidak dapat dipercayai atau diandalkan!!!! dan dibalik mulut manis kata-kata indah mereka seringkali sebenarnya terdapat PENOLAKAN terhadap kita!!!!! nah pengalaman ini seringkali kita proyeksikan kepada Allah dalam bentuk ketidak percayaan kita akan kasih Allah yang tidak menolak kita....
saya teringat doa saya dalam ibadah pertama dalam retreat ini...saya berdoa agar Allah memulihkan saya dan jangan menolak saya...jangan-jangan saya telah salah melihat Allah. artinya, pengalaman-pengalaman tertolak atau ditelantarkan telah menjadikan saya memproyeksikan itu pada Allah...padahal Allah hanya mencintai saya tidak menolak saya sekalipun sesama saya menolak!!! dan saya jadi bercermin pada diri saya sendiri...ketakutan-ketakutan yang muncul dari pengalaman tertolak dan ditelantarkan barangkali telah membuat saya mengandalkan ketakutan itu dan berusaha melindungi diri dari berbagai hal yang menakutkan...termasuk hubungan personal yang serius dan berdasarkan kasih...dan akhirnya hubungan atau relasi saya dengan sesama sangat dangkal....dan seperlunya saja!
hidup tanpa ketakutan itu dijalankan dalam kepercayaan, beriman dan berharap kepada Tuhan...dan percaya kepada sesama manusia... walaupun saya dan Anda akan sering dikhianati, dikecewakan, ditolak, dan ditelantarkan...namun kita tetap harus menjalankan kehidupan ini tanpa ketakutan...biar takut asal jalan terus...lama-kelamaan juga tidak takut lagi....
yah..refleksi ke-2 ini seperti hendak memberi jawab atas apa yang saya alami. saya seperti mendapat moment "AHA" plus gambar lampu yang menyala terang di atas kepala saya...he3...yah saya merasa biar sesama menolak saya tidak menerima keberadaan saya...saya tidak takut untuk tetap menjalin relasi penuh kasih dengan mereka dan terlebih lagi saya dikuatkan dengan kenyataan bahwa ALLAH TIDAK AKAN MENOLAK SAYA!!!! i'm so happy!!!!
inilah yang dapat saya bagikan untuk bekal perjalanan hidup kita masing-masing...semoga bermanfaat...

Oleh-oleh dari retreat....

Hari Sabtu, 29 November 2008 jam 16.30...saya dan beberapa teman meluncur ke jalan Affandi tepatnya di kampus Sadhar gejayan. saya dan teman-teman akan bersama-sama mengikuti retreat kelompok doa meditatif UKDW. sore itu kami tiba di halaman kampus Sadhar, sementara retreat akan berlangsung di wisma Realino. kami berjalan menyusuri halaman kampus yang luas, teduh namun lengang...hanya nampak beberapa mahasiswa yang masih nongkrong di parkiran. setelah sedikit berputar-putar mencari "pintu masuk" ke wisma Realino, akhirnya...ini pun berkat petunjuk satpam...kami menemukan pintu masuk wisma Realino...fiuh!!!
jujur saja saya baru kali pertama menginjakkan kaki di ubin wisma realino. kesan pertama saya: bangunannya klasik...namun sangat tenang...teduh karena ada beberapa pohon mangga dan sukun yang mengisi halaman tengah dalam...pas untuk retreat...begitu kesan saya. di sana sudah ada beberapa teman yang tiba lebih dulu mereka menunjukkan dimana kamar saya. perjalanan ke kamar saya pun jadi tidak biasa karena bentuk fisik gedung ini begitu klasik dan menawarkan keteduhan. saya menempati kamar nomor 3...saya dan 3 teman yang lain akan melepas lelah di sana. sore ini belum ada kegiatan apa-apa selain kudapan sore hari(yang tidak saya makan) dan obrolan ringan di antara saya dan teman-teman.
jam tangan saya menunjukkan bahwa sekarang sudah pukul 6 malam, sesuai acara maka sekarang adalah tiba saatnya ibadah pertama. kami segera turun ke suatu ruangan yang sudah diatur sedemikian rupa...ada meja putih di depan, lalu dua lilin yang menyala, salib berwarna perak, dan icon Yesus Kristus...saya menduga itu icon Yesus Pantokrator karena Dia membawa kitab di tangan kiri-Nya...entahlah saya tidak terlalu yakin. ibadah pertama ini menggunakan doa dan nyanyian dari Taize...
sudah lama saya tidak mengikuti ibadah taize...terakhir itu tahun lalu pas ada Ziarah Iman di Bumi, yang dihadiri oleh Bruder Alois (prior di Taize) di Yogyakarta. ibadah kali ini terasa berbeda lantaran suasana juga berbeda. peserta retret dibatasi hanya 25 orang tetapi yang hadir 21 orang...peserta sedikit justru menciptakan ketenangan dalam peribadahan sore itu...
kami tidak bercakap-cakap satu sama lain...agaknya saya dan teman-teman mencoba menghayati keheningan yang sudah mahal harganya dan langka...khususnya dalam hidup keseharian saya. di tengah keheningan itu saya hanya mengucapkan kalimat "Tuhan,,pulihkan aku...jangan tolak aku..."hanya kata-kata itu yang saya ucapkan dalam keheningan batin saya.
saya tidak meminta kekayaan...kepandaian...kekuasaan..saya hanya meminta Dia memulihkan saya...dan tidak menolak saya untuk datang menghampirinya. ini yang paling saya butuhkan saat ini...
seusai ibadah kami makan malam bersama dan sebelumnya diawali dengan doa makan, kami menyanyikan salah satu lagu taize sebagai doa makan kami.. setelah kenyang, kami masuk dalam Refleksi I yang dibawakan oleh Prof. E.Gerrit Singgih...refleksi beliau diambil dari 1 Yohanes 3:19-24 "Allah lebih besar daripada hati kita". di dalam perenungan itu, beliau mengungkapkan beberapa hal yang menarik dan menggugah bagi saya, yaitu:
1) seringkali dalam kehidupan ini kita menganggap bahwa diri kita seluruhnya adalah kesalahan alias "Salah kedaden". sehingga kita dikuasai oleh perasaan bersalah yang begitu hebat. sampai-sampai kita memandang hidup ini sebagai suatu kesalahan yang fatal! bahkan disadari atau tidak, di dalam struktur masyarakat kita, orang-orang seperti ini merasa tidak layak untuk duduk satu deretan dengan orang-orang lain. mereka merasa dipinggirkan. mereka merasa dianggap tidak ada.
2)Yohanes tidak bisa menerima hal tersebut dan disitulah justru letak penghiburan yang diberikan oleh Yohanes. Di ayat-ayat sebelumnya, Yohanes memberitahu kita siapa Allah itu. Allah adalah terang dan yang padanya tidak ada kegelapan (1 Yoh. 1:5). tetapi juga ia memberitahu kita siapakah kita, yaitu anak-anak Allah yang mampu berbuat kebenaran (1 Yoh.3:1). bahwa Allah lebih besar daripada anak-anak Allah bukan merupakan suatu yang berakibat negatif bagi hidup kita yang lebih kecil daripada Allah. sebaliknya, keberadaan Allah yang sedemikian itu menyebabkan kita dapat mengatasi keterbatasan kita, termasuk merasa diri kita seluruhnya adalah kesalah alias salah kedaden itu tadi. kalau kita menyadari bahwa Allah lebih besar daripada hati kita, niscaya kita tidak akan menilai diri kita sebagai sebuah kesalahan. mereka yang dapat menyadari bahwa Allah lebih besar daripada perasaan salah kedaden , akan bangkit dan menyediakan diri untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan kasih. siapa yang mengasihi itu lahir dari Allah dan adalah anak Allah. kenyataan bahwa saya dan Anda adalah anak Allah sepatutnya membawa kita pada kesadaran bahwa kita harus berbuat kasih hari ini! bukan besok atau kemarin! mengutip kata-kata Master Sifu dalam film Kungfu Panda," Yesterday is history, tomorrow is mystery, but to-day is a gift!"
3) apa yang diungkapkan oleh Prof. E. Gerrit S. mengajak saya untuk serta merta sadar bahwa seringkali saya hidup di masa lalu...di yesterday...atau melompat ke masa depan...sehingga saya kurang menghayati hidup hari ini! Prof. E.G. S. mengingatkan bahwa kita musti berkonsentrasi dalam menjalani hari ini...karena hari ini adalah keabadian...lupakan masa lalu...jangan pula hidup di masa depan...tetapi hiduplah hari ini...pemahaman seperti ini jelas membantu saya atau kita semua barangkali untuk menerima keberadaan diri bukan sebagai suatu salah kedaden namun mensyukuri keberadaan diri sebagai Anak Allah yang Wajib melakukan tindakan kasih HARI INI!!!
refleksi malam itu sebenarnya banyak mengusik kami, namun karena keterbatasan waktu maka tidak semua dapat dibagikan dalam refleksi. tetapi seusai refleksi malam, beberapa dari kami masih melanjutkan dengan sharing pribadi...dan ada sebuah kesepakatan tak tertulis antara saya dan beberapa teman bahwa untuk menghayati hidup kita pada hari ini berarti seluruh eksistensi dan esensi kita juga hanya pada hari ini...itu tidak mudah tapi bukan berarti tidak bisa...kami menjadikan ini sebagai sebuah proses....
semoga bisa!!!
malam kami tuntaskan dengan ibadah malam yang diberi tajuk "Pesta Lilin". kami masih menggunakan doa dan nyanyian dari taize lengkap dengan pendarasan Mazmur. dan benar malam itu kamai saling berbagi cahaya...sebagai simbol penerimaan Kristus sebagai Sang TErang dalam hati kami dan tindakan membagi cahaya kami maknai sebagai kesediaan kami memberi pada sesama..
sebelum kami beranjak ke peraduan, Prof. E.G.S mengingatkan kami untuk terus berkonsentrasi menjalani hari ini yang hampir habis!...si Prof ada-ada aja...pake pesan sponsor segala...
yah, ini sekelumit oleh-oleh yang dapat saya bagikan untuk kita semua...semoga bermanfaat..