Selasa, 06 Maret 2012

aku, kamu dan manusia-manusia pilihan Allah

Termenung

kau tahu...

akhir-akhir ini pikiranku terusik oleh perilaku mereka

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

Tidak, mereka tidak mengusikku secara pribadi.

Tetapi benarlah ucapmu dulu bahwa kekejian justru terjadi di dalam tembok putih ini.

Dan mati-matian kau menolak terhisap di dalamnya

Hanya demi menjaga pijar idealismu…

Atau justru keenggananmu terlibat dalam kebejatan yang dilegalkan itu?

Aku tak tahu pasti…

 

Kau tahu…

Di balik jubah hitam legam melambai

Yang dulu membuat aku dan kau merinding setiap melihat atau berpapasan.

Bukan lantaran takut atau horor dan menebar teror…

Tetapi sosok-sosok berjubah hitam legam melambai anggun itu adalah manusia-manusia pilihan Allah!

Bayangkan dari 600 miliar manusia di muka bumi ini, mereka ada manusia-manusia terpilih.

Asumsinya mereka adalah manusia-manusia spesial dengan tugas maha spesial…

Begitu pikiran kita dulu kan…

Semoga kau masih ingat…

 

Kau tahu…

Di balik jubah hitam legam yang melambai anggun tiada terperi itu…

Bukan hanya manusia-manusia pilihan Allah yang bersemayam di dalamnya

Tetapi manusia-manusia pilihan Iblis juga!

Hah…kau kaget kan sekarang!

Ya,  itulah yang baru-baru ini ku temui…

Di balik pintalan benang itu,

Ada seonggok kepentingan diri…

Kenyamanan diri…

Dan demi seonggok Iblis itu…

Manusia-manusia pilihan Allah rela berbuat apa saja…

Mencari dukungan…

Menjaga citra diri…

Membohongi banyak orang…

Bersikap bak bos kecil…

Sikut sana dan sini…

Ingin ini dan itu demi kepuasan perut…

Ah…apalagi kalau bukan itu manusia-manusia pilihan Iblis!

 

Manusia-manusia yang tak lagi mampu menghargai dan menjaga kepercayaan dari DIA yang selalu percaya…

Manusia-manusia yang hanyut lebur dalam jubah yang membawa kenikmatan jasmani…

Kemapanan…

Keamanan…

Kemudahan…

Ah, buat orang mabuk kepayang…

Yang terbayang hanya kahyangan….

Lupa diri

Masih menjejak di bumi…

 

Kau tahu…

Sampai kapan?

Sampai kapan semua ini akan berakhir?

Aku sudah bosan…

Aku sudah muak…

Aku sudah jenuh…

 

Menjaga pijar idealisme seorang diri…

Melewati jalanan sepi yang tak banyak dilalui orang….

Benar katamu…

Orang macam aku lama-lama akan dipinggirkan dari arena.

Hanya karena pijarku menyilaukan mereka yang asyik berpesta…

Hanya karena suaraku nyaring kering menghujam telinga mereka…

Hanya karena aku tak mau sama dengan mereka…

Dan benar katamu…

Untuk itu pun aku tak ingin menyerah…

Sekalipun jengah kian membuat terengah…

Sekalipun pedih kian meradang…

Aku tidak akan menyerah…

Demi sebuah pijar yang terus menyala….

 

Kalian…

Dimana pijar mu?

Padamkah ia oleh ego mu?

Manusia-manusia pilihan Allah…

Apa jawab kalian?

 

 

Y. defrita R.

Bandung, 6 maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar