Senin, 13 Oktober 2008

sebuah doa sederhana...barangkali




aku berdiam di kesunyian
di keheningan baitMu Bapa
Tanpa kata dan tanpa bahasa
hanya menunggu Engkau Tuhan

Yesus Tuhanku Kau paling mengerti
rapuh hati ini
letih jiwa ini
jamah ya Tuhanku
jamah ya Tuhanku
sbab Engkaulah Tuhan yang paling mengerti

barangkali ketika kita berdoa, kita tidak hanya memaksa Tuhan mendengarkan kita. Namun kita perlu berdiam dalam keheningan untuk menanti Dia menyapa kita.
semoga pemaknaan ini dapat saya hidupi...

1 komentar:

  1. hanya mampir, mencicip sedikit dari getirnya teh yang disajikan dan berceloteh :
    Tuhan paling mengerti hal yang orang paling tidak (ingin) mengerti--hal yang pelik atau pun hal yang sederhana.
    Yang jelas Ia setia. Ia setia dan masih setia hingga saat ini. Ia masih setia kok mendengarkan doa kita yang penuh dengan tangisan (klise).
    Ia masih setia kok mendengarkan segala argumentasi dan pembenaran (baca : bukan apologia) ego kita.
    Ia masih setia kok menunggu betapa tidak setianya kita menunggu jawaban Dia.
    Ia setia dan masih setia.

    Teh makin getir, tetapi sang soliter harus segera beranjak. Mari mencari makna Hidup dan belajar dari Hidup yang Kekal.

    Gbu.

    BalasHapus