Rabu, 30 Maret 2011

Ada saja yang bikin kita bersyukur...

Hari ini hari rabu. Setiap hari rabu, gereja tempat saya pelayanan mengadakan doa pagi. Tepat jam 06.20 WIB saya datang ke gereja. Sudah ada beberapa orang yang hadir di sana. Setelah menyapa sana-sini, salaman sana dan sini, saya duduk di depan seorang oma. Mulailah kami ngobrol panjang lebar mulai dari soal usia tua sampai sakit penyakit. Lalu datang seorang oma lagi dan seorang oma lagi. Jadilah kami berempat ngobrol soal segala macam penyakit yang melanda orang-orang yang sudah lanjut usia. Setelah itu kisah dilanjutkan dengan cerita seorang oma tentang suaminya.
Entah mengapa pagi ini dia mengenang suaminya. Dia berkisah bahwa dia dan suaminya itu tak terpisahkan. Bukan hanya di gereja atau ke gereja, dimanapun mereka akan selalu bersama. Suaminya adalah seorang majelis senior yang sangat baik, demikian kenang si oma. Lalu dengan raut wajah pilu, oma tersebut mengatakan bahwa kehilangan suaminya pada tahun 2007 membuat dia hampa. Dia merasa kosong. Orang yang dia kasihi selama ini sudah pergi.Saya pikir oma akan menangis setelah berkisah, namun ternyata tidak. Dia justru mengataka,"ya memang di awal sangat menyakitkan, semua hal membuat oma teringat sama opa. Tetapi entah mengapa oma tiba-tiba merasa bahwa ndak, opa ndak pengen oma sedih terus...opa pengen oma tetap melayani Tuhan." Dengan tekad itulah akhirnya oma sampai detik ini masih aktif di berbagai kegiatan gerejawi. Memang selalu ada hal yang bisa disyukuri kalau mau sejenak merenung...
Tak berhenti hanya sampai di sini, saya kembali mendengarkan kisah dari seorang bapak. Dia menceritakan sakit yang dideritanya yang merenggut kesehatannya dan membuat dia frustasi. Bapak ini bercerita bahwa dia harus mengikuti serangkaian perawatan ini dan itu untuk sehat.Perawatan yang seyogianya menyembuhkannya ternyata punya efek lain bagi tubuhnya. Tubuh yang sudah dipapar radiasi nuklir dalam segala sangat kecil untuk menghantam penyakitnya ternyata menghantam organ-organ dan fungsi tubuh yang lain. Satu belum selesai sudah disusul keluhan yang lain, terus demikian sampai bapak tersebut menjerit, "Tuhan, aku sudah gak kuat lagi!!!!! Aku kerja susah payah buat anak istri dan biar aku bisa menikmati masa tuaku. Tapi apa Tuhan??? uangku yang tak kumpulno dari muda dulu cuma buat mbelikno aku obat!!!!! Aku gak kuat Tuhan, ambilen ae nyawaku!!!!!" Bapak tersebut merasa sudah sampai "limit" atau batas dimana dia tidak lagi tahan dengan sakit yang susul menyusul akibat dari radiasi tersebut.
Namun di tengah kekalutannya...kegelisahannya...kejengkelannya... ketakutannya...keputusasaannya...dia terdiam...hening... dan pada akhirnya dia mampu tersenyum dan berkata, "Ndak Tuhan...jangan ambil nyawaku kalau memang belum waktunya. Terimakasih Tuhan kalau sakitku bisa disembuhkan dengan radiasi. Terimakasih Tuhan walaupun dampak radiasi itu musti tak tanggung sampai mati tapi aku masih bisa berjalan, bertemu teman-teman, mendampingi anak dan istri...Terimakasih Tuhan."

Ketika kita menghadapi berbagai macam hal yang tidak sesuai dengan rencana kita, maka sikap yang muncul adalah KECEWA, JENGKEL, MARAH, PUTUS ASA, TAKUT, BINGUNG dan tentu masih ada perasaan yang lain lagi. Kita terpancang pada fakta hidup yang tak sesuai dengan rencana kita. Energi kita habis untuk kecewa, jengkel, marah, putus asa, takut dan bingung serta mencari usaha sana dan sini demi mengembalikan hidup pada rencana semula. Hal inilah yang membuat kita sulit untuk BERTERIMAKASIH...susah BERSYUKUR... tetapi banyak MENGELUH!
Kok Bersyukur?ya Bersyukur, orang yang bisa bersyukur dalam segala perkara adalah mereka yang pertama-tama mengheningkan diri di hadapan Tuhan membawa segala macam beban hidup dan bertanya pada Tuhan apa makna dari semua peristiwa ini. Mereka yang mampu bersyukur walaupun beban hidup berat menekan adalah mereka yang sudah malang melintang dalam kehidupan ini. Sudah merasakaan banyak hal mulai yang manis sampai yang getir. Tetapi yang membedakan dengan mereka yang lebih banyak mengeluh adalah, mereka menjalin komunikasi dengan Tuhan sehingga beban seberat apapun dapat ditanggung di dalam Tuhan yang memberi kekuatan. Kekuatan dari Tuhan sudah cukup untuk memulihkan jiwa yang letih. So, ada saja kok yang bikin kita bersyukur dalam hidup ini...


perbanyak syukur...kurangi mengeluh :)



Yohana Defrita Rufikasari
Surabaya, 30 Maret 2011

1 komentar:

  1. "perbanyak syukur... kurangi mengeluh"

    A never ending lesson.. really hard to do.

    thanks for the reminder dee.

    BalasHapus