Sabtu, 02 Juni 2012

Mengalir ke Dua Arah

 In the last day, that great day of the feast, Jesus stood and cried, saying, If any man thirst, let him come unto me, and drink.He that believeth on me, as the scripture hath said, out of his belly shall flow rivers of living water.(KJV, John 7:37-38)

Iseng-iseng saya mencari nama-nama sungai di dunia yang unik (memang sungguh kurang pekerjaan). Tapi dari aktivitas iseng-iseng itulah saya berkenalan dengan sungai yang bernama Sungai Hudson. Sungai Hudson adalah sebuah sungai sepanjang 315-mil (507 km) yang mengalir dari utara ke selatan melintasi wilayah timur New York. Sungai ini berawal di Lake Tear of the Clouds, di kaki Mount Marcy di Pegunungan Adirondack, mengalir melintasi Albany, dan membentuk perbatasan antara New York City dan New Jersey di mulutnya sebelum berakhir di Teluk New York Hulu. Setengah bagian hilirnya berupa muara pasang[1] yang menempati Hudson Fjord yang terbentuk selama glasiasi terakhir Amerika Utara selama bagian akhir Tahap Wiconsin pada Zaman Maksimum Glasial Akhir (26.000 - 13.300 tahun yang lalu).[2] Air pasang memengaruhi aliran Hudson sampai sejauh kota Troy di utara (demikianlah penjelasan mbah wikipedia).

Sungai ini punya nama lain yaitu "Muh-he-kun-ne-tuk" yang berarti "sungai yang mengalir ke dua arah". Inilah keunikannya. Pada saat gelombang dari Samudera Atlantik mengalir ke aliran air ini, sungai mengalir ke utara, dan ketika pasang surut, sungai ini mengalir ke selatan. Unik kan? hehehehe...

Saat membaca ini saya teringat sebuah ungkapan bijak yang sudah saya pampang di atas tulisan ini yang berbunyi, Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (Yohanes 7:37-38).

Ternyata, apa yang mengalir ke dalam kehidupan kita yang berasal dari Allah mempunyai tujuan agar mengalir keluar dari kita. Di dalam hati, kita memiliki sebuah sungai yang mengalir ke dua arah: Kasih Allah mengalir ke dalam hidup kita, dan kasih Allah itu pula yang harus memancar keluar dari hidup kita.

Hidup Allah menghidup diri kita dan semestinya menghidupi orang lain. Kekuatan dari Allah menguatkan kehidupan kita, dan kekuatan itu juga harus menguatkan orang lain.

Saya teringat kisah seorang lelaki tua yang mendirikan sebuah panti rehabilitasi narkoba di daerah Lembang. Dalam kesaksiannya yang menggebu-gebu, ia mengutip Yohanes 7:37-38. Ia mengisahkan bahwa dulunya dia adalah orang yang mapan, bekerja, sukses, punya istri dan anak dan terjebak dalam lingkaran setan narkoba selama bertahun-tahun hingga tidak ada sanak saudara mau mengakui dia apalagi mencari keberadaannya. Beruntung dia bertemu seorang penginjil yang menolong dia untuk perlahan-lahan memperbaiki hidupnya yang sudah remuk. Dan ia bisa. Sampai akhirnya ia bertekad kuat menolong orang lain yang juga sama seperti dia dulu agar pulih. Panti yang tidak terlalu besar itu merawat banyak kehidupan yang sudah remuk, sebagian sudah menampakkan hasil, dan sebagian masih dalam proses.

Kisah hidup bapak tadi meneguhkan Yohanes 7:37-38. Allah sudah memberkati kita dengan karunia hidup yang luar biasa, dan itu artinya kita diminta menjadi sungai Hudson, yang tidak hanya menerima aliran dari hulu tetapi meneruskannya.

 

 

 

 

Wonosobo, 2012

Y. defrita R.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar