Kamis, 26 Januari 2012

Untuk Kak Ardiyana

Memang tak genap hitungan sepuluh jari kita berjumpa di kota kecil Mojokerto. Kau datang dalam rangka mengawali stage-mu dan aku dalam rangka mengakhiri pelayananku.
Masih ku ingat dengan jelas kau datang sehari sebelum aku mengikuti psikotest di Yogyakarta dan kotbah di Karanglewas.
Kau datang jam 4 pagi dan sayup-sayup ku dengar suaramu...memang benar kalau Pak Simon berkata bahwa suaramu merdu.
Tapi aku tetap memejamkan mata...
Ketika pagi sudah benar-benar terang, di situlah untuk pertama kalinya aku menatap wajahmu kak...
kesanku adalah kau sangat lembut dan dewasa...sangat keibuan...
anehnya ini kali pertama kita berjumpa, tapi kau tahu kak...
kita bercerita tentang banyak hal sampai berjam-jam seolah kita ini kawan lama tak berjumpa
sangat akrab dengan kopi dan dua bungkus nasi pecel khas Jawa Timur yang untuk pertama kalinya pula kau makan.
Dengan lahap dan semangat kita tandaskan nasi pecel itu ditingkahi deru tawa kita menertawakan kawan dan dosen
kalau dipikir-pikir lagi sungguh kurang ajar betul kita saat itu
dan malam harinya aku dan kau sama-sama ikut doa malam lalu aku meninggalkanmu ke Yogyakarta untuk empat hari kedepan...
kita kemudian jumpa lagi dan tak lama aku harus benar-benar pulang ke rumah melanjutkan penjelajahanku...
dan kau berkarya di Mojokerto...
aku ingat diskusi kita tentang kotbahmu untuk ibadah alternatif
dengan semangat kau kisahkan semuanya kepadaku
kau tunjukkan draftmu
dan kau paksa aku mengomentarinya
padahal sejujurnya bagiku apa yang kau buat itu sudah amat baik

lama kita tak berkabar kak...
dan awal Desember tahun lalu ku dengar kau sedang sakit
sakit yang tidak biasa
sakit yang perlahan-lahan meruntuhkan dirimu

tepat 3 hari menjelang Natal, aku berkabar denganmu
dari sms-sms mu yang pendek itu aku tahu keadaanmu kak..
terakhir yang kau katakan padaku adalah "doakan kakak Def"

hari demi hari aku menerima kabar tentang sakitmu kak
dan aku tahu kau pun sedang berjuang di sana dengan caramu

minggu tanggal 22 Januari 2012 jam 8 pagi aku mendengar kabar kepulanganmu ke rumah Bapa...
Kak Ardiyana...
perjuanganmu sudah usai...
yang terbaik sudah kau kerjakan
dan sekarang damailah kau disana...
selamat jalan kak Ardiyana......












Tidak ada komentar:

Posting Komentar