Rabu, 04 Januari 2012

Untuk Indonesia yang aku cintai dengan pedih....

Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Walaupun banyak negeri kujalani
yang mahsyur permai di kata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Disanalah ku rasa senang
Tanah ku tak kulupakan
Engkau kubanggakan

Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Lirik lagu "Tanah Air" karya Ibu Soed sontak membuat saya terdiam ketika ia diperdengarkan di salah satu stasiun televisi pada suatu pagi. Dan tiba-tiba sebuah pertanyaan melintas di benak saya yang masih saja tercekat dengan lagu ini. "Apa yang bisa ku banggakan dari negeri ini?, Apa yang bisa ku kenang dan ku kisahkan pada anak cucuku kelak? apa yang bisa membuat aku merindukan tanah ini selalu dan selalu?"

Well, dengan gaya khas berseloroh lewat sebuah irama lincah nan kocak, group musik Project Pop mengisahkan apa-apa saja yang membuat mereka terkenang akan negeri bernama Indonesia, berikut lirik lagu mereka yang bertajuk "Indovers"

sodaraku sebangsa dan setanah air
sampaikan dulu salam di tanah kami lahir
kami disini rindu sekali
untuk bisa kembali berkumpul lagi
sayang sepertinya kami belum bisa pulang
sayang sepertinya kami masih harus berjuang
harap mengerti kami pun sedih
rindu makan nasi lauk sambel terasi

sodaraku sebangsa dan setanah air
jika saja mungkin kamu yg datang mampir
bawakan kami kue serabi
atau apa saja buatan ibu Asti
ingin lihat lagi balapan di jalan raya
ingin denger gosip artis atau siapa saja
apa yg terjadi cium tangan kami
sekarang di sini

reff: dimanapun aku berpijak 
tak kenal hati beranjak
merindukan hangatnya rasa bersamamu

tiada lebih yg seindahmu
hadirkan banyak kisah cinta
damai dan jayalah selalu indonesia

sodaraku sebangsa dan setanah air
di sini kami bangga jika kami dapat mengibarkan
sang merah putih ke langit tinggi
tidak hanya jadi rutinitas upacara
tapi rasa bangga sebagai seorang anak bangsa
itu benderaku merah darahku putih tulangku

sodaraku yg jauh di tanah air
dukungan doaku bagi kami sangat berarti
semoga kami di sini takkan sia-sia
semoga saja nanti kami jadi lebih sakti
antarkan bangsa ini ke tempat lebih tinggi
hei lihatlah nanti kami kembali buktikan janji

repeat reff

bayu terpa daun melambai (melambai-lambai)
indah ayunan nyiur di pantai (nyiur di pantai)
rasa kalbu berbisik cinta (berbisik-bisik)
raja kelana (raja kelana)

memuja pulau nan rupawan (memuja pulau)
ibu pertiwi indah permai (nan indah permai)
ku cinta kau tanah airku (tanah airku)
indonesia (indonesia)

melambai-lambai nyiur di pantai
berbisik-bisik raja kelana
memuja pulau nan indah permai
tanah airku indonesia

mereka merindukan makanan khas Indonesia yang a lot of spicy in every single bite-nya , merindukan gosip yang makin edan-edanan mencekoki pikiran masyarakat dan menaikkan rating artis, balapan alias ugal-ugalan di jalanan Indonesia yang memang masih awam dengan perkara tertib berkendara di jalanan, merindukan pohon kelapa dan pantai yang indah luar biasa. Di sela-sela nyanyian kocak mereka saya menangkap nada getir disana. Sebuah kerinduan yang absurd. carut marut yang dirindukan. Dan kembali, apa yang saya banggakan? apa yang saya kenang? apa yang saya tuturkan tentang Indonesia?

Tiada lain hanyalah Republik Kekerasan yang membuat orang harus was-was bahkan ketika mereka ingin berdoa kepada Yang Ilahi. Republik yang membuat saya melihat fakta orang saling curiga satu dengan yang lain. Republik yang membuat saya tertawa miris tatkala perkara sandal jepit diproses seolah perkara berat. Tetapi perkara korupsi disimpan rapat dengan skenario pengalihan. Republik yang membuat saya menangis pilu ketika teriakan demi teriakan anak bangsa tak pernah digubris sekalipun ia muncul sehari tiga.Republik yang membuat saya memendam amarah tatkala menyaksikan tingkah pola gerombolan berjas tak ubahnya tingkah kanak-kanak playgroup. Republik yang diam-diam membuat saya merenung, akan dibawa kemana nasib Ibu Pertiwi yang konon katanya selalu dirindukan dan selalu dikenang?

Republik yang semarak dengan adegan tembak-tembakan menjelang pergantian tahun. Republik yang tak pernah usai mengeksekusi perkara demi perkara sekalipun perkara itu menyangkut hajat hidup jutaan orang. Republik yang menjual dan menggadaikan apa saja demi perut sebagian orang. Republik yang setiap saat membuat mata hati saya pedih. pilu. sakit. Betapa Ibu Pertiwi digagahi, diperkosa, dianiaya, dan dibiarkan merana oleh siapa lagi kalau bukan anak-anaknya yang menjelma Rahwana. Teriakan nyeri sang Ibu dibiarkan lalu dibawa angin. Angin mengabarkan gaungnya kepada yang lain, namun tak jua dapat menghentikan para Rahwana yang selalu dan selalu haus untuk menggagahi sang ibu demi kenikmatan sesaat. Ibu sudah letih. Ibu sedang bersusah hati menyaksikan para Rahwana yang dulu ia susui dengan kekayaan alam nan elok kini tumbuh menjadi raksasa dan raksasi yang beringas. Ibu tak berdaya. Republik yang mengalami amnesia. Republik yang melahirkan pelupaan massal. Republik yang tak pernah usai membuatku menangis....

Untukmu Indonesia yang aku cintai dengan pedih, ku sampaikan semuanya....

Bandung, 4 Januari 2012
Y. defrita R.[[posterous-content:pid___0]]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar