Minggu, 28 Februari 2016

GNOTHI SEAUTON

Dua puluh lima abad yang lalu, Socrates mengatakan, "Gnothi seauton" yang artinya, "Kenali dirimu." Sebuah kata yang sederhana tetapi maknanya dalam. Dan akhir-akhir ini kakta-kata tersebyt menjadi alarm bagi saya. Ya, saya, dan mungkin juga Anda terlalu berorientasi ke luar.

Saya dan Anda mungkin lupa menengok ke dalam, kita belum menyadari suara di dalam diri sendiri yang selama ini diabaikan? Sengaja dibungkam? Bisa jadi. Sabtu lalu seseorang mengingatkan saya tentang hal ini. Saatnya saya mendengarkan suara yang selama ini bungkam...suara hati saya sendiri.

Hmmm mengenali diri saya sendiri membutuhkan waktu lebih dari 28 tahun. Sebab sampai saat ini pun saya masih belajar mendengarkan diri saya sendiri. Mendengarkan adalah bagian adari mengenali diri sendiri. Mengenali diri sendiri memang tak mudah walaupun ada begitu banyak alat yang dapat menolong kita untuk itu. Tetapi walaupun tak mudah, mengenali diri sendiri adalah kunci penting untuk membuka pintu untuk melangkah dalam hidup ini.

Dengan bertanya pada hati kita sendiri, Dengan mendengarkan suara diri sendiri. Dengan menatap "wajah" kita sendiri ketika hanya ada diri sendiri. Dengan menceritakan hal-hal yang tak pernah kita ungkapkan pada orang lain. Kata Paulo Coelho dalam buku The Alchemist, ia menulis, "Di mana hatimu berada, di sanalah hartamu terletak."

Well, perjalanan menuju ke dalam hati sendiri mungkin perjalanan yang tak nyaman, bisa membuat kita terluka kembali. Bisa membuat kita jatuh lagi. Bisa membuat  kita rapuh lagi. Tetapi kadang-kadang kita perlu kembali ke diri sendiri. Untuk mendengarkan, untuk bercerita, untuk menatap, untuk menengok apa misi hidup kita dan mendekap diri kita sendiri.

Sebab di luar sana ada begitu banyak suara dan banyak pasang mata yang memandang kita dengan frame dan microphonenya masing-masing. Ini di luar kendali kita. Yang bisa kita lakukan adalah "pulang" ke hati kita.

"Gnothi seauton" adalah seruan untuk melakukan perjalanan ke dalam diri sendiri, ke dalam hati sendiri, Saya menuliskan ini bukan berarti saya sudah melewati fase "perjalanan ke dalam diri sendiri". Saya menuliskan ini karena saya ingin menjadi teman seperjalanan bagi mereka yang sama-sama sedang melakukan "hijrah" ke rumah hati.

Perjalanan masih panjang, nikmati apa yang tersaji, dan jangan kehilangan diri sendiri.

Yohana Defrita R.
Bandung, Februari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar