Selasa, 09 April 2013

Catatan tentang pengalaman saya yang baru… “Mencari sampai dapat”



                Setelah saya membuat keputusan dan melewati pertemuan yang maha membosankan itu maka saya tiba pada milestone yang baru. Saya harus mencari. Ya, saya harus mencari sesuatu untuk dikerjakan. Mencari pekerjaan. Sesuatu yang belum pernah terlintas di benak saya sekalipun umur sudah menginjak usia 26 tahun. Sebuah keputusan yang membuat beberapa orang mengernyitkan alis dan bertanya-tanya mengapa saya mencari pekerjaan. Bagi saya mencari pekerjaan atau sesuatu untuk dikerjakan bukan melulu soal gaji dan jenjang karir. Tetapi kepuasan mengerjakan dan kebahagiaan menyaksikan orang lain menikmati apa yang kita kerjakan. Celakanya sudah terlalu banyak orang yang melihat bahwa pekerjaan itu dicari karena melulu soal uang dan posisi. Maka keputusan saya dan pemahaman saya tentang kerja dan mencari kerja ditafsirkan demikian. Tapi sebentar, bukankah pada mulanya adalah Allah yang bekerja? Mengelola kebun, merawat berbagai macam tanaman, bahkan merawat Adam dan Hawa. Dan sampai sekarang pun Allah masih bekerja. Masakan Allah bekerja saya ongkang-ongkang kaki minum kopi….sungguh terlalu.
                Bagi teman-teman saya yang menempuh bidang studi berbeda dari saya semasa kuliah, sudah tidak asing lagi dengan proses mencari kerja, membuat suarat lamaran, menunggu wawancara, menghadiri wawancara dan mengikuti psikotes. Lalu siap-siap menerima pengumuman diterima atau tidak. Namun dengan pilihan bidang studi yang saya tempuh selama 5 tahun, maka saya tidak mengenyam proses itu. Begitu lulus saya tidak perlu kelimpungan dan demumukan mencari pekerjaan karena semua sudah tersedia. Tinggal siapkan tas, berangkat dan jalani saja. Begitu selalu. Sampai akhirnya hidup membawa saya kepada jalan yang berbeda. Di usia saya yang ke-26 sebulan lagi, saya pada tahap mencari pekerjaan. Mungkin terdengar aneh atau bahkan beberapa orang berkomentar minor, tapi bagi saya ini mengasyikan. Pepatah Cina mengatakan, “Bahkan Tuhan pun tidak dapat menolong orang yang tidak menggunakan kesempatan.” Hahahaha, saya pun bersyukur ada banyak kesempatan ditawarkan kepada saya... Gusti mboten nate sare.....
                Saya mulai rajin mendengarkan, mengamati, dan mencari informasi tentang pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan saya. Lalu sibuk membuat surat lamaran. Surat lamaran? Ya surat lamaran. Sesuatu yang tadinya saya tidak tahu sama sekali. Namun kini menjadi sangat akrab hehehehe, bahkan sampai hafal mati formula nya seperti apa. Dulu saya tidak terlalu perduli pada i-branding, sekarang saya menghayatinya sungguh hahaha…
Saya bersyukur hidup menuntun saya melewati pengalaman ini. Pengalaman mencari pekerjaan, membuat surat lamaran, menanti dan berdoa, kemudian berharap diundang wawancara dan diterima. Saya jauh lebih bisa berempati terhadap sesama yang juga sedang berjuang mencari pekerjaan, berjuang mencintai dan menikmati pekerjaannya. Sekalipun banyak orang mencemooh saya, memberikan komentar seperti, “Bodoh banget sih. Udah ada “kerjaan” enak malah cari yang lain.” Atau sejenis, “Rasain tuh kalau mau “keluar” dari sistem ya begitu itu kelimpungan cari kerja.” Dan berbagai macam komentar sejenis. Tidak apa-apa. Orang bebas mau berkomentar apapun tentang milestone saya ini hehehe…karena sekeras apapun mereka berteriak dan mencemooh, saya tokh bahagia dengan pilihan saya. Saya menikmati dan bahkan mensyukuri momen mencari pekerjaan ini. Karena dalam momen inilah saya lebih menghayati artinya SABAR…PASRAH SUMARAH MARANG GUSTI ALLAH…KERENDAHAN HATI…dan BERHARAP juga menghargai relasi yang terjalin selama ini dengan teman-teman. Karena ketika satu lowongan tertutup, Allah membukakan lowongan yang lain yang saya yakini passss betul buat saya J
Bayangkan, ketika banyak orang mencemooh saya, saya justru sedang memunguti pembelajaran itu semua hehehe… barangkali benar kata pepatah lama anjing menggonggong, kafilah berlalu. Ya, suara sumbang dan pedas mereka tidak akan mengentikan saya untuk menikmati hidup saya sekarang ini sekalipun sungguh hidup saya jauh dari definisi nyaman menurut mereka hehehe…
Suatu siang ketika saya selesai mengirimkan surat lamaran, seorang sahabat mengirimkan pesan, begini bunyinya:
Ketika kerjamu tidak dihargai
Maka saat itu kau sedang belajar tentang
KETULUSAN…
Ketika usahamu dinilai tidak penting,
Maka saat itu kau sedang belajar tentang
KEIKHLASAN…
Ketika hatimu terluka sangat dalam,
Maka saat itu kau sedang belajar tentang
MEMAAFKAN…
Ketika kau harus lelah dan kecewa,
Maka saat itu kau sedang belajar tentang,
KESUNGGUHAN…
Ketika kau merasa sepi dan sendiri,
Maka saat itu kau sedang belajar tentang,
KETANGGUHAN…
Ketika kau harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung,
Maka saat itu kau sedang belajar tentang
BERMURAH HATI
Tetap semangat,
Tetap sabar,
Tetap tersenyum,
Terus belajar
Karena kau sedang menimba ilmu di sekolah kehidupan
Kau berada di tempatmu bukan karena kebetulan…
Orang hebat tidak dihasilkan melalui,
KEMUDAHAN,
KESENANGAN,
KETENANGAN,
Mereka dibentuk melalui,
KESUKARAN,
TANTANGAN,
AIR MATA.
Ketika kau mengalami sesuatu yang sangat berat dan merasa ditinggalkan sendiri dalam hidup ini…
Tegakan kepalamu…tataplah masa depanmu
Ketahuilah kau sedang dipersiapkan untuk menjadi orang yang luar biasa….
Sampai saat ini saya masih dalam rangkaian proses mencari pekerjaan dan berharap menemukan pekerjaan yang tepat… doa dan dukungan dari sanak dan teman menjadi lagu yang mengiringi langkah saya untuk terus berjalan…terus mencari…hingga dapat J

Banyu urip 2013
Yohana defrita rufikasari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar