Senin, 31 Januari 2011

Untuk Presidenku....

Atap reyot disangga tiang kayu
tiang kayu yang sudah letih berdiri dimakan waktu
kursi rapuh...
meja lungsuran buram bergurat kasar...
cat tembok mengelupas dimakan cuaca
menampilkan bata merah dan sedikit sekali semen di dalamnya.
hujan pun datang..
datang dengan segenap kekuatan dan rahmatnya.
datang merobohkan atap reyot disangga tiang kayu.
datang memberitahu pada kayu penyangga bahwa kini dia boleh pensiun.
datang membasuh kursi rapuh yang tergilas pantat anak-anak generasi bangsa
datang menyegarkan meja lungsuran buram bergurat kasar yang menjadi saksi semangat belajar tangan-tangan kecil menulis peristiwa...
datang memercik cat tembok mengelupas dimakan cuaca
menampilkan bata merah dan sedikit sekali semen di dalamnya...
mengatakan pada semua, bahwa sudah cukup bagi gedung ini untuk menyangga pendidikan...
dan ku lihat...
presidenku yang terhormat sibuk menerbitkan buku
buku untuk anak-anak berseragam merah putih
buku untuk mereka para remaja berseragam putih biru...
pak...
bapak presiden yang terhormat...
bukumu tak kan bisa menyangga atap sekolah kami yang reyot
bukumu tak kan bisa kami duduki untuk kenyamanan selama sekolah
bukumu tak kan bisa kami buat alas menulis layaknya meja lungsuran itu
bukumu tak kan bisa memulihkan cat dinding sekolah kami...
kami tak perlu bukumu...
kami perlu hatimu...
kami perlu uangmu untuk memperbaiki ratusan sekolah bobrok di seantero Indonesia....
kami perlu itu....




Yogyakarta 2011
Defrita Rufikasari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar