Rabu, 25 Februari 2009

SETIAP KALI AKU....

sekitar tiga minggu yang lalu saya diajak beberapa orang majelis untuk menghadiri sebuah kebaktian pentahbisan pendeta. kali ini yang akan ditahbiskan adalah seorang nona asal Sumba. hujan yang mengguyur sebagian kota di Jawa Timur tak menurutkan niat para undangan untuk turut hadir mendukung dan turut berbahagia atas ibadah pentahbisan ini.
gedung gereja yang mungil, sore ini nampak lebih cantik dan semarak dengan aneka bunga yang didominasi warna putih. selain itu, para pemusik sudah mengalunkan beberapa tembang yang menghantar jemaat untuk khusyuk menyiapkan hati sebelum beribadah. saya dan beberapa majelis memilih tempat agak ke belakang. bukan apa-apa, itu hanya karena kami tidak kebagian tempat di depan. agak molor sedikit dari waktu yang tertera pada buku liturgi, akhirnya ibadah ini dilaksanakan juga. diawali dengan prosesi masuknya calon pendeta yang akan ditahbiskan, para pendeta yang diiringi dengan lagu pop rohani "Ku Kagum Akan Engkau". seperti biasa, nampak ada beberapa pendeta yang dalam perarakn itu kurang mampu merasakan makna prosesi awal ini. mereka berjalan tergesa-gesa seakan akan dikejar anjing atau mereka mengejar bis kota...entahlah, namun sikap mereka jadi terkesan kurang khidmat. nampaknya perlu di briefing sebelumnya.
setelah itu liturgi berjalan sebagaimana yang tertera di buku liturgi. dan diakhiri dengfan sambutan-sambutan lalu santap malam bersama.
yah, setiap kali saya menghadiri ibadah pentahbisan macam ini, saya selalu terusik dengan sikap penumpangan tangan yang dilakukan secara keroyokan. artinya, yang mau ditahbiskan ada ditengah-tengah dan bertelut lalu dikelilingi para pendeta yang menumpangkan tangannya. ketika saya melihat tahbisan di KAtolik saya terenyuh sekali. apa sebab? selain suasananya yang sederhana dan khidmat, si calon pendeta ini musti berjalan meminta berkat dan peneguhan pada para pendeta yang sudah berbaris di depan altar. seakan-akan mereka (para pendeta)benar-benar secara pribadi menyatakan dukungan dan berkatnya. luar biasa. belum lagi ketika saya melihat tahbisan para kardinal di vatikan sono. astaganaga....mereka gak cuma bertelut namun "ndlosor" alias tiarap. belakangan saya baru tahu kalo itu bermakna "Penyerahan diri total di hadapan Tuhan". suasana yang khidmat lagi-lagi membuat saya iri.
dan setiap kali saya menghadiri acara tahbisan macam begini, saya selalu bertanya-tanya: Kira-kira apa yang ada di benak mereka yang ditahbiskan, apakah senang, cemas atau biasa aja?selain itu setiap kali saya melihat atau menghadiri acara tahbisan, saya selalu melihat bahwa Hidup yang ditahbiskan tak lagi sama.dia kini bener-bener memikul tanggung jawab gede untuk membimbing jemaatnya dan mulai kini dia "bener-bener menyerah di kaki salib Yesus".eniwei.....buat teman-temanku yang sudah memilih jalan yang paling jarang dilewati orang ini )the road less travelled....selamat ya!!!! selamat berjuang bersama DIA!!!!


salam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar