Hidup ini ibarat perjalanan yang lanskapnya selalu berubah-ubah. Kita semua memulai perjalanan bersama-sama, berbagi persahabatan ,kegembiraan, kesedihan dan pengalaman. Merangkumnya lewat kata dan gambar dalam lembar-lembar catatan perjalanan. Sebab dengan demikian kita meninggalkan jejak yang mungkin suatu ketika akan berguna bagi pejalan yang lain…
Selasa, 26 November 2013
Selamat ya Kalong (2013)
Kamis, 07 November 2013
T E L I N G A T U H A N (November 2013)
Kalau ada sesuatu yang dianggap misterius dan tidak saya pahami metode kerjanya dan polanya itu adalah jawaban dari Tuhan. Dari sekian banyak kali jawaban dari Tuhan yang saya terima ada dua yang membuat saya tercengang tak percaya walau nyata adanya.
Pertama sekitar dua atau tiga tahun lalu ketika saya diam-diam jenuh dengan relasi yang saya miliki dan tak lagi antusias. Parahnya adalah saya tak melihat ada masa depan di sana. Saya tak tahu apakah itu bisa dibilang iseng-iseng atau tak sengaja karena saya tak tahu per definisinya apa. Saya lebih kepada bicara dengan hati saya dalam suatu petang di lobby sebuah gereja.
Taaaarrraaa....sebuah jawaban saya terima seminggu kemudian dalam cara yang tidak pernah saya pahami. Tapi karena ini bukan berita sukacita maka tak pantas ada gegap gempita. Itulah saat saya sadar Dia punya telinga yang sangat tajam. Bahkan bisik saya pun Ia pahami.
Kedua, akhir bulan lalu peristiwanya. Ketika itu kakak saya pusing cari tempat baru yang secara hitungan bisnis meguntungkan. Cari sana sini tak jua dapat. Tak dinyana malah dapat ditempat yang sesuai keinginan. Pun ternyata keinginan itu pernah terbersit di hati kira-kira sekian bulan lalu hampir separoh tahun.
Dari dua kejadian ini saya terkagum-kagum dengan jawabn Tuhan.
Dan diam-diam saya curiga Tuhan menitipkan telinga-Nya di hati tiap anak manusia.
Maka ucap sehalus apun Ia dengar, Ia pertimbangkan, Ia berikan....
Terimakasih untuk telinga mungil-Mu di hati saya :-)
Senin, 28 Oktober 2013
Membuka Kotak Simpanan Wombat
Kemarin siang seketika saya ingin mengunjungi sebuah kotak lama. Mengunjunginya dan menata kembali barang-barang di dalamnya. Ada foto lama bersama teman-teman, ada foto tempat-tempat yang pernah saya kunjungi. Menata semuanya pada tempatnya. Melihatnya kembali...ahhh..lebih baik.
Kemudian saya membuka kotak yang lain. Disana ada banyak tulisan cerita yang sudah selesai, belum selesai, seperempat jalan, bahkan ada yang baru dua halaman dan jelas masih menyisakan ruang untuk diselesaikan.
Satu per satu saya baca lagi cerita-cerita yang sudah berakhir. Lalu cerita-cerita yang membeku menunggu diakhiri. Di sana saya menemukan diri saya bertahun-tahun lalu. Saya yang menulis dan menulis namun tidak pernah ditampilkan. Cukup dibaca sendiri atau dinikmati oleh teman-teman yang sedang berkunjung. Saya jadi teringat reaksi beberapa dari mereka. Ada yang menangis sambil membaca. Ada yang terus menerus menagih lanjutan ceritanya. Ada pula yang tidak suka karena ceritanya menyedihkan. Namun mereka adalah pembaca pertama saya.
Sekarang, beberapa mengenal saya sebagai orang yang menulis artikel bersifat ilmiah dalam dua buku bergaya bunga rampai. Apa jadinya kalau mereka menemukan kotak ini dan menemukan sisi saya yang lain. Mungkin mereka akan terkejut. Jauhlah tulisan-tulisan itu dari aroma ilmiah.
Bahkan saya pun terkejut. Bagaimana bisa saya menuliskan cerita tentangn seorang perempuan yang cinta mati pada kopi dan pada lelaki yang mengenalkannya pada kopi untuk pertama kalinya. Tentang seorang manusia yang mencari tahu makna kehidupan. Tentang empat orang kawan yang menjalani narasi hidup berbeda. Tentang rasa yang tak pernah sampai. Dan tentang pamit.
Mungkin saat itu saya membiarkan diri saya menyelami lamunan yang mengantarkan saya ke tempat-tempat baru dan rasa yang baru. Saya menjelma notulis yang mencatat semuanya. Maka ada catatan yang rampung ada pula yang menunggu untuk diselesaikan.
Selain saya menemukan tulisan-tulisan tadi saya menemukan tulisan -tulisan ringan yang isinya adalah refleksi dan cara pandang saya terhadap berbagai hal. Rupanya ada juga sekelompok kecil orang yang rajin membacanya dan memberikan tanggapan di email saya.
Saya sadar mereka adalah orang-orang yang mengetahui aktivitas wombat yang terus menggali. Terimakasih.....
Wombat masih akan terus menggali....
28 oktober 2013
Defrita
Bicara
Mari duduk sejenak
Jangan ragu dan jauh
Mari mendekat kita bicara
Tapi tunggu...
Apa itu yang ada di tanganmu?
Ya, apa yang kau genggam erat-erat nyaris meledak itu?
Agaknya kita tak bisa duduk bersama
Lalu bicara dari hati ke hati
Selama sesuatu yang kau genggam tak kau lepaskan
Buang semua prasangka
Tak hendak aku menghakimimu kawan
Buang semua curiga
Tak aku bawa badik untuk mennghunjammu
Buang semua asumsi-asumsi
Tak hendak kita adu tafsir...
Mari,
Sini ...
Kita bicara..
Apa saja yang membuat jiwamu lega...
Mari kita bicara
Menabung kenangan yang lama tak bersua...
Dengan tanganmu kosong
Dengan tanganku kosong
Kita bicara
Tanpa tendensi...
Tanpa pura-pura...
Tanpa basa-basi...
Kita dua sahabat lama...
Yohana defrita rufikasari
Oktober 2013