Setelah saya membuat keputusan
dan melewati pertemuan yang maha membosankan itu maka saya tiba pada milestone
yang baru. Saya harus mencari. Ya, saya harus mencari sesuatu untuk dikerjakan.
Mencari pekerjaan. Sesuatu yang belum pernah terlintas di benak saya sekalipun
umur sudah menginjak usia 26 tahun. Sebuah keputusan yang membuat beberapa
orang mengernyitkan alis dan bertanya-tanya mengapa saya mencari pekerjaan.
Bagi saya mencari pekerjaan atau sesuatu untuk dikerjakan bukan melulu soal
gaji dan jenjang karir. Tetapi kepuasan mengerjakan dan kebahagiaan menyaksikan
orang lain menikmati apa yang kita kerjakan. Celakanya sudah terlalu banyak
orang yang melihat bahwa pekerjaan itu dicari karena melulu soal uang dan
posisi. Maka keputusan saya dan pemahaman saya tentang kerja dan mencari kerja
ditafsirkan demikian. Tapi sebentar, bukankah pada mulanya adalah Allah yang
bekerja? Mengelola kebun, merawat berbagai macam tanaman, bahkan merawat Adam
dan Hawa. Dan sampai sekarang pun Allah masih bekerja. Masakan Allah bekerja
saya ongkang-ongkang kaki minum kopi….sungguh terlalu.
Bagi teman-teman saya yang
menempuh bidang studi berbeda dari saya semasa kuliah, sudah tidak asing lagi
dengan proses mencari kerja, membuat suarat lamaran, menunggu wawancara,
menghadiri wawancara dan mengikuti psikotes. Lalu siap-siap menerima pengumuman
diterima atau tidak. Namun dengan pilihan bidang studi yang saya tempuh selama
5 tahun, maka saya tidak mengenyam proses itu. Begitu lulus saya tidak perlu
kelimpungan dan demumukan mencari pekerjaan karena semua sudah tersedia.
Tinggal siapkan tas, berangkat dan jalani saja. Begitu selalu. Sampai akhirnya
hidup membawa saya kepada jalan yang berbeda. Di usia saya yang ke-26 sebulan
lagi, saya pada tahap mencari pekerjaan. Mungkin terdengar aneh atau bahkan
beberapa orang berkomentar minor, tapi bagi saya ini mengasyikan. Pepatah Cina
mengatakan, “Bahkan Tuhan pun tidak dapat menolong orang yang tidak menggunakan
kesempatan.” Hahahaha, saya pun bersyukur ada banyak kesempatan ditawarkan
kepada saya... Gusti mboten nate sare.....
Saya mulai rajin mendengarkan,
mengamati, dan mencari informasi tentang pekerjaan yang sesuai dengan minat dan
kemampuan saya. Lalu sibuk membuat surat lamaran. Surat lamaran? Ya surat
lamaran. Sesuatu yang tadinya saya tidak tahu sama sekali. Namun kini menjadi
sangat akrab hehehehe, bahkan sampai hafal mati formula nya seperti apa. Dulu
saya tidak terlalu perduli pada i-branding, sekarang saya menghayatinya sungguh
hahaha…
Saya bersyukur hidup menuntun saya melewati pengalaman ini. Pengalaman
mencari pekerjaan, membuat surat lamaran, menanti dan berdoa, kemudian berharap
diundang wawancara dan diterima. Saya jauh lebih bisa berempati terhadap sesama
yang juga sedang berjuang mencari pekerjaan, berjuang mencintai dan menikmati
pekerjaannya. Sekalipun banyak orang mencemooh saya, memberikan komentar
seperti, “Bodoh banget sih. Udah ada “kerjaan” enak malah cari yang lain.” Atau
sejenis, “Rasain tuh kalau mau “keluar” dari sistem ya begitu itu kelimpungan
cari kerja.” Dan berbagai macam komentar sejenis. Tidak apa-apa. Orang bebas
mau berkomentar apapun tentang milestone saya ini hehehe…karena sekeras apapun
mereka berteriak dan mencemooh, saya tokh bahagia dengan pilihan saya. Saya
menikmati dan bahkan mensyukuri momen mencari pekerjaan ini. Karena dalam momen
inilah saya lebih menghayati artinya SABAR…PASRAH SUMARAH MARANG GUSTI
ALLAH…KERENDAHAN HATI…dan BERHARAP juga menghargai relasi yang terjalin selama
ini dengan teman-teman. Karena ketika satu lowongan tertutup, Allah membukakan
lowongan yang lain yang saya yakini passss betul buat saya J
Bayangkan, ketika banyak orang mencemooh saya, saya justru sedang
memunguti pembelajaran itu semua hehehe… barangkali benar kata pepatah lama anjing menggonggong, kafilah berlalu.
Ya, suara sumbang dan pedas mereka tidak akan mengentikan saya untuk menikmati
hidup saya sekarang ini sekalipun sungguh hidup saya jauh dari definisi nyaman
menurut mereka hehehe…
Suatu siang ketika saya selesai mengirimkan surat lamaran, seorang
sahabat mengirimkan pesan, begini bunyinya:
Ketika
kerjamu tidak dihargai
Maka
saat itu kau sedang belajar tentang
KETULUSAN…
Ketika
usahamu dinilai tidak penting,
Maka
saat itu kau sedang belajar tentang
KEIKHLASAN…
Ketika
hatimu terluka sangat dalam,
Maka
saat itu kau sedang belajar tentang
MEMAAFKAN…
Ketika
kau harus lelah dan kecewa,
Maka
saat itu kau sedang belajar tentang,
KESUNGGUHAN…
Ketika
kau merasa sepi dan sendiri,
Maka
saat itu kau sedang belajar tentang,
KETANGGUHAN…
Ketika
kau harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung,
Maka
saat itu kau sedang belajar tentang
BERMURAH
HATI
Tetap
semangat,
Tetap
sabar,
Tetap
tersenyum,
Terus
belajar
Karena
kau sedang menimba ilmu di sekolah kehidupan
Kau
berada di tempatmu bukan karena kebetulan…
Orang
hebat tidak dihasilkan melalui,
KEMUDAHAN,
KESENANGAN,
KETENANGAN,
Mereka
dibentuk melalui,
KESUKARAN,
TANTANGAN,
AIR
MATA.
Ketika
kau mengalami sesuatu yang sangat berat dan merasa ditinggalkan sendiri dalam
hidup ini…
Tegakan
kepalamu…tataplah masa depanmu
Ketahuilah
kau sedang dipersiapkan untuk menjadi orang yang luar biasa….
Sampai saat ini saya masih dalam rangkaian proses mencari pekerjaan dan
berharap menemukan pekerjaan yang tepat… doa dan dukungan dari sanak dan teman
menjadi lagu yang mengiringi langkah saya untuk terus berjalan…terus
mencari…hingga dapat J
Banyu urip 2013
Yohana defrita rufikasari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar