Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4
Menjelang Tri Hari Suci yaitu Kamis Putih, Jum’at Agung, dan Sabtu Sunyi, teks Kitab Suci Matius 26:17-25 adalah teks yang lumrah dibacakan dan direnungkan, sesuai dengan tahun leksionari. Beberapa hari menjelang paskah minggu lalu saya membaca Matius 26:17-25 dan kemudian membandingkannya dengan Markus 14:12-21, Lukas 22:7-14;21-23 dan Yohanes 13:21-30 dan saya menemukan bagian yang mungkin nyaris terlewatkan dari mata kita, tetapi menurut saya bagian ini menarik untuk diulik.
Di dalam Matius 26:18 Anda akan menemukan frasa “si Anu” yang uniknya tidak ditemukan dalam 3 teks sinoptik yang lain. Ketika saya membaca frasa “si Anu” dan mencarinya lebih jauh lagi saya menemukan bahwa frasa “si anu” di ESV (English Standard Version), KJV (King James Version), NIV (New International Version), RSV (Revised Standard Version) frasa “si Anu” adalah certain man, such a man, dan certain one. Sedangkan dalam bahasa Yunani deina yang memang artinya nama yang tidak terlalu penting untuk disebutkan tetapi cukup dipahami oleh orang-orang di dalam konteks tersebut (sehingga tidak disebutkan namanya pun, para murid sudah memahami siapa yang dimaksud). Namun di atas semua penjelasan itu terenyuh hati saya dengan si Anu yang loteng rumahnya dipakai oleh Yesus dan para muridNya sebagai tempat perjamuan makan Paskah. Sembari terus merenungkan si Anu saya heran, masakan iya si Anu ini namanya sampai tidak terlalu penting untuk disebutkan…ah,keterlaluan betul rasanya.
Si anu punya nama, itu keyakinan saya , masakan iya dia tak bernama, aneh betul. Tetapi mungkin bagi penulis nama si anu tidaklah terlalu signifikan jika dituliskan tetapi bagi intepretasi saya, si anu ini punya makna yang tidak seremeh “nama” si anu. Mungkin bagi orang lain si anu itu nothing tapi bagi Yesus si anu itu someone and He need him! Dalam hidup kita di dalam dunia, kitapun mungkin pernah atau bahkan sering dianggap bukan siapa-siapa. Dianggap tidak penting. Dianggap tidak berharga. Dianggap tidak selevel. Tetapi silahkan Anda perhatikan, sekalipun si anu ini namanya tidak disebutkan, ia adalah orang yang dibutuhkan oleh Yesus. Orang yang mengambil bagian dalam momen penting Yesus dengan para muridnya menjelang detik-detik penyiksaanNya. Ia menyediakan loteng rumahnya. Ia menyediakan makanan bagi Yesus dan para muridNya. Peran yang tidak remeh.
Barangkali kita sering dianggap sebagai si Anu tidak penting, tidak layak, tidak terkenal, dan kita mulai lelah dianggap sebagai si anu. Lihatlah pada si anu di Matius 26:18. Sekalipun bagi dunia perannya sangat sederhana, sangat remeh, bahkan keberadaan dirinya tidak diperhitungkan, Yesus tetap menganggapnya sebagai seorang penting, Yesus tetap membutuhkan dia. Dan respon si anu adalah menyambut dan memberikan apa yang sanggup ia berikan pada Yesus. Sekalipun orang-orang di sekitar kita memandang remeh keberadaan kita, ingatlah bahwa Yesus butuh kita yang dianggap si anu dan Ia tidak memandang remeh kita!
Y.Defrita Rufikasari
Wonosobo, 6 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar