Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4
Memandang salibmu junjunganku
Aku terdiam dalam hening bening
Terlintas dalam benak sebuah tanya
Jauh sebelum engkau hadir dalam duniaku
Adakah engkau sudah tahu pedih perihnya via dolorosa?
Adakah engkau sudah tahu bahwa jalan penderitaanmu itu sunyi belaka?
Tiada kawan…
Hanya lawan…
Kesunyian panjang menyanyi mengiringmu
Adakah engkau sadar sepenuh jalan ini begitu sepi, sedikit orang yang memilihnya?
Sampai kini sungguh tiada ku mengerti
Engkau jalani penderitaanmu
Tidak mempercepatnya…
Tidak juga memperlambatnya…
Tetapi membiarkan dera demi dera hadir dalam waktu sewajarnya
Dalam tempo apa adanya
Dalam sepi seadanya…
Via dolorosamu getir, junjunganku…
Via dolorosamu sepi…
Betapa sesungguhnya penderitaan berkarib dengan sunyi
Berangkulan mereka bernyanyi sepanjang jalanmu…
Kau gedor pintu itu…
Kau teriakan nama yang begitu akrab bagi nadimu…
Kau panggil bapamu…parau…
Dan hanya angin yang berhembus gelisah…
Betapa sunyi via dolorosamu…
Betapa sepi salibmu…
Dalam sepimu itu kau undang aku serta…
Ikut kau punya langkah…
Tertatih menahan pedih namun pasti…
Ikut kau punya jejak…
Tanpa gaduh mengaduh…
Memeluk penderitaan hidup
Sama seperti kau reguk cawan pahit itu…
Bersamamu di via dolorosamu…
Y. Defrita R.
Jum’at agung, 6 april 2012
Wonosobo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar