Desau angin maret perlahan-lahan meluruhkan dinding itu.
satu per satu lapisannya terkelupas.
hanya dinding beku berwarna merah diam menganga diterpa angin
serpihannya terbang kian kemari
menari dibawa angin pagi
yang menyapa diri...
ada geletar yang menyengat sadar...
satu per satu teman melangkah penuh pasti
melangkah menjemput mimpi...
dalam sepi yang teramat sunyi
aku diam mengamati...
satu per satu mengayun langkah..
membawa sebongkah rencana dan harapan...
membawa segenggam kecemasan akan masa yang di depan...
dalam sepi yang teramat menekan...
aku diam menyaksikan...
dalam-dalam ku kubur mimpi yang mulai kuncup itu
cukup ku rekam dalam pita memori akan hijaunya ia...
cukup ku pandang sekejap sebelum aku tersengat...
luka itu menganga...
pedih masih meraja
biarlah ku di sini dulu menyembuhkannya..
dan aku menyaksikan kaliah melangkah...
melangkahlah kawan...
melangkah sahabat...
doaku untuk kalian...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar