Kalenderku bilang hari ini adalah Hari Pendidikan Nasional.
Sejak pagi mula, ku lihat bocah-bocah berseragam merah putih hilir mudik tergesa-gesa.
Mereka tak ingin melewatkan upacara rutin yang istimewa karena sekarang hari Pendidikan Nasional.
Yang berseragam biru-putih da abu-abu putih pun turut tergesa tak inggin tertinggal.
Para guru dan dosen yang sudah lama tidak upacara kini bersiap sedia.
Ah..sibuk nian ku lihat mereka merayakan hari Pendidikan Nasional.
Kau tunggu saja matahari geser ke tengah dan nyalakan kotak ajaib itu
Kau akan menerima informasi dari seluruh sudut negeri ini
melaporkan acara perayaan dan upacara hari pendidikan nasional.
sangat seremonial...
tapi pernahkah kita berhenti sejenak dari acara baris-berbaris dalam upacara itu..
pernahkah kita hentikan sejenak pidato lawas yang diulang-ulang itu
pernahkan kita berhenti dari lomba-lomba itu...
dan duduk di sini bersama si Tono yang saban hari memandang mereka wara wiri dengan seragam sekolah
berselempangkan tas keren dan tak jarang diangkut sopir...
sementara di pundaknya hanya selempang kotak semir sepatu dan baju kusam sedekah dermawan...
duduk di sini bersama si Siti yang harus berhati-hati belajar di kelas yang hampir roboh..
atap doyong ke kanan...
tembok doyong ke kiri...
bangku reot dan meja lapuk
jendela dan pintu tanpa daun...
duduklah bersama dengan si Banu yang setiap pagi berangkat jam 4 pagi...
menyeberangi sungai...
berjalan belasan kilometer
untuk sesuatu yang disebut pendidikan!
duduklah di sini bersama dengan si Ratih yang hanya bermain di teras rumah...
semenjak SPP menunggak dan perekonomiannya lemah...
duduklah di sini bersama si Maisaroh yang harus mengayuh sepeda bersaing dengan truk dan tronton besar di porong sana...
demi merubah nasib dan menuntut keadilan...
Mereka tidak butuh absensi upacara mu!
Mereka tidak butuh pidato-pidato mu yang mencantumkan keberhasilan mu membangun pendidikan di negeri ini!
Mereka tidak butuh ekspresi keprihatiananmu yang membuat ku mual dan jijik!!
Tanyakan pada hati nuranimu...
apa makna seremonial hari pendidikan nasional
jika masih ada banyak Tono, Siti, Banu, Ratih dan Maisaroh di seluruh penjuru Indonesia?
untuk apa upacara dan lomba-lomba serta pidato rutin?
jika ternyata pendidikan nasional kita tidak bisa dirasakan oleh semua anak!!!
jika ternyata orang miskin di Indonesia dilarang sekolah!!!!!
ini fakta menyakitkan yang sudah dan akan ditelan jutaan anak di Indonesia...
dan apa yang kau buat????? apa yang kita buat???
hati nurani ku menuduh tajam...
selamat merenungkan makna hari pendidikan nasional dengan cermin sosial yang terang benderang...
Education is not the filling a bucket but lighting of a fire-William Butler Yeats(1865-1939).
Darmo Satelit, 02 Mei 2011
Y. Defrita R.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar