Ku ceritakan pada angin bahwa aku hanya mampu mencintaimu…
Dan angin pun membisikkannya pada daun-daun yang bergemerisik
Angin meneruskannya pada bunga, awan, tanah dan air…
Kini seluruh jagad mengetahui cerita hatiku.
Ku ceritakan pada angin bahwa aku hanya mampu memeluk hatimu…
Dan angin kembali membisikkannya pada batu-batu yang kaku…
Pada tanah yang lembab…
Pada daun-daun yang luruh…
Angin berputar-putar riang mengabarkan suara hatiku…
Dan semua pun terpana takjub mendengar suara angin…
Ku ceritakan pada angin bahwa selamanya aku hanya mampu memilikimu…
Dan angin riang bergemuruh menyambut ceritaku.
Dibawanya cerita itu bermil-mil jauhnya dari pandangan mataku
Disampaikannya cerita itu pada lembah-lembah hijau
Pada cadas yang keras…
Pada anak gembala yang meniup seruling,
Menemani angin berkisah tentang getaran hatiku…
Ku ceritakan pada angin bahwa tak seorangpun mampu membuka hatiku kecuali dirimu..
Angin pun beringsut pergi mengabarkan pada tiap lelaki yang dijumpainya bahwa mereka tidak akan pernah mampu membuka paksa hatiku…
Angin menatap mata para lelaki itu dan berbisik, “dia bukan milik kalian”
Ku ceritakan pada angin….
Biar semua tahu…
Biar semua dengar…
Biar semua lihat…
Berita yang dibisikkan angin kepada ombak, awan, tanah, daun, dan semua yang ada
Angin memenuhinya dengan kabar bahwa aku tidak mampu untuk tidak mencintaimu!
Y. Defrita R.
Yogyakarta
Pulanggeni, akhir September 2010
Hujan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar