Di sela-sela suara hujan
di antara tampiasnya...
aku kembali melihat wajah ini...
wajah jiwaku....
angin yang menderu deru lewat daun jendela
gelombang dingin yang menyeruak mengisi segala arah
di sini aku duduk bersama diriku, lagi.
mudah bagiku kehilangan diriku.
tercecer di antara banyaknya urusan...
tertinggal di atas meja kerja...
terselip di tumpukan tugas...
terbengkalai di puing-puing kesibukan...
teronggok di belakang pemikiran-pemikiran
tanpamu yang tersecer, tertinggal, terselip, terbengkalai dan teronggok...
hidupku otomatis
hidupku monokromatis....
sudah lama aku mencarimu...
sudah lama aku merindukanmu...
wahai diriku yang tercecer, tertinggal, terselip, terbengkalai dan teronggok
sudah begitu lama aku tidak menyapamu...
sudah teramat lama aku tidak mendengarkan suaramu...
mari berbincang...
biar hujan juga mendegarkan...
mari bernyanyi...
biar angin ikut mendesau...
mari...
mari jiwaku...
mari diriku...
Y. Defrita R.
Wonosobo, 18 Desember 2012
*tulisan ini dibuat karena beberapa waktu yang lalu, cukup lama agaknya saya merasa ada yang terampas dari diri saya. rupa-rupanya saya kehilangan diri saya yang dulu akrab saya ajak bicara, diri saya yang menyempatkan waktu untuk menulis dan melukis. Dan kini kami sudah bertemu kembali....*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar