kamis, 12 Maret 2009
GKI Mojokerto mengundang "D'Care" alias Dissable care untuk berbagi kisah, semangat dan perjuangan dengan jemaatnya. persoalan penyandang cacat di negeri ini "nyaris" selalu dikesampingkan oleh pemerintah dan warganya. hal ini dapat dilihat dari kesempatan, fasilitas publik, dan perundang-undangan yang mendeskriminasikan mereka. dan sikap warga pada umumnya yang mengucilkan para penyandang cacat. jadi melalui acara sharing bareng D'care ini, warga jemaat kembali diingatkan bahwa persoalan penyandang cacat di negeri ini adalah persoalan nyata dan "mendesak" untuk diperhatikan dan diperjuangkan. mereka tidak butuh belas kasihan tapi mereka butuh kesempatan...kesempatan untuk memperoleh pekerjaan, pendidikan, kenyamanan dan keamanan ketika mereka menggunakan fasilitas publik yang setara dengan mereka yang bukan penyandang cacat. berdasarkan hasil ngobrol2 dengan mbak Wuri, D'care ini memiliki konsern pada advokasi bagi rekan2 penyandang cacat. sebab seringkali ketika ada masalah hukum misalnya, kekerasan dalam rumah tangga, pencurian, pelecehan, dll...maka tak jarang pihak berwajib tidak mampu "berkomunikasi" dengan mereka dan mereka juga tidak mampu mengkomunikasikan apa yang sebenarnya terjadi...maka dengan adanya bantuan advokasi ini...setidaknya rekan2 penyandang cacat ini bisa memperjuangkan haknya dan juga mempertanggungjawabkan tindakannya.
mereka tidak hanya bersharing saja namun ada yang menyanyi juga. kita semua pasti merasa awesome ketika melihat yang memiliki suara merdu ini adalah seorang gadis yang sejak lahir sudah blind dan dia sekolah di sekolah umum, memiliki kemampuan bermain keyboard dan suara yang menyihir pendengarnya...namanya riski. dia menyanyikan lagu "Album biru", "Mother how are you to day", dan "You rise me up"-nya mas Josh Groban. semua itu dia nyanyikan dengan sangat handal! DIA tidak alpa memberikan semua ciptaannya itu kelebihan-kelebihan yang menakjubkan!!!
kembali ke D'care dan aktivitasnya...mbak wuri pernah berkata bahwa diskriminasi terhadap penyandang cacat itu ada pada aras struktural...nah, saya nanya...apa kiprah yang sudah dan akan dilakukan oleh D'care mengingat sebentar lagi kan PILEG dan PILPRES apakah ada upaya memberikan penyadaran pada para CALEG akan masalah penyandang cacat di Indonesia...yah, at least mereka melihat, menelaah dan mungkin mengubah atau membuat perundang-undangan yang tidak lagi mendiskriminasikan penyandang cacat. Mbak Wuri dan D'care sudah pernah "menyambangi" beberapa partai untuk diajak membahas masalah ini...namun belum ada respon kuat dari para CALEG.
sekarang kalo Anda pas lagi di jalan, coba tengok kanan dan kiri...Anda akan menyaksikan banyak poster dll yang menampilkan CALEG sedang bergambar dengan senyum khas dan slogan2 kecap no.1 serta aneka visi, misi bahkan program dan kontrak politik segala...tapi apakah Anda pernah lihat ada CALEG yang secara khusus dalam programnya berupaya untuk menciptakan kesempatan hidup, kerja, mengenyam pendidikan, dan kenyamanan serta keamanan fasilitas publik bagi mereka yang cacat? serta mengupayakan perundang-undangan yang bebas diskriminasi bagi para penyandang cacat?? nyaris tidak ada!!! yah, yang lebih urgent menurut para CALEG di negeri ini adalah soal Ekonomi, Pendidikan dan kesehatan....tapi mengapa soal yang juga begitu real...malah dipudarkan?! soal hidup (berarti menyangkut pekerjaan, pendidikan, fasilitas publik, hukum) para penyandang cacat ini selalu ada di urutan kesekian?? adakah mereka dianggap warga negara kelas dua? kalo kita sadar mereka itu mengalami 2 kecacatan....secara fisik cacat dan secara sosial, mereka didiskriminasikan.....lantas sampai kapan saya dan Anda masih menutup mata dan duduk di zona nyaman kita sambil menggunakan headset agar jeritan dan perjuangan para penyandang cacat tak terdengar????walahualam....
GKI Mojokerto mengundang "D'Care" alias Dissable care untuk berbagi kisah, semangat dan perjuangan dengan jemaatnya. persoalan penyandang cacat di negeri ini "nyaris" selalu dikesampingkan oleh pemerintah dan warganya. hal ini dapat dilihat dari kesempatan, fasilitas publik, dan perundang-undangan yang mendeskriminasikan mereka. dan sikap warga pada umumnya yang mengucilkan para penyandang cacat. jadi melalui acara sharing bareng D'care ini, warga jemaat kembali diingatkan bahwa persoalan penyandang cacat di negeri ini adalah persoalan nyata dan "mendesak" untuk diperhatikan dan diperjuangkan. mereka tidak butuh belas kasihan tapi mereka butuh kesempatan...kesempatan untuk memperoleh pekerjaan, pendidikan, kenyamanan dan keamanan ketika mereka menggunakan fasilitas publik yang setara dengan mereka yang bukan penyandang cacat. berdasarkan hasil ngobrol2 dengan mbak Wuri, D'care ini memiliki konsern pada advokasi bagi rekan2 penyandang cacat. sebab seringkali ketika ada masalah hukum misalnya, kekerasan dalam rumah tangga, pencurian, pelecehan, dll...maka tak jarang pihak berwajib tidak mampu "berkomunikasi" dengan mereka dan mereka juga tidak mampu mengkomunikasikan apa yang sebenarnya terjadi...maka dengan adanya bantuan advokasi ini...setidaknya rekan2 penyandang cacat ini bisa memperjuangkan haknya dan juga mempertanggungjawabkan tindakannya.
mereka tidak hanya bersharing saja namun ada yang menyanyi juga. kita semua pasti merasa awesome ketika melihat yang memiliki suara merdu ini adalah seorang gadis yang sejak lahir sudah blind dan dia sekolah di sekolah umum, memiliki kemampuan bermain keyboard dan suara yang menyihir pendengarnya...namanya riski. dia menyanyikan lagu "Album biru", "Mother how are you to day", dan "You rise me up"-nya mas Josh Groban. semua itu dia nyanyikan dengan sangat handal! DIA tidak alpa memberikan semua ciptaannya itu kelebihan-kelebihan yang menakjubkan!!!
kembali ke D'care dan aktivitasnya...mbak wuri pernah berkata bahwa diskriminasi terhadap penyandang cacat itu ada pada aras struktural...nah, saya nanya...apa kiprah yang sudah dan akan dilakukan oleh D'care mengingat sebentar lagi kan PILEG dan PILPRES apakah ada upaya memberikan penyadaran pada para CALEG akan masalah penyandang cacat di Indonesia...yah, at least mereka melihat, menelaah dan mungkin mengubah atau membuat perundang-undangan yang tidak lagi mendiskriminasikan penyandang cacat. Mbak Wuri dan D'care sudah pernah "menyambangi" beberapa partai untuk diajak membahas masalah ini...namun belum ada respon kuat dari para CALEG.
sekarang kalo Anda pas lagi di jalan, coba tengok kanan dan kiri...Anda akan menyaksikan banyak poster dll yang menampilkan CALEG sedang bergambar dengan senyum khas dan slogan2 kecap no.1 serta aneka visi, misi bahkan program dan kontrak politik segala...tapi apakah Anda pernah lihat ada CALEG yang secara khusus dalam programnya berupaya untuk menciptakan kesempatan hidup, kerja, mengenyam pendidikan, dan kenyamanan serta keamanan fasilitas publik bagi mereka yang cacat? serta mengupayakan perundang-undangan yang bebas diskriminasi bagi para penyandang cacat?? nyaris tidak ada!!! yah, yang lebih urgent menurut para CALEG di negeri ini adalah soal Ekonomi, Pendidikan dan kesehatan....tapi mengapa soal yang juga begitu real...malah dipudarkan?! soal hidup (berarti menyangkut pekerjaan, pendidikan, fasilitas publik, hukum) para penyandang cacat ini selalu ada di urutan kesekian?? adakah mereka dianggap warga negara kelas dua? kalo kita sadar mereka itu mengalami 2 kecacatan....secara fisik cacat dan secara sosial, mereka didiskriminasikan.....lantas sampai kapan saya dan Anda masih menutup mata dan duduk di zona nyaman kita sambil menggunakan headset agar jeritan dan perjuangan para penyandang cacat tak terdengar????walahualam....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar