Minggu pagi, 30 November 2008...
pagi ini agenda kami adalah mengikuti misa di Kapel Robertus Bellarnimus di belakang wisma Realino. dari tempat kami menginap...cukup berjalan kaki selama 3-5 menit ke arah timur maka kita akan segera menjumpai bangunan gereja yang menempati kompleks kampus Sadhar. rupanya kami belum terlalu terlambat datang tetapi kok ya sulit dapat tempat duduk? kami hilir mudik mencari tempat duduk tetapi jua kami dapati. akhirnya setelah menengok ke kanan dan kiri, dapat juga tempat duduk walaupun posisi amat sangat tidak strategis tetapi ya lumayanlah daripada di parkiran. saya dan Prof. E.G.S duduk di bagian sayap gereja. sedang teman-teman lain entah duduk di bagian mana. rupanya minggu ini adalah minggu advent pertama (astaganaga...saya benar-benar tidak ingat lagi..namun Romo itu telah mengingatkan saya bahwa sekarang sudah advent pertama itu artinya liturgi malam natal dan ibadah natal keluarga harus segera saya bikin dan kirim ke GKI Jember...ampun Tuhan,,,saya terjangkit amnesia selektif rupanya) dan ada ritual pembaptisan. tema minggu advent pertamanya adalah "Apakah aku sudah bertanggung jawab terhadap kehidupan ku?" wah, saya tertarik dengan temanya saya menduga tema ini akan dikupas dalam homili si Romo...terntaya eh ternyata...Romo tidak mengupas apapun soal tema minggu advent ini!!!! alamak...terus umat harus menafsirkan sendiri begitu? entahlah...saya berdoa semoga yang hadir mampu memahami perkataan Romo yang bertugas minggu ini....
setelah mengikuti misa, kami berjalan kaki lagi kembali ke wisma dan melanjutkan dengan refleksi II yang masih dibawakan oleh Prof. E.G.S. kali ini beliau mengambil dari 1 Yohanes 4:7-21 dengan tema "Di dalam cinta kasih tidak ada ketakutan". ada beberapa hal yang menarik bagi saya, yaitu:
1).bahan ini masih terkait dengan refleksi kemarin malam. kalo kemarin kita diharapkan mampu meyadari keberadaan kita sebagai anak-anak Allah yang sudah semestinya mewujudkan cinta kasih pada HARI INI. maka pertanyaan yang muncul, Bagaimanakah kita hidup hari ini dengan menjalankan kasih?????
Yohanes menyebutkan bahwa ada sesuatu yang menjadi penghalang bagi kita untuk menjalankan kasih dengan sepenuh-penuhnya. bukan dosa yang menjadi penghalang, bukan pula amarah atau kebencian...melainkan KETAKUTAN!!!! ketakutan yang paling hebat adalah TAKUT TIDAK DITERIMA alias TERTOLAK! hal tersebut dapat muncul dari trauma-trauma masa lalu dalam pergaulan / relasi dengan sesama.. dan ketakutan terbesar adalah tidak diterima karena diri sendiri adalah salah kedaden dan pihak yang tidak menerima adalah masyarakat sendiri.
yohanes menamakan penolakan ini sebagai hukuman. kesalahan kita adalah kita sering menganggap hukuman itu sebagai hukuman dari Allah. padahal nih ya...ALLAH TIDAK MENGHUKUM DAN TIDAK MENGHAKIMI...DIA HANYA MENCINTAI SAJA. dan kalau ALLAH MENCINTAI berarti kita diterima...kita diterima sebagai anak-anak ALLAH.
kalau kita mau melakukan perbuatan kasih, kita tidak berangkat dari hukuman atau penolakan melainkan dari penerimaan!!! why? kita sudah diterima, didamaikan, diruwat kalo orang jawa bilang..ruwatan Allah itu ya melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus! Ruwatan ini menjadikan kita ciptaan baru yaitu anak-anak Allah yang harus mampu melakukan kasih...
tapi jangan kira ini proses instan. tidak! hidup baru sebagai anak-anak Allah tidak berlangsung secara instan...butuh proses!!! hari ini disusul dengan hari ini yang berikutnya dan seterusnya..dan kita berjuang untuk semakin lama semakin berani hidup dalam kasih dan akhirnya mengalami bahwa kita tidak ketakutan lagi!
2). ketakutan itu wujud ketidakpercayaan, bukan cuma tidak percaya pada Allah tetapi juga pada sesama manusia. pengalaman keseharian kita juga menunjukkan bahwa orang yang paling kita cintai sekalipun seringkali tidak dapat dipercayai atau diandalkan!!!! dan dibalik mulut manis kata-kata indah mereka seringkali sebenarnya terdapat PENOLAKAN terhadap kita!!!!! nah pengalaman ini seringkali kita proyeksikan kepada Allah dalam bentuk ketidak percayaan kita akan kasih Allah yang tidak menolak kita....
saya teringat doa saya dalam ibadah pertama dalam retreat ini...saya berdoa agar Allah memulihkan saya dan jangan menolak saya...jangan-jangan saya telah salah melihat Allah. artinya, pengalaman-pengalaman tertolak atau ditelantarkan telah menjadikan saya memproyeksikan itu pada Allah...padahal Allah hanya mencintai saya tidak menolak saya sekalipun sesama saya menolak!!! dan saya jadi bercermin pada diri saya sendiri...ketakutan-ketakutan yang muncul dari pengalaman tertolak dan ditelantarkan barangkali telah membuat saya mengandalkan ketakutan itu dan berusaha melindungi diri dari berbagai hal yang menakutkan...termasuk hubungan personal yang serius dan berdasarkan kasih...dan akhirnya hubungan atau relasi saya dengan sesama sangat dangkal....dan seperlunya saja!
hidup tanpa ketakutan itu dijalankan dalam kepercayaan, beriman dan berharap kepada Tuhan...dan percaya kepada sesama manusia... walaupun saya dan Anda akan sering dikhianati, dikecewakan, ditolak, dan ditelantarkan...namun kita tetap harus menjalankan kehidupan ini tanpa ketakutan...biar takut asal jalan terus...lama-kelamaan juga tidak takut lagi....
yah..refleksi ke-2 ini seperti hendak memberi jawab atas apa yang saya alami. saya seperti mendapat moment "AHA" plus gambar lampu yang menyala terang di atas kepala saya...he3...yah saya merasa biar sesama menolak saya tidak menerima keberadaan saya...saya tidak takut untuk tetap menjalin relasi penuh kasih dengan mereka dan terlebih lagi saya dikuatkan dengan kenyataan bahwa ALLAH TIDAK AKAN MENOLAK SAYA!!!! i'm so happy!!!!
inilah yang dapat saya bagikan untuk bekal perjalanan hidup kita masing-masing...semoga bermanfaat...
pagi ini agenda kami adalah mengikuti misa di Kapel Robertus Bellarnimus di belakang wisma Realino. dari tempat kami menginap...cukup berjalan kaki selama 3-5 menit ke arah timur maka kita akan segera menjumpai bangunan gereja yang menempati kompleks kampus Sadhar. rupanya kami belum terlalu terlambat datang tetapi kok ya sulit dapat tempat duduk? kami hilir mudik mencari tempat duduk tetapi jua kami dapati. akhirnya setelah menengok ke kanan dan kiri, dapat juga tempat duduk walaupun posisi amat sangat tidak strategis tetapi ya lumayanlah daripada di parkiran. saya dan Prof. E.G.S duduk di bagian sayap gereja. sedang teman-teman lain entah duduk di bagian mana. rupanya minggu ini adalah minggu advent pertama (astaganaga...saya benar-benar tidak ingat lagi..namun Romo itu telah mengingatkan saya bahwa sekarang sudah advent pertama itu artinya liturgi malam natal dan ibadah natal keluarga harus segera saya bikin dan kirim ke GKI Jember...ampun Tuhan,,,saya terjangkit amnesia selektif rupanya) dan ada ritual pembaptisan. tema minggu advent pertamanya adalah "Apakah aku sudah bertanggung jawab terhadap kehidupan ku?" wah, saya tertarik dengan temanya saya menduga tema ini akan dikupas dalam homili si Romo...terntaya eh ternyata...Romo tidak mengupas apapun soal tema minggu advent ini!!!! alamak...terus umat harus menafsirkan sendiri begitu? entahlah...saya berdoa semoga yang hadir mampu memahami perkataan Romo yang bertugas minggu ini....
setelah mengikuti misa, kami berjalan kaki lagi kembali ke wisma dan melanjutkan dengan refleksi II yang masih dibawakan oleh Prof. E.G.S. kali ini beliau mengambil dari 1 Yohanes 4:7-21 dengan tema "Di dalam cinta kasih tidak ada ketakutan". ada beberapa hal yang menarik bagi saya, yaitu:
1).bahan ini masih terkait dengan refleksi kemarin malam. kalo kemarin kita diharapkan mampu meyadari keberadaan kita sebagai anak-anak Allah yang sudah semestinya mewujudkan cinta kasih pada HARI INI. maka pertanyaan yang muncul, Bagaimanakah kita hidup hari ini dengan menjalankan kasih?????
Yohanes menyebutkan bahwa ada sesuatu yang menjadi penghalang bagi kita untuk menjalankan kasih dengan sepenuh-penuhnya. bukan dosa yang menjadi penghalang, bukan pula amarah atau kebencian...melainkan KETAKUTAN!!!! ketakutan yang paling hebat adalah TAKUT TIDAK DITERIMA alias TERTOLAK! hal tersebut dapat muncul dari trauma-trauma masa lalu dalam pergaulan / relasi dengan sesama.. dan ketakutan terbesar adalah tidak diterima karena diri sendiri adalah salah kedaden dan pihak yang tidak menerima adalah masyarakat sendiri.
yohanes menamakan penolakan ini sebagai hukuman. kesalahan kita adalah kita sering menganggap hukuman itu sebagai hukuman dari Allah. padahal nih ya...ALLAH TIDAK MENGHUKUM DAN TIDAK MENGHAKIMI...DIA HANYA MENCINTAI SAJA. dan kalau ALLAH MENCINTAI berarti kita diterima...kita diterima sebagai anak-anak ALLAH.
kalau kita mau melakukan perbuatan kasih, kita tidak berangkat dari hukuman atau penolakan melainkan dari penerimaan!!! why? kita sudah diterima, didamaikan, diruwat kalo orang jawa bilang..ruwatan Allah itu ya melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus! Ruwatan ini menjadikan kita ciptaan baru yaitu anak-anak Allah yang harus mampu melakukan kasih...
tapi jangan kira ini proses instan. tidak! hidup baru sebagai anak-anak Allah tidak berlangsung secara instan...butuh proses!!! hari ini disusul dengan hari ini yang berikutnya dan seterusnya..dan kita berjuang untuk semakin lama semakin berani hidup dalam kasih dan akhirnya mengalami bahwa kita tidak ketakutan lagi!
2). ketakutan itu wujud ketidakpercayaan, bukan cuma tidak percaya pada Allah tetapi juga pada sesama manusia. pengalaman keseharian kita juga menunjukkan bahwa orang yang paling kita cintai sekalipun seringkali tidak dapat dipercayai atau diandalkan!!!! dan dibalik mulut manis kata-kata indah mereka seringkali sebenarnya terdapat PENOLAKAN terhadap kita!!!!! nah pengalaman ini seringkali kita proyeksikan kepada Allah dalam bentuk ketidak percayaan kita akan kasih Allah yang tidak menolak kita....
saya teringat doa saya dalam ibadah pertama dalam retreat ini...saya berdoa agar Allah memulihkan saya dan jangan menolak saya...jangan-jangan saya telah salah melihat Allah. artinya, pengalaman-pengalaman tertolak atau ditelantarkan telah menjadikan saya memproyeksikan itu pada Allah...padahal Allah hanya mencintai saya tidak menolak saya sekalipun sesama saya menolak!!! dan saya jadi bercermin pada diri saya sendiri...ketakutan-ketakutan yang muncul dari pengalaman tertolak dan ditelantarkan barangkali telah membuat saya mengandalkan ketakutan itu dan berusaha melindungi diri dari berbagai hal yang menakutkan...termasuk hubungan personal yang serius dan berdasarkan kasih...dan akhirnya hubungan atau relasi saya dengan sesama sangat dangkal....dan seperlunya saja!
hidup tanpa ketakutan itu dijalankan dalam kepercayaan, beriman dan berharap kepada Tuhan...dan percaya kepada sesama manusia... walaupun saya dan Anda akan sering dikhianati, dikecewakan, ditolak, dan ditelantarkan...namun kita tetap harus menjalankan kehidupan ini tanpa ketakutan...biar takut asal jalan terus...lama-kelamaan juga tidak takut lagi....
yah..refleksi ke-2 ini seperti hendak memberi jawab atas apa yang saya alami. saya seperti mendapat moment "AHA" plus gambar lampu yang menyala terang di atas kepala saya...he3...yah saya merasa biar sesama menolak saya tidak menerima keberadaan saya...saya tidak takut untuk tetap menjalin relasi penuh kasih dengan mereka dan terlebih lagi saya dikuatkan dengan kenyataan bahwa ALLAH TIDAK AKAN MENOLAK SAYA!!!! i'm so happy!!!!
inilah yang dapat saya bagikan untuk bekal perjalanan hidup kita masing-masing...semoga bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar