Senin, 27 Februari 2012

Saya dan Kopi

Time_to_drink
Saya doyan kopi.

Setiap pagi harus ngopi.

biar lebih berapi-api.

Kopi secangkir....

kopi dua cangkir...

untuk modal mikir.

saya doyan kopi

aromanya wangi

bikin imajinasi melambung tinggi

saya doyan kopi

setiap pagi harus ngopi

yang lain boleh pergi

tapi kopi tetap di hati

saya doyan kopi

dan Indonesia surganya kopi...

 

 

 

 

 

 

Y. defrita R.

Bandung, 27 Februari 2012

Minggu, 26 Februari 2012

Sepotong catatan di hari keseratus kepergianmu…

p { margin-bottom: 0.08in; }

Funnywow_7e91558e68d12a9d

 

Kalau saja hidup tidak berevolusi, tidak bergerak, kaku diam membeku seperti sosokmu tanggal 19 November 2011 yang lalu, maka selamanya akan menjadi fosil. Dan dulu setengah dari diriku berpikir bahwa sekalipun hidup hanya menyisakan satu detik saja bersamamu yang tidak membeku kaku itu, maka satu detik itu pun akan aku habiskan. Akan aku abadikan. Satu detik yang akan nikmati hanya karena kamu ada di sana. Satu detik yang tidak akan aku lewatkan dengan hal-hal lain. Satu detik yang bahkan aku pun rela membatu di sana bersamamu. Tetapi rupanya sudah menjadi kodrat bahwa hidup memang terus bergerak. Hidup tidak kaku dan beku. Ia begitu cair sampai-sampai alirannya menyeretku tanpa pernah bertanya aku hendak kemana. Hidup yang sedemikian cair ini memaksaku bergerak dan meninggalkan mu dalam kebekuanmu yang membatu.

Skenario perjalanan kita yang bagi sebagian orang dibilang mulus, nyaris tanpa hambatan dan konflik berkepanjangan membuat banyak orang iri dan sekaligus kagum. Tetapi skenario itu pula yang mengharuskan aku berjalan sendiri sekarang di sini. Skenario itu pula yang sudah membuatmu berubah menyejarah. Sejarah yang hanya dapat aku putar di kepalaku seperti kaset rusak. Sementara setiap detik setelah kepergianmu adalah deretan kisah tentang perjuanganku mengatasi sepi, mengatasi duka…

Lama baru aku menyadari bahwa kesempatan bersamamu membuat aku bertumbuh, dan aku tahu pasti kau pun bertumbuh. Dan kau sadar bahwa pertumbuhan itu menyakitkan, tetapi dampaknya begitu luar biasa bagi skenario perjalanan kita. Diam-diam kita sama-sama paham bahwa cinta itu butuh dipelihara, bukan sekedar iming-iming, tetapi cinta yang sudah dipilih itu dilanjutkan di setiap langkah. Dan sekali lagi kepergianmu membuat aku bertumbuh bahwa cinta bukan sekedar kenangan dan pikiran, tetapi ini tentang aku dan kamu. Tentang relasi kita. Tentang bagaimana kita berjuang untuk lebih dewasa dan berarti dalam hidup ini. Tentang terus berjuang sampai garis finish…

Dan kini sudah seratus hari sejak kepergianmu. Tidak ada kata perpisahan, tidak ada ciuman di kening seperti biasa saat kau mengantar aku pergi, tidak ada kata “jangan lama-lama”, atau apapun! Dan aku pun tersadar bahwa kepergianmu bukanlah keputusan kita bersama, tetapi DIA yang memutuskannya untuk kita. Aku pun tersadar bahwa ini adalah perpisahan paling sepi yang pernah aku alami, tanpa aku sesali…

Ya, ini sudah seratus hari sejak kepergianmu. Seratus hari yang penuh perjuangan buatku. Seratus hari paling melelahkan dalam hidupku. Aku berjuang dalam sepi untuk tetap melangkah dan meninggalkan jejak. Seratus hari yang menguntai banyak cerita. Cerita jatuh dan bangunnya aku menapaki skenario perjalanan hidupku sendiri. Tiada teman peziarahan seperti dulu memang, tetapi ada banyak sobat seperjuangan yang selalu menghantarkan ku. Seratus hari yang memang berbeda dalam lembaran hidupku. Seratus hari yang tidak pernah sama lagi. Dan aku tetap menuliskan kisahku…

 

 

Y. defrita R.

Bandung, 26 Februari 2012

Sabtu, 25 Februari 2012

Hamster-part II

p { margin-bottom: 0.08in; }


Hamster_lucu

Setelah mama hamster tiba di kost dan mulai beraktifitas seperti biasa dan termasuk hamster2nya, entah mengapa saya merasa tenang. Ketenangan yang aneh. Tapi mungkin juga dipicu karena rindu saya pada hamster2 itu sudah terpuaskan. Bayangkan saja kandang hamster itu sekarang ada tepat di bawah jendela kamar saya. Gak usah ditanya gimana baunya ya. Tetapi tetap saja saya merasa tenang dan senang.

Kemarin pulang dari rendevouz dengan adik-adik tingkat dan teman saya, saya mendapati bahwa mama hamster sedang bertualang entah kemana. Dia pergi dan hanya meninggalkan catatan di atas kandang hamster demikian bunyinya:

ADA 3 KANDANG, MAKANANNYA DI RAK SEPATU, BAWAH KANDANG

-THX-

NN (nama disamarkan-penulis)

Saya tidak tahu itu catatan ditujukan kepada siapa. Dan saya sebagai tetangga kamarnya juga tidak tahu dia pergi kemana dan akan kembali kapan.

Tanpa disengaja saya mengamati hamster-hamster yang berjumlah 8 ekor (4 dewasa, dan 4 anak-anak hamster) dan menemukan bahwa botol minum bapak hamster 1 sudah habis. Teman saya dengan sigap mengisi botol hijau itu dengan air dan segera memberikan kepada ibu hamster galau yang rupanya kehausan sedari tadi. Menyaksikan ibu hamster galau dan ke-4 anak-anaknya (1 albino hehehe unyu-unyu) yang lagi minum saya geli sendiri. Mereka persis kayak gak pernah minum 3 hari. Gak usah jauh-jauh ke Etiopia buat tahu rasanya orang kehausan dan minum, lihat ibu hamster ama anak-anaknya minum aja udah “ngeh”. Saya yakin kalau bapak hamster 1, ibu hamster galau dan ke-4 anak mereka bisa ngomong, saya ngebayangin mereka akan bilang gini:

Ibu hamster galau (IHG): aduuhhhhh enaknyaaaa akhirnyaaaa minum juga…seharian puasa air sekarang ada yang baik hati ngasih minum. Beda ya ama juragan kita.

Anak 1 : mami, gantian dong…aku kan juga haus

Anak 2 : ihhh kakak, udah dong minumnya gantian aku

Anak 3 : minggir-minggir aku juga haussssss…

Anak 4 : kakak-kakakku apakah kalian sudah selesai minum? Giliranku ya sekarang (ini hamster paling unyu-unyu sekaliii very very mini)

Bapak hamster di kandang bawah: akhirnya ini tempat minum diisi juga…hmmmmm ceglukkk ceglukkk ahhhh ada tenaga buat tritmilll

Serempak : terimakasih mbak ethaaaaaaa……

Wkwkwkkwkwkwkwkwkwkwkkw :D

Bermula dari ngasih minum dan entah gimana ihwalnya bersambut kepada kesadaran bahwa itu kandang hamster warna pink (selanjutnya disebut pink house) yang dihuni sama ibu hamster galau dan ke-4 anaknya bau, pengap dan atapnya berair, saya panik. Saya langsung ngebayangin berada di pink house itu seharian, panas, gerah, pengap, dan baunyaaaaaa yang amat sangat tak terhankan. Entah apakah saya ini termasuk mahluk yang terlalu peka atau terlalu menganggap hamster sebagai sesama saya…ahhhhhhhhhh jadi melow gak jelas gara-gara hamster hehehehehe. Tapi akhirnya temen saya dengan sigap membuka itu kandang dan dia rela nungguin di ruang makan biar si ibu hamster galau gak kabur karena tutup pink house di buka. Saya cuman mikir sampai kapan temen saya dengan setia nongkrong di ruang makan demi si hamster itu. Akhirnya terdorong oleh rasa belas kasihan dan merasa senasib sepenanggungan sama si hamster, saya paksain nanya sama tetangga sebelah kamar lagi yang super duper diaaaammmmmm walaupun namanya adalah nama seekor burung kecil nan cerewet (gak ada hubungannya ternyata). Setelah dapat nomer handphone mama hamster saya mulai “mengadukan” perihal kondisi pink house yang hot dan super pengap. Dia berkali-kali bilang makasih dan maaf karena ngerepotin kami (nyadar juga dia ya, uhhhmmmm makanya jangan suka ninggalin peliharaaan yaaaahhh).Tiba-tiba tante hamster yang di lantai dua turun dengan wajah panik dan segera menuju ke pink house dan melihat keadaannya lalu naik lagi ke lantai dua dan turun membawa kain kasa dan lakban bening. Saya dan temen saya juga jarang banget ngobrol ma nih orang. Boro-boro senyum deh muka dia jutek luar biasa. Tapi gara-gara hamster kami bertegur sapa dan melempar senyum (gimana caranya senyum terlempar ya wkwkwkwkwkwk).

Mulailah tante hamster “bedah rumah” pink house. Bergulat satu jam dengan kain kasa akhirnya tante hamster pun rampung merenovasi pink house. Kini ibu hamster galau dan ke-4 anaknya dapat menghirup udara segar dengan bebas. Uahaaaaaaaa…..saya ngebayangin ada di dalam the new pink house…uhmmmmm betapa leganya dan segarnya sekarang hehehehhee….makasih tante hamster. Tante hamster kelelahan tetapi ibu hamster galau dan ke-4 anaknya pun dapat menghirup udara segar. Saya dan teman saya pun tenang J

Dari persitiwa bersama para hamster malam ini saya belajar bahwa sesungguhnya benarlah lagu

Kalau kau benar-benar sayang padaku

Kalau kau benar-benar cinta…

Cinta itu bukanlah main-mainan

Tapi kenyataan…

Semua bisa bilang sayang

Semua bisa bilang cinta

Apalah artinya sayang tanpa pengorbanan

Si mama hamster yang gaulllll abissss itu emang cinta ama 8 hamsternya. Dia kasih nama mereka satu-satu. Bahkan ada yang dikasih nama seorang artis korea, sungguh malang nasib artis itu kalau dia tahu namanya dijadikan nama hamster wkwkwkwkwkwkwkwk :D Tapi perasaan cinta kan gak cuman lahir lewat pemberian nama doang…gak Cuman lewat pemberian makanan atau minuman doang. Perasaan cinta juga diwujudkan dalam hal memperhatikan kenyamanan dan kelayakan tempat tinggal the eight hamster family juga. Dan yang pasti gak asal ninggal hamster gitu aja hanya dengan secarik catatan informasi tempat makanan hamster dimana. Kalau melihara hewan jangan cuman seneng ngedandanin doang dan ngasih nama tapi yang pasti be responsible dong JGak cuman dalam relasi ma hamster doang ya. Relasi dengan sesama juga gitu. Gak asal ngumbar cinta sana sini tapi juga perhatiin dong kenyamanan orang lain, perhatikan kebutuhan orang itu apa dan apa yang bisa kita lakukan. Semua orang bisa mengumbar kata cinta dan sayang tapi gak semua ngerti artinya dalam sikap hidup sehari-hari. Gak ngerti konsekuensinya. Dan cuman mikir senengnya doang.

Sekali lagi dari mahluk kecil berbulu yang hobi nggigit (saya) ini saya belajar J

Makasih the eight hamster family….

Y. defrita R.

Bandung, 24 Februari 2012

 

Rabu, 22 Februari 2012

Dies Cinerum

Rabu_abu_1
Menurut tradisi gerejawi, hari ini adalah hari Rabu Abu alias Dies Cinerum (hari abu). Memang sih dalam praktiknya lebih banyak umat katolik yang merayakan ketimbang kalangan protestan. Tetapi saya senang akhir-akhir ini sudah banyak gereja protestan yang mulai merayakan hari Rabu Abu. By the way, apa itu Rabu Abu? sejarahnya dan lain sebagainya gak banyak yang tahu (jadi keinget pertanyaan seorang ibu tadi pas Pemahaman Alkitab)...so, coret coret ni dibuat dengan semangat untuk menolong kita "sedikit tahu"...

Di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru abu banyak digunakan sebagai lambang perkabungan, ketdakabadian, dan pertobatan misalnya saja Ester dan Mordekhai menggunakan kain kabung dan abu (Ester 4:1), Ayub yang menyatakan sesal dengan duduk dalam abu dan debu (Ayub 42:6), Daniel yang menubuatkan penawanan Yerusalem ke babel (Daniel 9:3), dan Seruan Yunus kepada Ninewe untuk bertobat (Yunus 3:5-6). Dan Yesus sendiri pun menyinggung soal abu ini kepada kota-kota yang menolak untuk bertobat (Matius 11:21)

Di gereja perdana pun pemaknaan semacam ini turut dilestarikan oleh Tertulianus (160-220) yang mengatakan bahwa pendosa yang bertobat harus hidup tanpa bersenang-senang dengan menggunakan kain kabung dan abu. Lalu Eusibius (260-340) seorang sejarawan gereja perdana mengisahkan seorang bernama Natalis yang datang ke Paus Zephyrinus dengan menggunakan kain kabung dan abu untuk memohon pengampunan.

Ritual rabu abu ditemukan dalam edisi awal Anglo-Gregorian Sacramentory (abad ke-8) yaitu Aelferic yang berkotbah, "Kita membaca Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bahwa mereka yang menyesali dosa-dosanya menaburi diri dengan abu serta membalut tubuh mereka dengan kain kabung sekerang mari kita melakukannya sedikit pada awal masa pra-paskah dengan menaburkan abu di kepala dan kening tanda bahwa kta wajib menyesali dosa-dosa kita".

Di abad pertengahan, mereka yang menghadapi ajal dibaringkan di tanah di atas kain kabung dan diperciki abu. Imam akan memberkati orang yang menjelang ajal tersebut dengan air suci, sambil mengatakan “Ingat engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.” Setelah memercikkan air suci, imam bertanya, “Puaskah engkau dengan kain kabung dan abu sebagai pernyataan tobatmu di hadapan Tuhan pada hari penghakiman?” Yang mana akan dijawab orang tersebut dengan, “Saya puas.”

Setidak-tidaknya sejak abad pertengahan, Gereja telah mempergunakan abu untuk menandai permulaan masa tobat Prapaskah, kita ingat akan ketidakabadian kita dan menyesali dosa-dosa kita.

Sekarang ada banyak gereja protestan yang juga turut merayakan Rabu Abu sebelum memasuki masa pra -paskah bahkan di beberapa sekolah Theologia perayaan RAbu Abu sudah mulai dilaksanakan. Model ibadahnya pun beraneka ragam, ada yang mirip liturgi hari minggu dengan tambahan dan pengurangan di sana sini, ada pula yang mengawinkan ibadah taize dengan meditatif bahkan itu pun masih dikawin silangkan lagi dengan sedikit renungan atau fragmen , bener-bener kreatif :D

Abu yang digunakan biasanya abu dari daun-daun yang dibakar, daun nya pun daun palma, tapi nih ya pengalaman di kampus dulu, abunya bukan dari sisa pembakaran daun tapi kertas yang dibakar ckckckckck emang kakak tingkat saya pada kere aktifffff :D

Tetapi apapun bentuk ibadahnya, dan dari apapun abu itu berasal, perayaan Rabu Abu menolong kita untuk menghayati kehidupan kita selama ini dan semakin mengarahkan hati kita, sikap hidup kita kepada Kristus Yesus yang sengsara, wafat, bangkit demi menebus dosa-dosakita. Biarlah perayaan RAbu Abu tidak berhenti hanya pada olesan abu berbentuk salib di dahi kita tetapi nyata dalam sikap hidup :) karena sejatinya kita hidup manusia itu rapuh, tidak abadi...dari abu kembali ke abu...

Felix qui potuit rerum cognescere causas...

 

Y. defrita R.

Bandung, februari 2012

ada banyak cerita di makan siang....

Makan_siang
Siang ini setelah pemahaman Alkitab bersama dengan beberapa teman meluncur ke sebuah tempat makan tak jauh dari gereja. Sesampainya di sana kami tak perlu ngantri berjubel demi sepiring nasi. Puas mengambil makanan yang kami sukai mulailah kami duduk di bangku yang pendeknya lebih mirip bangku untuk anak TK.

tempat ini unik karena bangunan tua dan yang bikin saya tertegun adalah:

1. dimana-mana ada tulisan berbahasa sunda. bagi saya yang tidak bisa berbahasa sunda ya rada susah memahaminya. Tapi setelah saya cermatin ya ternyata ada terjemahannya. Wah, ngeliat dinding penuh tulisan ini saya keinget dinding di kost-kostan saya. Mulai dari dapur, ruang makan sampai kamar mandi semua ada tulisannya. Isinya macem-macem mulai dari peringatan gak boleh masak masakan yang mengandung babi sampai tulisan berbunyi, "Kalau anak pintar masuk kamar mandi lepas sandal" dalam hati saya, "ya iyalah masak lepas baju di luar".

Kalau di rumah makan lumrah kali ya kita pasang banyak2 peringatan ni dan itu karena orang-orang yang dateng dan masuk kan silih berganti tapi kalau itu terjadi di kost yang notabene orangnya sama rada aneh juga. bisa jadi itu tanda communication break down. alias komunikasi gagal sebagai sebuah komunitas. DAn emang bener dan kerasa banget waktu stay di sana gak ada komunikasi dalam artian musyawarah gitu, semua-semua ditulis ckckckckck ini kemunduran atau kemajuan ya...kalau kita orang yang di gua barangkali tulisan itu bentuk komunikasi ke komunitas kita tetapi ini kan udah beda jaman....ckckckckck mirisssss...

2. Ini yang paling bikin saya nggak ngertiii...

di tempat saya makan siang ini dindingnya ditempelin wajah pahlawan kemerdekaan indonesia. Nah seingat saya gamabr pahlawan nasional itu adanya di dinding kelas pas saya sekolah dulu. Tapi jadi gimana gitu ketika saya lagi asyik menyantap makanan di depan saya, eh ada PAngeran Diponegoro, Imam Bonjol, dan kawan-kawannya menatap ke arah saya. HAduuuhhh itu jambal roti rasanya nyangkut di tenggorokan pas ngliat mata mereka ckckckckckckcck baru ini saya makan di depan Pahlawan Nasional. Temen saya bilang, "Ni yang punya tempat makan ngajak kita mensyukuri kemerdekaan makanya kita bisa makan." hmmmm boleh juga pendapat temen saya ini sekalipun masih tetep aneh aja ngliat Pahlawan Nasional menatap saya yang lagi asyik makan.

Di tempat-tempat makan China tradisional bukan lagi wajah2 pahlawan nasional tapi kalender banyak-banyak di pasang nutupin dinding. temen saya nanya,"apa bagusnya sih dinding ditutupin kalender" Saya asal njawab aja (dia bertanya pada orang yang salah), "Kayak gak tahu aja orang cina kan pelit, ketimbang ribet ngecat dinding tempat makan mending ditutupin kalender hemaaaaatttt" wwwkwkwkwkwkwkwkwk

 

hmmmmm dari makan siang ada banyak cerita yaaaa....

 

 

Y. defrita R.

Bandung, februari 2012

Untitled

Hamster
Pagi ini tetangga kamar saya baru come back dari Jakarta. Dari kejauhan sudah terdengar langkah kaki dan suaranya. Lalu muncullah ia dengan jaket pink dan membawa barang banyak banget. Temannya membantu dia membawakan barang-barang dan dia nyeletuk, "Eh kirain lu bakal ninggal nih hamster di jakarta." Sih tetangga saya njawab, "ah enggak lah aku bakal dimarahin mama aku kalo ninggal nih dara and the fams di jakarta". Mulailah tetangga saya yang saya panggil mama hamster itu menata kandang hamster dan abrang-barang bawaannya yang segambrengggg banyakkknyaaaa (ini untuk menunjukkan banyaknya barang yang dia bawa).

Hmmm...beberapa hari ini emang rada sepi karena gaka da suara roda hamster yang krieeettt krieeeettt dan gak ada hamster tritmilll. Gak ada lagi mama galau hamster yang hobi bunuh diri karena syndrom baby blue. Gak ada lagi kepanikan yang membuat saya menghentikan persiapan kotbah hanya untuk menyelamatkan hamster. DAn emang berasa kosong...sepii....sekalipun suasana di ruang makan jadi tenang....

Somehow sekarang saya ngliat mama hamster tetangga saya dateng bawa hamster peliharaan dia, saya ngerasa tenang...aneh kan. Jangan-jangan selama ini sebenernya saya merindukan aktivitas hamster-hamster tetangga saya. Jangan-jangan selama ini saya sebenernya sudah bsa mengubah gangguan menjadi sesuatu yang justru saya rindukan...haisssshhhhhh wkwkwkwkwkwk

kaget juga menyadari kalau saya ternyata kangen sama bunyi krieeeetttt krieeeettt si hamster galau yang lagi tritmilll itu...

ohhhh welcome home hamsterrrrrr :D

sebenarnya dalam hidup kita ini, ada hal-hal yang kita anggep ngegganggu tetapi pas itu gak ada kita akan ngerasa kosong. Kesibukan kita yang kita anggap ngengganggu tetapi pas kita lagi off, bakal kerasa tuh kosonggnya...

dari persitiwa hamster yang liburan ke jakarta sama mamanya dan saya yang merindukan hamster tu, saya belajar untuk gak cepet2 nganggep sesuatu tu gangguan, dalam hal ini rutinitas saya hehehehe...belajar lebih menghayati :)

 

 

Y. defrita R.

Bandung, 22 februari 2012

Butir-butir kehidupan...Matius 6:19-24

What one we should be doing in this life with all of the treasure we had/ just be generous because we realize that life is short, our money and our money and our possessions will fly away.We should choose who is our master in our life? money or God? treasure or God? if we choose money or treasure they will control our life. But all of the treasure we had comes from God above (psalm 24:1) so, let God control our life to manage the treasure we had from God...

GBU ;)

Selasa, 21 Februari 2012

Four leaf clover in my life

kata orang, daun semanggi atau four leaf clover itu susah di cari dan sekalinya dapet katanya kita bisa dapat keberuntungan. sekalipun saya belum pernah megang itu daun, tapi saya cukup bahagia punya my own four leaf clover yang hidup...
mereka adalah orang-orang yang tidak mudah ditemukan dan tidak mudah dilupakan. Kepribadian mereka, cinta mereka adalah keberuntungan yang menyertai saya. Kita mungkin bertemu dengan banyak orang, tetapi hanya sepersekian yang entah bagaimana memiliki "frekuensi" yang sama dengan kita yang sungguh sulit dijelaskan tetapi begitu adanya...
maka....
Teman baik adalah bonus kehidupan yang dianugerahkan kepada kita karena DIA tahu jalanan ini akan cukup jauh dan akan betapa menyenangkannya jika ada teman baik berjalan bersama -sama....


Thanks to Arivia Novia Susanti, Wahyu Esti Rahayu, Yobelia Karmila Nova Bili and Ayub sekti for always cheers up my  way ^_^ thank you guysssss...i love you











Y. defrita R
bandung, 2012

FRIEND or UNFRIEND??

Fenomena jejaring sosial macemnya facebook memperkenalkan suatu istilah baru yaitu UNFRIEND. Fasilitas ini memungkinkan kita untuk menghapus seseorang dari jejaring pertemanan kita. Alasannya macem-macem mulai dari tidak suka, bermusuhan, update status yang mengganggu dan masih banyak lagi sejuta alasan yang mendorong seseorang meng-klik atau meng-touch pilihan UNFRIEND.
Tadinya saya tidak terlalu memperhatikan fasilitas yang satu ini sampai suatu ketika saya menggunakannya untuk men-unfriend seseorang dari jejaring pertemanan saya karena mengganggu sekali sikapnya. Tetapi kemudian lama saya merenungkan fasilitas unfriend yang disediakan oleh facebook dalam kaitannya dengan kehidupan nyata.
Di dalam kehidupan sesehari kita berteman dengan banyak orang sepaket dengan berbagai macam latar belakangnya. Bahkan dalam sehari mungkin kita menjalin satu atau dua pertemanan baru, yang bagi saya jumlah ini cukup besar hehehehehe. Uniknya pertemanan di dunia nyata adalah ia selalu menampilkan kejutan-kejutan yang tidak pernah diduga.
Misalnya saja nih, kita bertemu si A, dalam pertemuan pertama jelas kita tidak dapat langsung mengetahui PROFIL orang tersebut. Kita tidak dapat mengetahui MUTUAL FRIEND dia dengan kita. Apalagi jejak rekam dia di WALL kehidupannya dan PHOTOS ALBUM orang tersebut. YAng kita ketahui hanya kesan kita bercakap dengan orang tersebut. yang lain-lain itu menyusul kalau kita dapat terus ber-FRIEND dengan orang tersebut. Tetapi di jejaring sosial, sangat dimungkinkan kita segera tahu profilnya, wallnya, foto2nya bahkan catatannya itu pun kalau tidak di private oleh si empunya. Namun apa yang kta saksikan di sana kadangkala bukanlah diri orang itu sebenarnya, barangkali hanya sepersekian persen saja dari diri orang tersebut yang ia ijinkan untuk dilihat publik.
Dan kemarin setelah mendengar kisah seorang kawan, saya kembali terhenyak dengan istilah FRIEND dan UNFRIEND ini. Di jejaring sosial macam facebook sangat dimungkinkan dan dilegalkan kita mengklik atau meng-touch fasilitas UNFRIEND tanpa perlu merasa 'gimana-gimana", tanpa perlu merasa gak enak dan seterusnya. tetapi di dalam dunia nyata kondisinya tidak lah semudah mengklik atau meng-touch fasilitas UNFRIEND.
di facebook kita dapat menerima si A sebagai teman dan semenit kemudian kita menghapus dia dari lingkaran pertemanan kita. Tetapi di dunia nyata tidak pernah semudah itu. Bahkan sekalipun orang lain yang kita anggap sebagai teman baik itu menyakiti kita, tidak akan pernah mudah bagi kita mengklik UNFRIEND dan menghapusnya dari pertemanan kita. Paling banter kita cuman bisa sakit hati, sedikit bersikap tega, atau mendiamkan atau bahkan melabrak tapi sulit bagi kita untuk benar-benar menghapusnya dari pertemanan kita...
namun makin lama direnungkan saya baru menyadari bahwa ternyata fenomena meng-klik UNFRIEND ini juga sudah merasuk ke dalam dunia nyata. Di kost-saya seumpama,saya dengan mudah menyaksikan siapa yang FRIEND dengan siapa dan siapa yang sudah di UNFRIEND. Entah ada apa dengan pola pertemanan kita saat ini.
Tindakan meng-unfriend orang lain bukan hanya dalam bentuk tidak menyapa dan tidak melibatkan orang tersebut tetapi ada yang "sedikit halus tapi nusuk". Suatu ketika di ruang makan kost tempat saya tinggal saya mendengar percakapan yang unik karena baru kali ini saya dengar.
B: kenapa muka lo butek banget?
A; iya nih gw stuck ama TA gw. udah nggak tahu mau nulis apa lagi. gw pengen nyerah aja deh
B: oh gitu. gw sih enggak stuck dan gw enggak bakalan nyerah sama TA gw.
dan sekonyong-konyong si B ninggalin si A yang galau dengan TA nya melongo di ruang makan.
lain waktu lagi....
C: eh gimana nh gw belum kelar, aduuhhh besok kumpul pagi lagiiiii uaaahhhh gw pusingggg
A: oh susah ya punya gw mah udah kelar
C menangis di ruang makan
C: lu bisa gak temenin gw jalan sore ini gw butuh udara seger nihhh gw stressss bangett
A: sorry gw musti ngerjain tgas gw, bye.
A ngeloyor pergi nutup pintu kamar, C nangis.

inilah saya maksud tadi dengan "sedikit halus tapi nusuk" tadi. Sejatinya mereka berteman sering hangout bareng dan berhahahah hihihi bersama tetapi dalam kasus-kasus tertentu mereka mengaktifkan UNFRIEND mereka dan fokus dengan pekerjaan amsing-masing.
Saya bingung dengan definisi pertemanan masa kini. Mengapa pola pertemanan di dunia maya antah berantah itu merasuk ke dalam pola pertemanan di dunia nyata. Bahkan seolah-olah UNFRIEND itu tidak hanya ditandai dengan tidak adanya kontak tetapi tidak adanya perhatian kepada teman yang lain...pertemanan bukan juga pemanfaatan...pertemanan bukan juga berarti selalu ada pihak yang berkorban dan dikorbankan....
so, bagaimana dengan pertemanan kita masing-masing selama ini???



Y. defrita R
Bandung, 21 Februari 2012

Selasa, 14 Februari 2012

MAKA HIDUP PUN DI’KW’KAN….

p { margin-bottom: 0.08in; }


[[posterous-content:pid___0]]

Akhir-akhir ini saya lagi demen mendengarkan lagu-lagunya Alm.Om Chrisye. Bukan karena fans berat tapi memang lagi pengen aja. Mungkin juga karena lagu-lagunya sederhana tanpa menjadi biasa-biasa aja. Puitis tanpa menjadi terlalu rumit dijangkau rasa dan nalar. Entah kebetulan apa enggak, ada dua lagu dalam track yang saya dengarkan menyinggung soal “PALSU, KEPALSUAN”. Sebenarnya bukan sesuatu yang “wah” tapi setelah saya berpikir lagi ditambah merenung di wc maka lagu ini bener-bener “kena”. Simak saja lagu “Anak Manusia”

Suatu hari ku dengar

Percakapan dua anak manusia

Mempertanyakan asal mula jadinya dunia

Yang satu berpendapat begitu lugu

Bercerita penuh fantasi

Dikatakan bahwa dunia tercipta di malam hari

Ku teringat kembali kenangan semasa kecil

Hingga kini ku dewasa tak hentinya ku bertanya

Mengapa dunia yang setua ini tak beranjak dewasa

Atau mungkin saja dunia tercipta di ujung kutuknya

Ooo..sampai kapankah semua ini

Sandiwara kehidpan manusia kan berakhir

Ku tak sanggup ‘tuk menahan lagi

Derita batinku yang sekian lama

Menyaksikan kepalsuan dunia.

Hmmm…syair dan melodi yang sederhanya tapi coba perhatikan kalimat-kalimatnya. Bermula dari pertanyaan sederhana dua bocah tentang asal mula dunia. Ini bukan pertanyaan konyol hanya karena ia ditanyakan oleh bocah. Tapi ini pertanyaan filsafati. Kata orang Jawa sangkan paraning dumadi bertanya tentang asal mula terjadinya segala sesuatu. Pertanyaan yang sebetulnya “berat” dijawab “ringan” dan penuh fantasi oleh bocah yang lain bahwa dunia diciptakan di malam hari. Entah apa maksudnya, apakah ia pernah dengar kisah semacam ini atau memang murni imajinasi seorang bocah semata. Tetapi percakapan bocah-bocah ini rupa-rupanya terbawa sampai seseorang dari dua bocah tadi sudah dewasa entah berapa usianya. Pertanyaan sederhana seorang bocah yang kemudian ketika ia dewasa bersinggungan dengan fakta dunia yang sarat “kepalsuan”. Ia pun tak dapat menahankan diri lagi berhadapan dengan kepalsuan dunia. Entah apa bentuk kepalsuannya hingga ia tak tahan lagi tapi satu hal ia masih memelihara “jiwa seorang bocah” dalam hatinya yang enggan berhadapan dengan kepalsuan. Barangkali ia ingin seperti masa-masa ketika ia masih bocah. Lalu simaklah lagu “Damai BersamaMu”

aku termenung di bawah mentari

di antara megahnya alam ini

menikmati indahnya kasihMu

ku rasakan damainya hatiku

sabdaMu bagai air yang mengalir

basahi panas terik di hatiku

menerangi semua jalanku

ku rasakan tentramnya hatiku

jangan biarkan damai ini pergi

jangan biarkan semuanya berlalu

hanya pada Mu Tuhan tempat ku berteduh

dari semua kepalsuan dunia

Bila ku jauh dari diriMu

Akan ku tempuh semua perjalanan

Agar selalu ada dekatMu

Biar ku rasakan lembutnya kasihMu.

Dalam lagu ini pun, katakanlah jika sosok “ia” yang saya sebutkan di atas tadi adalah orang yang sama maka ia mengakui bahwa dunia memang sarat kepalsuan dan tempat ia tidak berjumpa dengan kepalsuan adalah ketika ia bersama Tuhan. Dalam hidup keberagamaan kita saat ini justru banyak hal yang dipalsukan semata-mata demi keuntungan pihak-pihak tertentu. Ayat-ayat Sabda Tuhan pun ikut-ikutan diolah sedemikian rupa sehingga sesuai dengan maksud hati si penyaji. Sebetulnya fenomena ini sudah marak dalam hidup jemaat Korintus seperti yang disindir oleh Paulus di 2 Korintus 4:2. Kalau keberagamaan dan keberibadahan saat itu saja sudah sarat dengan “pemalsuan” maka Paulus menampilkan yang berbeda, dia tidak mau ikut-ikutan memalsukan segala sesuatu hanya untuk kepentingannya. Maka benarlah jika si “ia” yang merasakan keteduhan di hadapan Sang Khalik justru ketika ia menikmati ciptaan Sang Khalik. Ia merasa diri bebas dari KEPALSUAN ketika ia memandang alam semesta. Bahkan ia rela menempuh apapun juga hanya demi “berteduh barang sejenak” dari kepalsuan dunia yang sudah menggerogoti banyak hal. Mungkin saking banyaknya sampai kita tak dapat lagi membedakan mana yang palsu mana yang asli.

Sama seperti ketika saya disodori sebuah foto oleh teman saya. Foto ini membekukan seorang perempuan yang bagi saya sangat cantik kalau pembandingnya adalah saya. Tubuhnya sangat proposional. Kulitnya jelas terawat dibanding kulit saya. Rambutnya ditata dengan seksama, bukan asal beres seperti saya hehehe…dan dia memenangkan sebuah penghargaan kontes kecantikan. Sebetulnya tidak mengejutkan karena ia memang cantik adanya. Tapi yang bikin saya meringis adalah ketika teman saya cerita bahwa perempuan di dalam foto itu sebetulnya lelaki. Transgender istilah bekennya dan memang sudah dilakukan oleh banyak orang terlepas dari perdebatan etis dan teologisnya. Wealadalah saya ketipu ternyata. Sulit membedakan mana yang perempuan tulen dan mana yang sudah mengalami transgender, lebih-lebih kalau memiliki kemampuan olah vokal yang baik, makin lieur.

Lain hari teman saya heboh cari tas di Online shop. Sungguh untuk yang satu ini saya belum sreg mungkin saya tipe tradisional ya jadi masih lebih memilih belanja yang face to face baik sama penjualnya (biar bisa nawar hehehehe…) juga sama barangnya. Hanya sekali saya beli buku lewat online dan itupun karena yang jual temannya teman saya dan spesifikasi bukunya jelas. Balik ke temen saya tadi. Dia ingin mencari tas dengan merk yang terkenal, yang aslinya seharga 200 juta dan hanya bisa dibeli di Paris sana. Itupun buat masuk butiknya dibatasi orangnya, waktunya dan pembelanjaan barangnya. Temen saya bukan anak pejabat yang gampang narik duit. Maka jelas ia tak akan membeli tas seharga 200 juta itu tapi ia mencari KW-nya. Saya yang awam soal per”KW”an sungguh dibuat berdecak kagum dengan wawasan teman saya ini. Dia rela menjelaskan kepada saya persoalan KW tadi. Maka setelah ia presentasi soal KW itu apa, ia pun memutuskan beli yang KW 2. Saya yang pura-pura mengerti (upsss…maaf ya) cuman manggut-manggut aja dengan keputusannya. Setelah menanti seminggu datanglah tas KW 2 yang memang sulit dibedakan dari aslinya (mungkin karena saya awam ya). Mulai dari zippernya, logonya, coraknya, rantainya, semuanyalah. Dengan bangga dia menenteng tas itu mondar-mandir di kamar sambil nyerocos berterimakasih pada orang-orang di Republik Rakyat China sana yang jenius menciptakan ide cemerlang sehingga tas KW pun kini punya zipper yang sama dengan yang asli. Dalam hati saya berterimakasih dia menjelaskan panjang lebar dan tidak menjadi jengkel karena saya banyak bertanya. Beberapa bulan kemudian dia mengeluh soal zipper tas yang mulai ngadat dan sering ngajak berantem begitu istilahnya kalau ia tergesa-gesa ingin membuka atau menutup tas. Hmmm…KW mah tetep KW begitu komentar saya yang membuat dia semakin manyun dan merutuki tasnya.

Wah..wah..wah…tidak hanya soal ayat-ayat yang diolah sedemikian sehingga “pesan”nya dipalsukan, tidak hanya soal identitas diri, dan bukan cuman perkara tas yang dipalsukan, sikap pun demikian adanya. Memang hidup ini adalah sebuah sandiwara yang digelar di atas panggung yang maha besar, tetapi coba perhatikan seringkan kita bertemu dengan orang yang di depan kita begitu baik bahkan teramat baik, tetapi di belakang kita dapat menusuk kita dengan sangat menyakitkan. Pernahkan kita bertemu dengan orang yang di depan kita meminta-minta pertolongan kita tetapi di belakang kita malah dengan sengaja menjatuhkan kita, entah apapun maksudnya apakah pencitraan diri atau apapun itu. Memang hidup ini sandiwara, tetapi cobalah bermain dengan lebih “jujur dan murni”.

Maka wajar bertemu dengan kepalsuan demi kepalsuan yang lahir di dunia ini membuat si “ia” itu menjadi lelah. Mencoba bertahan tak ikut arus dan tetap menjadi murni, pengorbanan batin meyiksa siang dan malam. Hah, maka bersama Alm. Om Chrisye saya bertanya, “Mengapa dunia yang setua ini tak beranjak dewasa?” Mengapa kepalsuan menjadi semacam virtue? Apa ada yang salah ketika kita menampilkan “yang tidak palsu?”

Agama, ayat-ayat, sabda, sikap, barang, identitas diri, masalah, kepentingan, semua dapat dipalsukan. Entah kemajuan jaman atau kebobrokan mata hati muasalnya. Maka berdiri menikmati karyaNya menjadi suatu tempat berteduh. Berteduh barang sejenak sambil mengatur nafas yang memburu karena jengkel dan marah sebelum mengatur dan menapak langkah kembali berjumpa dengan kepalsuan demi kepalsuan yang terajut “indah” hingga tak kentara mana yang asli mana yang palsu. Semoga dalam perteduhan itupun kita menemukan “kemurnian dan kesegaran” untuk terus bertahan dan tidak menjadi serupa dengan yang palsu-palsu itu dan mainkanlah sandiwara ini dengan jujur dan murni sebagai aktor dan aktris yang sudah Ia pilih….

 

 

 

 

Bandung, 14 Februari 2012

Y. defrita R.

 

Kamis, 09 Februari 2012

Galau...galau...galau...

Aku_galau
Entah ada apa dengan negara ini ya, setelah beberapa saat lalu heboh dengan ucapan "lebay" dan "alay" yang konon masih eksis sekarang malah semarak kata "galau". Dikit-dikit orang ngomong galau... wew ada juga yang kreatif membuat akronim dari galau biar rada berbau rohani. Tapi apa sih galau itu?

Di halaman 407 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi IV (2008), dikatakan “galau” berarti kacau (tentang pikiran); “bergalau” berarti (salah satu artinya) kacau tidak keruan (pikiran); dan “kegalauan” berarti sifat (keadaan hal) galau. sedangkan enurut Thesaurus:

galau a berat otak, bimbang, bingung, cemas, gelisah, hilang akal, kacau, karut, keruh, khawatir, kusut, nanar, pakau, resah, ribut, risau, semak hati, senewen, sesat pusat, terombang-ambing, was-was;

kegalauan n kebingungan, kecemasan, kegelisahan, kekhawatiran, kepanikan, keresahan

hmmm kalau artinya demikian, apakah bisa dibilang sekarang ini banyak orang yang sedang bimbang, cemas, resah, bahkan hilang akal? well bisa aja. Entah karena tekanan pekerjaan, putus cinta, ditolak, dicuekin, dimusuhin, bingung ama masa depan de el el penyebab dari ke-galau-an. mulai dari masalah pribadi sampai urusan negara...bisa jadi pemicu galau. mungkin aja kan sekarang mbak Angelina Sondakh dan Om Anas Urbaningrum juga galau. See, galau gak cuman jadi penyakit anak muda yang biasa dijulukin "ABABIL" alias abg labil. Galau menjangkiti semua lapisan usia di negara ini.

Galau bisa aja pergi ketika kita tidak hanya fokus pada hal-hal yang negatif yang bahkan kadang belum terjadi misalnya resah akan hari esok. Well, keresahan kita gak akan berimbas apa-apa untuk hari esok. Paling banter badan diserang penyakit lantaran resah mulu. Ketimbang meresahkan atau mengkhawatirkan sesuatu yang belum tentu terjadi, mending nyiapin diri untuk ngerjain apa yang bisa dikerjain hari ini dan dengan begitu kita bisa mengatakan gaudeamus hodie alias "let us rejoice today" hehehehe...

dan dalam konteks ini saya mengamini perkataan seorang lelaki dari Tarsus,"Akhirnya, Saudara-saudara, isilah pikiranmu dengan hal-hal bernilai, yang patut dipuji, yaitu hal-hal yang benar, yang terhormat, yang adil, murni, manis, dan baik."(Filipi 4:8 versi Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari). 

Pikiran kita itu bisa mempengaruhi semuanya kalau kita tidak hati-hati. JAdi daripada pikiran kita enggak karuan, senewen, kacau, dan keruh mending melatih diri dengan memikirkan hal-hal yang positif, sekalipun diprovokasi buat mikir yang negatif, upayakan untuk mikir positif. Selain jiwa sehat badanpun ikutan sehat...

stop galau, start to positive thinking :)

 

Bandung, hujan. 9 Februari 2012

Y. defrita R.

 

Rabu, 01 Februari 2012

ANTARA INUNG DAN KUMIS

p { margin-bottom: 0.08in; }

 


Kumis_kartun

Inung memang beda dengan yang lainnya. Ketika gadis belia seusianya sibuk dengan sosok lelaki berwajah a la aktor Korea, Inung tidak bergeming. Ketika semua gadis berteriak histeris menyaksikan para lelaki persilangan kartun dan harajuku meliuk dan menyanyi, Inung tetap tenang bak arca. Ketika kamar para gadis seusianya dipenuhi oleh wajah-wajah lelaki berpotongan cathcy dan berwajah oriental nan modis, dinding kamar Inung sepi. Pernah aku mencoba memancing pembicaraan mengapa sich gadis ABG seperti dia justru mengambil langkah berbeda. Bukannya dijawab, dia malah nyelonong masuk ke dapur. Puas meninggalkanku dengan secangkir kopi di warung ibunya. Inung memang bikin bingung.

Entah mengapa fenomena Inung menandingi Ayu ting-ting. Tiba-tiba saja Inung menjadi headline news di pos kamling, di tukang sayur, di arisan, di pengajian, di semua pelosok kampung yang tak seberapa luasnya ini. Dan keresahan pun merembes ke dalam lingkaran keluarga Inung yang ternyata juga tak tahu perihal keanehan putri mereka. Tetapi yang menakjubkan adalah Inung yang ditahbiskan menjadi News Makers of The Month tetap diam seribu kata bak Desy Ratnasari dengan jargon no commentnya. Entah karena memang dari orok sudah pendiam, atau diam-diam dia berbakat menjadi artis. Sungguh Inung menjelma menjadi gadis ABG yang bukan sekedar merebak kegalauan tetapi kebingungan.

Bulan demi bulan sudah berganti dan kabar soal keanehan Inung sedikit mereda. Inipun karena usaha keras Pak RT yang ingin menjadikan kampung kami kampung bebas gossip. Sungguh idealisme yang terlampau ideal karena di setiap bilik selalu ada bisik-bisik. Tiba-tiba menjelang kenaikan kelas, Inung mau buka mulut. Dia mau mengadakan konferensi pers di hadapan keluarganya. Dia mau berkisah tentang keanehannya. Maka hari itu Ibu Imah membuka warungnya cukup setengah hari, Pak Badrun ijin masuk kerja setengah hari, dan Sari juga Yato bersepakat untuk membolos saja demi mendengar Inung membuka kisah. Sungguh Inung menjelma selebritis yang beritanya dinantikan sekerumunan orang.

Sore itu nampaklah rumah pak Badrun senyap. Dengar-dengar dari Suma pembantu mereka, Inung menyelenggarakan konferensi persnya di ruang makan. Dan dengar dari Suma pula, si Inung bercerita bahwa selama ini ia hanya tertarik pada lelaki berkumis. Pak Badrun rupanya tak puas dengan jawaban gadisnya yang baru berusia 14 tahun itu. Maka demi menjawab ketidakpuasahan ayahandanya, Inung menceritakan bahwa sejak TK ia sudah mengidolakan lelaki berkumis. Dan demi sebuah penegasan akan keyakinan, Inung bersabda bahwa kelak ia akan menikahi lelaki berkumis. Bu Imah yang syok mendengar sabda putri bungsunya segera mencecar dengan beragam pertanyaan. Seolah tiada lelah, Inung meladeninya dengan telaten persis seperti bu Imah yang telaten meladeni pembeli di warungnya. Dengan ketenangan yang luar biasa, Inung menyudahi penjelasannya dan bergegas masuk ke dalam kamar.

Demi penasaran yang sudah merangsek sampai ke ubun-ubun, Sari dan Yato berlomba menjegal langkah adiknya dan menerobos masuk ke sarang Inung. Inung malang terpojok bersama lengan Yato yang mengekang geraknya. Tertunduk dalam diam Inung meradang. Segera bu Imah dan pak Badrun menyidak kamar Inung. Terbelalaklah mata mereka menyaksikan seluruh dinding kamar Inung tidak sesepi kabar orang. Foto berukuran poster terpampang di setiap sudut tembok kamar. Bu Imah sempoyongan menyaksikan seluruh wajah di foto-foto tersebut adalah wajah lelaki berkumis!

Dan demi rasa penasaran, uang dua puluh ribu ku selisipkan di tangan Suma yang menjadi narasumberku. Suma senyum-senyum makin membuat aku penasaran wajah lelaki berkumis siapakah itu. Ketakutan karena ku ancam, Suma angkat bicara. Terbata-bata dia berucap, “Wajah….wajah…wajah…mu”.

 

 

 

 

p { margin-bottom: 0.08in; }

Bandung, akhir Januari 2012

Y. defrita R.

Inspirasi dari celoteh teman tentang kumis J